Kunci Dunia - Keseimbangan Beribadah Dan Bekerja
Kunci Dunia - Keseimbangan Beribadah dan Bekerja, dirangkum dari banyak sekali ringkasan kunci dunia yang terlupa, kunci dunia bersamamu, dunia chord, sukses dunia alam abadi dari nabi.
يَا أَيُّهاا لَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (9) فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (10) وَإِذَا رَأَوْا تِجَارَةً أَوْ لَهْوًا انْفَضُّوا إِلَيْهَا وَتَرَكُوكَ قَائِمًا قُلْ مَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ مِنَ اللَّهْوِ وَمِنَ التِّجَارَةِ وَاللَّهُ خَيْرُ الرَّازِقِينَ (11
"Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan salat Jumat, Maka bersegeralah kau kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. yang demikian itu lebih baik bagimu jikalau kau mengetahui. Apabila telah ditunaikan salat, Maka bertebaranlah kau di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kau beruntung. Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kau sedang berdiri (berkhatbah). Katakanlah: "Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan", dan Allah Sebaik-baik pemberi rezki."(QS. Al-Jumuah : 9-11).
Akan tetapi, janganlah tergesa-gesa. Kerjakanlah ibadah Jumat dengan hening dengan mengaharap rida Allah Swt. Semakin jauh jarak seseorang dalam menempuh perjalanan menuju masjid, maka semakin besar pula pahala yang akan didapatkan dalam memperoleh keutamaan Jumat. Hal ini sesuai dengan perjuangan yang ia kerjakan. Biasanya orang yang tiba menuju masjid itu diubahsuaikan dengan keadaannya.
Di dalam ritual Jumatan itu ada dua ibadah. Pertama berupa salat dan yang kedua berupa khutbah. Mulanya khutbah Jumat itu dikerjakan sehabis mengerjakan salat Jumat. Akan tetapi, kemudian dipindah sebelum salat Jumat. Khutbah Jumat ini sebagai gantinya salat Jumat. Makanya ada sebagian pendapat yang menyampaikan bahwa khutbah Jumat ini harus memakai bahasa Arab lantaran salat itu memakai bahasa Arab. Selain itu, khutbah Jumat ini hendaknya berisi ilmu agama bukan ilmu umum.
Khutbah Jumat itu juga sanggup disebut dengan zikir lantaran mengandung banyak zikir. Terlebih ilmu yang terkandung di dalamnya. Karena ilmu itu sendiri merupakan zikir. Allah berfirman;
فَاسْأَلُواْ أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ (43
"Maka bertanyalah kepada orang yang memiliki pengetahuan jikalau kau tidak mengetahui." (QS. An-Nahl : 43).
Salat juga sanggup disebut dengan zikir. Bahkan salat yaitu pokok dari pada zikir. Tidak menyerupai sebagian orang yang menyampaikan bahwa untuk hingga kepada Allah harus melalui suatu Tarekat yang di dalamnya banyak bacaan zikir. Allah berfirman;
{ أَقِمِ الصلاة لِذِكْرِي } [ طه : 14 ]
"Dirikanlah salat untuk mengingat aku." (QS. Thaha : 14)
Tatkala salat Jumat sudah usai dikerjakan, seseorang boleh eksklusif bergegas menuju pekerjaannya lagi. Mereka tidak usah membaca wirid. Hal yang semacam ini bahkan sanggup menjadi wajib bagi mereka yang membutuhkan, menyerupai para pekerja pabrik yang jadwalnya sudah diatur oleh majikannya. Jika mereka berzikir dikawatirkan akan ketinggalan dalam pekerjaannya.
Mereka yaitu orang-orang yang memiliki uzur. Akan tetapi, bagi yang tidak memiliki uzur hendaknya mereka membaca zikir sebagaimana yang diajarkan oleh syariat Islam. Dan kalau bisa, mereka juga mengerjakan salat Qobliyah dan Ba’diyah.
Seseorang harus memiliki kesibukan yang ada manfaatnya. Jangan hingga menganggur. Sebab, pengangguran itu hanya akan mengakibatkan kerusakan. Kerusakan juga ditimbulkan oleh orang yang tidak memiliki keinginan yang luhur. Kedua permasalahan ini jikalau dibiarkan akan merusak tatanan negara yang sudah terbangun rapi.
