Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Al-Anwar- Hikmah, Hakikat Teman Sejati

Al-Anwar- Hikmah, Hakikat Teman Sejati,Pondok pesantren al anwar sarang rembang. Berbagai pengertian hikmah, kisah pesan yang tersirat islam, arti hikmah, pesan yang tersirat puasa senin kamis, ilmu hikmah, kata hikmah, pesan yang tersirat puasa, lagu hikmah. KH. Muhammad Wafi Lc. M.Si

Pondok pesantren al anwar sarang rembang Al-Anwar- Hikmah, Hakikat Teman Sejati



Al-Anwar- Hikmah, Hakikat Teman Sejati


ما صحبك إلا من صحبك وهو بعيبك عليم، وليس ذلك إلا مولاك الكريم، خير من تصحب من يطلبك لا لشيء يعود منك اليه

"Tidak ada sahabat sejati yang tulus dalam persahabatan kecuali sahabat yang mau menemani kau walaupun ia tahu akan aib/kecacatanmu dan mengampuni kau atas dasar persahabatan yang mana ia tiada lain ialah Allah Subhanahu wa ta'ala. Sebaik-baiknya orang yang kau temani ialah orang yang meminta bersahabat denganmu bukan lantaran sesuatu darimu yang bermanfaat kepadanya".

Beliau Ibnu 'Athoillah Rohimahullah berkata : sebaik-baiknya sahabat yang kau gauli ialah orang yang meminta kau untuk bersahabat denganmu untuk kemanfaatan dirimu sendiri bukan lantaran kemanfaatan baginya. Dan semua insan tidak ada yang mau bersahabat denganmu dengan tanpa ingin mendapat kemanfaatan darimu. Hanya Allahlah yang meminta kau dan melindungimu supaya kau senang lantaran dekat kepada-Nya dan dapat kembali dengan agungnya nikmat serta kabaikan yang diberikan kepada kamu.

Mayoritas insan di dunia yang fana' ini, mereka saling berkomunikasi dan bekerjasama atas hajat individual, dengan artian yang satu membutuhkan yang lain, mereka bekerjasama dengan akrab, rasa senang dan saling memuji supaya kebutuhan masing-masing terpenuhi, dan apabila salah satu dari mereka menemukan 'aib / cacat dari lainnya, maka dapat jadi persahabatan berbalik arah menjadi permusuhan.Inilah kenyataan/fakta yang terjadi dalam hidup kemasyarakatan / sosial dan memang sudah menjadi fitroh yang dititahkan bagi setiap insan. Hubungan antara sesama insan didasarkan atas pemenuhan hajat masing-masing.

Hajat itu sendiri ada yang berupa bahan (Maddiyah) atau spiritual (Maknawiyah). Kalaupun ada orang yang mau bersahabat dengan yang lainnya dengan tanpa menginginkan faedah atau hajat madiyah atau maknawiyah yang kembali kepadanya dan terus bersahabat walaupun ada keganjilan pada temannya maka ketahuilah bahwa itu hanyalah hayalan semu saja bukan yang sebenarnya. Tidak ada yang bersahabat denganmu dengan tanpa meminta kemanfaaatan darimu kepadanya, ia selalu memperlihatkan kemanfaatan kepadamu, melindungimu dan menasehati terus walaupun kau berlumuran dengan 'aib kecuali hanya satu saja yaitu Allah Subhanahu wa ta'ala.

Persabatanmu dengan-Nya tidaklah membutuhkan lebih dari dua hal, yaitu : (1) Ma'rifat (kamu mengenal-Nya) 

(2) Jadikanlah Ia sahabat dengan memperbanyak dzikir kepada-Nya.

Dengan ini persahabatamu akan selalu memberi kemanfatan bagi dirimu sendiri. Kemudian mengenahi persahabatan dua insan yang lantaran Allah (ridhoNya) tidak bertemu atau berpisah kecuali karena-Nya merupakan cabang atau buah dari pada pertalian relasi persahabatan yang tepat dengan Allah.

