Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Al Anwar-Hikmah, Jangan Menunda Untuk Beramal

Al Anwar-Hikmah, Jangan Menunda Untuk Beramal, dari aneka macam macam rujukan perihal al anwar dan pesan yang tersirat akan aktifitas kita sehari-hari. Hnaya sekedar buat pelajaran buat kita yaitu perihal pengertian hikmah, dongeng pesan yang tersirat islam, arti hikmah, pesan yang tersirat puasa senin kamis, ilmu hikmah, kata hikmah, hikmah puasa, lagu hikmah..KH. Muhammad Wafi, Lc, M.Si

 dari aneka macam macam rujukan perihal al anwar dan pesan yang tersirat akan aktifitas kita sehari Al Anwar-Hikmah, Jangan Menunda Untuk Beramal



Al Anwar-Hikmah, Jangan Menunda Untuk Beramal


إحالتك الأعمال على وجوه الفراغ؛ من رعونات النفس

Menunda Amal Ibadah Setelah Selesai Pekerjaan Adalah Sebuah Kebodohan

Manusia yakni hamba Alloh SWT yang harus mematuhi semua peraturan dan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya. Karena insan diciptakan di muka bumi ini tidak lain hanya untuk menyembah Alloh SWT. Seperti yang telah diterangkan didalam Al-Qur'an surat Adz-Dzariyat ayat 56-57 :

وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون (56) مَا أُرِيْدُ مِنْهُمْ مِنْ رِّزْقٍ وَمَآ أُرِيْدُ أَنْ يُطْعِمُوْنِ (57) (الذَّارِيَات : 56-57)

Artinya : 56. Dan Aku tidak membuat jin dan insan melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku 57. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan.

Dari ayat tersebut dapat difahami bahwa insan harus mencurahkan semua waktunya untuk beribadah kepada Alloh SWT dan tidak meninggalkan atau menunda ibadah lantaran semata-mata terbuai dengan kehidupan gemerlap dunia bukankah alam abadi itu daerah yang paling baik bila di bandingkan dengan dunia?

Alloh berfirman didalam surat Adl-Dluha ayat : 4

وَلَلْأَخِرَةُ خَيْرٌ لَكَ مِنَ الأُوْلى (4) (الضُّحَى : 4)

Artinya : 4. Dan bergotong-royong kehidupan alam abadi itu lebih baik bagimu dari pada kehidupan dunia.

Maka dari itu, insan dilarang karam di dalam lautan duniawi dengan menghabiskan segala aktifitasnya untuk menggapai impian dunia dan melupakan kiprah pokok yang dibebankan pada dirinya yaitu beribadah kepada Alloh SWT. Sebab hal itu dapat menjerumuskannya masuk ke dalam jurang neraka. Padahal di dalam Al-Qur'an Alloh SWT telah memerintahkan kita untuk menjaga sirri dan keluarga biar tidak jatuh di lubang neraka, ibarat yang diterangkan dalam Al-Qur'an surat At-Tahrim ayat : 6

يَـأَيُّهَا الَّذِيْنَ أَمَنُوْا قُوآ أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيْكُمْ نَارًا وَقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلآئِكَةٌ غِلاَظٌ شِدَادٌ لاَيَعْصُوْنَ اللهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ (6) (التَّحْرِيْم : 6)

Artinya : 6. Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang materi bakarnya yakni insan dan batu. Penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Alloh terhadap apa yang diperlukan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya.

Jika orang yang menunda ibadah lantaran karam didalam pekerjaan-pekerjaannya yakni orang-orang yang sangat terbelakang lantaran ia telah melupakan kiprah utama sebagai hamba Alloh yaitu beribadah kepada-Nya.

Akan tetapi banyak sekali kita jumpai di masyarakat orang yang lupa akan kiprah utama ini contohnya seorang pengusaha yang sedang asyik melaksanakan pekerjaannya sehingga ia lupa atas kewajiban-kewajibannya terhadap Alloh SWT.

Bila anda mengingatnya untuk melaksanakan perintah-perintah Alloh, Mendatangi majlis-majlis ilmu dan berguru hukum-hukum Islam, maka ia akan menjawab apa yang kau ucapkan sudah saya tulis didalam jadwal kegiatanku dan saya masukkan di dalam agenda pekerjaanku. Namun, berilah saya waktu untuk menuntaskan pekerjaan-pekerjaanku, lantaran bila tidak saya lakukan kini maka kesempatan emas ini niscaya akan hilang dan tak akan kembali.

Demikian pula orang yang kaya raya, namun tidak pernah mengeluarkan hartanya untuk shodaqoh kepada faqir miskin dan anak yatim piatu. Bila anda menasehatinya :"Hendaknya engkau menyisihkan sebagian kecil dari hartamu kepada orang-orang yang membutuhkan yang ada disekitarmu lantaran engkau telah dikaruniai harta yang banyak dan kehidupan yang mewah.