Islam yang tiba ke suatu kawasan atau negara itu membawa suatu kemakmuran. Namun, Islam yang tiba di negara Indonesia ini terutama pulau Jawa itu aneh. Kemakmuaran umat Islam belum dicapai sepenuhnya. Masih banyak orang yang tirakatan. Tirakat ini disebabkan lantaran penyebar agama Islam di Jawa juga tirakatan. Mereka bertirakat alasannya harus mengahadapi orang Hindu-Budha yang hebat tirakat dan memiliki ilmu yang sakti mandraguna. Dari keadaan ini, mengahruskan Wali Songo dan penyebar agama Islam di Jawa harus bertirakat. Seperti tirakatnya Nabi Musa As selama 40 hari.
Islam tiba menyuruh umatnya untuk berzikir dan bekerja. Berzikir bertalian dengan dilema alam abadi dan bekerja berafiliasi dengan dilema dunia.
Jika ingin maju dalam dilema dunia, maka hendaknya dunia tadi dihiasi dengan hiburan dan permainan menyerupai insiden yang terjadi pada masa Rasulullah Saw. Peristiwa itu terjadi ketika Rasulullah Saw sedang membacakan khutbah Jumat di masjid Madinah.
Pada ketika itu, ada rombongan tiba dengan membawa dagangannya yang diiringi dengan lahwunnya. Sehingga, para sahabat Nabi Muhammad Saw banyak yang keluar dari masjid untuk ikut mengerumuni rombongan dagang tadi. Semuanya keluar kecuali dua belas sahabat yang masih setia mendengarkan khutbah yang dibacakan oleh Rasulullah Saw.
Rayuan dunia memanglah menyerupai itu. Terkadang saking sulitnya mencari dunia, ada sebagian orang yang siang-malam waktunya hanya untuk bekerja mencari dunia. Padahal mereka masih saja kekurangan dalam urusan dunia. Berbeda dengan wali-wali Allah yang selalu berzikir mengingat Allah. Justru dunia telah mendatangi mereka. Secara Hakikat dunia itulah yang harus mendatangi kita, namun secara Syariat kita yang harus mencari dunia tersebut.
Rizki yang mendatangi kekasih-kekasih Allah yang didatangkan dari nirwana itu tidak menciptakan orang mengeluarkan kentut dan buang hajat. Hal ini berbeda dengan rizki yang diambil dari dunia. Rizki dari nirwana menyerupai yang telah diberikan Allah kepada Maryam binti Imran, Imam as-Syadzili dan Imam al-Ghazali.
Rizki Allah selalu ditebarkan di muka bumi ini. Semua makhluk menerima rizki yang telah dijanjikan Allah. Hal ini tidak menafikan ikhtiyar insan dalam mencari rizki. Terlebih orang yang bertaqwa yang rizkinya telah dicukupi Allah. Hewan saja mendapatakn rizki dari Allah, apalagi insan tentunya lebih dari itu. Allah Swt berfirman;
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
"Dan tidak ada suatu hewan melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya." (QS. Huud : 6).
Umat Islam harus mengulurkan tangannya untuk membantu rizki saudaranya yang masih kekurangan. Hal ini sejalan dengan apa yang telah diperintahkan Rasulullah Saw yang menyuruh sahabatnya yang kecukupan untuk membantu sahabatnya yang masih dalam kekurangan.
Catatan : Artikel ini disarikan dari pengajian tafsir Syaikhina Maimoen Zubair pada 27 Mei 2012 dengan kajian Tafsir surat Al-Jumuah ayat 9-11.
Sekian dulu sobat sedikit membuatkan ihwal Kunci Dunia - Keseimbangan Beribadah dan Bekerja ini, semoga bermanfaat untuk kita semua.