Kemudian, barang kali ada beberapa kemusykilan atas pesan yang tersirat ini, diantaranya :

1. Pada ibarot خير من تصحب من يطلبك لا لشيء يعود منك اليه yang menjadi kemusykilan pada ta'bir tersebut ialah bahwa sesungguhnya Allah memerintahkan hambaNya untuk menyembahNya dan tidak menyekutukanNya serta melarang mereka menjalankan kasus yang dilarang, bukankah perintah / larangan yang ditujukan kepada mereka merupakan syarat terjalinnya pertemanan yang diisyarohkan oleh Ibnu ‘Athoillah dan semuanya itu akan kembali kepada Allah ?,

Sebagai jawabannya, perlu diketahui bahwa sesungguhnya banyak sekali macam hak-hak yang bernilai ibadah kepada Allah, sedikitpun dari itu semua tidak ada suatu kemanfaatan atau faedah yang kembali kepadaNya, akan tetapi justru kembali kepada insan itu sendiri.

Sesungguhnya tidak ada yang dapat membersihkan insan dari kehinaan dan kedholiman kecuali hanya Allah, maka ia harus yakin didalam menghambakan diri kepadaNya dan merasa bahwa ia ialah makhluk yang dimiliki olehNya, kemudian terus mengaplikasikan hukum-hukumnya dan tuntutan yang bersifat ibadah. Kalaupun didalam persahabatan antara hamba dan Robnya ada suatu aturan yang mengesankan sang hamba mau tidak mau harus menjalankannya, maka ketahuilah bahwa itu merupakan obat yang tidak ada gantinya untuk mengobati penyakit yang ditimbulkan dari kejelekan ihwal hamba tersebut.

 

Maka dari itu, semua tuntutan dari Allah pada hakikatnya akan kembali kepada hambaNya.

Baca ini : Al-Anwar- Hikmah, Hakikat Teman Sejati


2. Apakah sifat persahabatan antara dua insan lantaran Allah (tidak bertemu atau berpisah kecuali hanya karenaNya) sama halnya sifat persahabatan antara insan dengan selain Allah sebagaimana yang dipaparkan oleh Ibnu ‘Athoillah, kalau tidak sama, kenapa dia mengumumkan ibarot dengan qoulnya صحبة ما عدا الله عز وجل من أضراب الناس وفئاتهم yang memberi pemahaman bahwa persahabatan sejati dengan selainNya ialah suatu kebohongan?

Sebagai jawabannya, sesungguhnya persahabatan antara dua insan yang didasari lantaran Allah disebabkan lantaran masing-masing dari keduanya dapat bersahabat denganNya, dengan maksud bahwa ukhuwwah keimananlah yang mengikat persahabatan kedua insan tersebut dan ukhuwwah keimanan tersebut merupakan imbas / efek / buah dari mahabbah seorang hamba kepada Allah.

Dari pesan yang tersirat ini, yang mengisyarohkan supaya mengakibatkan Allah sebagai sahabat sejadi bukan berarti harus 'uzlah, menjauhi insan dan memutus relasi saling menolong antar sesama. Namun pesan yang tersirat ini memiliki arti bahwa supaya relasi antar sesama muslim atas dasar ridho Allah, mencari dan menjadikan-Nya sahabat untuk selamanya. Semua itu, menurut firman Allah dalam Al Qur'an al karim yang berbunyi :

ذلك بأن الله مولى الذين أمنوا وأن الذين كفروا لا مولى لهم (محمد : 11)

"Yang demikian itu Karena Sesungguhnya Allah ialah pelindung orang-orang yang beriman dan Karena Sesungguhnya orang-orang kafir itu tidak memiliki Pelindung". QS.Muhammad:11

الله ولى الذين أمنوا يخرجهم من الظلمات إلى النور والذين كفروا أولياؤهم الطاغوت يخرجونهم من النور إلى الظلمات أولئك أصحاب النار هم فيها خالدون (البقرة : 257)

" Allah pelindung orang-orang yang beriman; dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). mereka itu ialah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya". QS.Al Baqoroh:257

ومن الناس من يتخذ من دون الله أندادا يحبونهم كحب الله والذين أمنوا أشد حبا لله ولو يرى الذين ظلموا إذ يرون العذاب أن القوة لله جمبعا وأن الله شديد العذاب (البقرة : 165)

"Dan di antara insan ada yang menyembah tandinga-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka menyayangi Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya pada Allah. dan bila orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui saat melihat siksaan bahwa kekuatan itu punya Allah semua dan bahwa Allah sangat pedih siksaannya." QS. Al-Baqoroh: 165.


Sekian dulu sobat sedikit membuatkan perihal Al-Anwar- Hikmah, Hakikat Teman Sejati ini, semoga bermanfaat buat kita untuk pendidikan yang maksimal.

Sumber "
ppalanwar.com

Post a Comment for "Al-Anwar- Hikmah, Hakikat Teman Sejati"