يَا أَيُّهاا لَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (9) فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (10) وَإِذَا رَأَوْا تِجَارَةً أَوْ لَهْوًا انْفَضُّوا إِلَيْهَا وَتَرَكُوكَ قَائِمًا قُلْ مَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ مِنَ اللَّهْوِ وَمِنَ التِّجَارَةِ وَاللَّهُ خَيْرُ الرَّازِقِينَ (11
"Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan salat Jumat, Maka bersegeralah kau kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. yang demikian itu lebih baik bagimu jikalau kau mengetahui. Apabila telah ditunaikan salat, Maka bertebaranlah kau di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kau beruntung. Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kau sedang berdiri (berkhatbah). Katakanlah: "Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan", dan Allah Sebaik-baik pemberi rezki."(QS. Al-Jumuah : 9-11).
Kunci Dunia - Keseimbangan Beribadah dan Bekerja
Hari Jumat merupakan hari besarnya umat Islam. Di hari itu, Allah mewajibkan hamba-Nya yang beriman untuk menjalankan ibadah salat Jumat. Mereka dianjurkan untuk bergegas menuju masjid untuk menjalankan ritual ibadah Jumat.
Akan tetapi, janganlah tergesa-gesa. Kerjakanlah ibadah Jumat dengan hening dengan mengaharap rida Allah Swt. Semakin jauh jarak seseorang dalam menempuh perjalanan menuju masjid, maka semakin besar pula pahala yang akan didapatkan dalam memperoleh keutamaan Jumat. Hal ini sesuai dengan perjuangan yang ia kerjakan. Biasanya orang yang tiba menuju masjid itu diubahsuaikan dengan keadaannya.
Di dalam ritual Jumatan itu ada dua ibadah. Pertama berupa salat dan yang kedua berupa khutbah. Mulanya khutbah Jumat itu dikerjakan sehabis mengerjakan salat Jumat. Akan tetapi, kemudian dipindah sebelum salat Jumat. Khutbah Jumat ini sebagai gantinya salat Jumat. Makanya ada sebagian pendapat yang menyampaikan bahwa khutbah Jumat ini harus memakai bahasa Arab lantaran salat itu memakai bahasa Arab. Selain itu, khutbah Jumat ini hendaknya berisi ilmu agama bukan ilmu umum.
Khutbah Jumat itu juga sanggup disebut dengan zikir lantaran mengandung banyak zikir. Terlebih ilmu yang terkandung di dalamnya. Karena ilmu itu sendiri merupakan zikir. Allah berfirman;
فَاسْأَلُواْ أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لاَ تَعْلَمُونَ (43
"Maka bertanyalah kepada orang yang memiliki pengetahuan jikalau kau tidak mengetahui." (QS. An-Nahl : 43).
Salat juga sanggup disebut dengan zikir. Bahkan salat yaitu pokok dari pada zikir. Tidak menyerupai sebagian orang yang menyampaikan bahwa untuk hingga kepada Allah harus melalui suatu Tarekat yang di dalamnya banyak bacaan zikir. Allah berfirman;
{ أَقِمِ الصلاة لِذِكْرِي } [ طه : 14 ]
"Dirikanlah salat untuk mengingat aku." (QS. Thaha : 14)
Tatkala salat Jumat sudah usai dikerjakan, seseorang boleh eksklusif bergegas menuju pekerjaannya lagi. Mereka tidak usah membaca wirid. Hal yang semacam ini bahkan sanggup menjadi wajib bagi mereka yang membutuhkan, menyerupai para pekerja pabrik yang jadwalnya sudah diatur oleh majikannya. Jika mereka berzikir dikawatirkan akan ketinggalan dalam pekerjaannya.
Mereka yaitu orang-orang yang memiliki uzur. Akan tetapi, bagi yang tidak memiliki uzur hendaknya mereka membaca zikir sebagaimana yang diajarkan oleh syariat Islam. Dan kalau bisa, mereka juga mengerjakan salat Qobliyah dan Ba’diyah.
Kunci Dunia - Keseimbangan Beribadah dan Bekerja
Bekerja mencari rizki Allah yang beretebaran di muka bumi ini yaitu suatu kuwajiban yang harus dijalankan bagi manusia. Islam menyuruh umatnya untuk mencari rizki Allah dan dihentikan berpangku tangan dan duduk-duduk bagus mengaharapkan rizki tiba sendiri.
Seseorang harus memiliki kesibukan yang ada manfaatnya. Jangan hingga menganggur. Sebab, pengangguran itu hanya akan mengakibatkan kerusakan. Kerusakan juga ditimbulkan oleh orang yang tidak memiliki keinginan yang luhur. Kedua permasalahan ini jikalau dibiarkan akan merusak tatanan negara yang sudah terbangun rapi.
Islam yang tiba ke suatu kawasan atau negara itu membawa suatu kemakmuran. Namun, Islam yang tiba di negara Indonesia ini terutama pulau Jawa itu aneh. Kemakmuaran umat Islam belum dicapai sepenuhnya. Masih banyak orang yang tirakatan. Tirakat ini disebabkan lantaran penyebar agama Islam di Jawa juga tirakatan. Mereka bertirakat alasannya harus mengahadapi orang Hindu-Budha yang hebat tirakat dan memiliki ilmu yang sakti mandraguna. Dari keadaan ini, mengahruskan Wali Songo dan penyebar agama Islam di Jawa harus bertirakat. Seperti tirakatnya Nabi Musa As selama 40 hari.
Islam tiba menyuruh umatnya untuk berzikir dan bekerja. Berzikir bertalian dengan dilema alam abadi dan bekerja berafiliasi dengan dilema dunia.
Jika ingin maju dalam dilema dunia, maka hendaknya dunia tadi dihiasi dengan hiburan dan permainan menyerupai insiden yang terjadi pada masa Rasulullah Saw. Peristiwa itu terjadi ketika Rasulullah Saw sedang membacakan khutbah Jumat di masjid Madinah.
Pada ketika itu, ada rombongan tiba dengan membawa dagangannya yang diiringi dengan lahwunnya. Sehingga, para sahabat Nabi Muhammad Saw banyak yang keluar dari masjid untuk ikut mengerumuni rombongan dagang tadi. Semuanya keluar kecuali dua belas sahabat yang masih setia mendengarkan khutbah yang dibacakan oleh Rasulullah Saw.
Rayuan dunia memanglah menyerupai itu. Terkadang saking sulitnya mencari dunia, ada sebagian orang yang siang-malam waktunya hanya untuk bekerja mencari dunia. Padahal mereka masih saja kekurangan dalam urusan dunia. Berbeda dengan wali-wali Allah yang selalu berzikir mengingat Allah. Justru dunia telah mendatangi mereka. Secara Hakikat dunia itulah yang harus mendatangi kita, namun secara Syariat kita yang harus mencari dunia tersebut.
Rizki yang mendatangi kekasih-kekasih Allah yang didatangkan dari nirwana itu tidak menciptakan orang mengeluarkan kentut dan buang hajat. Hal ini berbeda dengan rizki yang diambil dari dunia. Rizki dari nirwana menyerupai yang telah diberikan Allah kepada Maryam binti Imran, Imam as-Syadzili dan Imam al-Ghazali.
Rizki Allah selalu ditebarkan di muka bumi ini. Semua makhluk menerima rizki yang telah dijanjikan Allah. Hal ini tidak menafikan ikhtiyar insan dalam mencari rizki. Terlebih orang yang bertaqwa yang rizkinya telah dicukupi Allah. Hewan saja mendapatakn rizki dari Allah, apalagi insan tentunya lebih dari itu. Allah Swt berfirman;
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
"Dan tidak ada suatu hewan melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya." (QS. Huud : 6).
Umat Islam harus mengulurkan tangannya untuk membantu rizki saudaranya yang masih kekurangan. Hal ini sejalan dengan apa yang telah diperintahkan Rasulullah Saw yang menyuruh sahabatnya yang kecukupan untuk membantu sahabatnya yang masih dalam kekurangan.
Catatan : Artikel ini disarikan dari pengajian tafsir Syaikhina Maimoen Zubair pada 27 Mei 2012 dengan kajian Tafsir surat Al-Jumuah ayat 9-11.
Sekian dulu sobat sedikit membuatkan ihwal Kunci Dunia - Keseimbangan Beribadah dan Bekerja ini, semoga bermanfaat untuk kita semua.
Post a Comment for "Kunci Dunia - Keseimbangan Beribadah Dan Bekerja"