Maka ia akan berkata kepadamu : "Sesungguhnya akulah merencanakan hal itu, bila usaha-usaku sukses dan hartaku bertambah banyak maka saya akan kenyantuni faqir miskim, saya akan mendirikan rumah sakit panti asuhan dan beasswa bagi para pelajar. Tetapi berilah saya waktu hingga usaha-sahaku sukses dan berhasil.

Contoh lain yakni dikala anda dihadapkan pada para pejabat dan jendral tentara yang sedang hanyut didalam tugasnya dan melupakan hak-hak Alloh SWT

Bila anda bertanya kepadanya "Mengapa engkau melalaikan perintah-perintah Alloh padahal Alloh telah memberimu jabatan dan kehormatan di masyarakat? Maka ia akan menjawab "Sungguh saya sedang mengemban kiprah yang penting sekali yang di perhatikan oleh orang banyak dan 5 tahun lagi saya akan pensiun maka bila tiba saatnya pensiun saya akan pergi haji memenuhi panggilan Alloh SWT, saya akan selalu berada pada shof (barisan) paling depan setiap berjamaah di masjid dan saya akan mempelajari Al-Qur'an dan memahami isi beserta tafsirnya.

Mereka semua yakni sebagian kecil citra orang-orang yang menunda ibadah lantaran disibukkan dengan pekerjaan duniawi. Bila engkau bertanya pada mereka "Apa yang mencegahmu untuk mendekatkan diri pada Alloh kini ?" maka mereka akan memandangmu dengan pandangan yang tajam dan sinis, kemudian berkata "Pekerjaan-pekerjaan ini yakni kiprah yang sangat penting yang tidak dapat untuk ditunda.

Jawaban-jawaban yang mereka lontarkan tidak lain lantaran kebodohan mereka sendiri alasannya mereka bersungguh-sungguh didalam urusan dunia padahal urusan tersebut sudah ditanggung oleh Alloh dan mereka menunda kewajiban-kewajiban mereka di dunia.

Sebagai hamba Alloh yang telah diberi potongan kehidupan diatas bumi ini, insan dituntut untuk mengetahui siapa yang kuasa yang mempunyai jiwa dan raganya dan ia harus mentaati perintah dan menjauhi larangan-Nyadengan cara yang diajarkan syari'at.

Untuk melaksanakan kiprah utama tersebut Alloh telah menjamin semua kebutuhan sebagai penupang kiprah tersebut. Dalam hal ini Alloh telah memberi perumpamaan perihal keadaan Nabi Adam as. ketika berada di surga,

إِنَّ لَكَ أَلاَّ تَجُوْعَ فِيْهَا وَلاَ تَعْرَى (118) وَأَنَّكَ لاَ تَظْمَؤُاْ فِيْهَا وَلاَ تَضْحَى (119) (طه : 118-119)

Artinya :118. Sesungguhnya kau tidak akan kelaparan didalamnya dan tidak akan telanjang. 119. Dan bergotong-royong kau tidak akan merasa dahaga dan tidak (puka) akan ditimpa panas matahari didalalmnya.

Contoh lain yang lebih gampang difahami namun banyak diantara kita yang tidak mrnyadarinya yakni pengiriman duta besar keluar negeri.

Seorang presiden ketika mengutus duta besar keluar negeri yang jauh untuk menjalankan tugas-tugas kenegaraan niscaya mrnuntut biar duta besar tersebut bias hingga dinegaea tujuan dan sukses dalam mengemban kiprah yang telah dibebankan kepadanya. Dan sudah menjadi hal yang lazim bahwa untuk merealisasikann kiprah ini ia di beri harta, fasilitas-fasilitas dan kebutuhan yang bias mempermudah pekerjaannya.

Maka selama berada diluar negeri ia harus mencurahkam seluruh waktu dan tenaganya untuk menjalankan kiprah yang mulia ini. Dan sangat tidak layak dan terbelakang bila ia terbuai untuk mencari harta yang lebih banyak dan melupakan tugas-tugas pokoknya atau menunda kewajibannya demi menuruti sifat kerakusannya. Perkataan yang paling sempurna di ucapkan bagi orang semacam ini tidak lain yakni penghianat kepada orang yang mempercayainya, lantaran kebodohan menuruti hawa nafsu belaka.

Bila anda bertanya pada penghianat "Mengapa engkau melupakan kiprah pokokmu untuk beribadah kepada Alloh SWT dan mencari dunia yang sudah ditanggung oleh-Nya?". Maka ia akan menjawab "Saya berjanji akan beribadah dengan sungguh-sungguh besok jika masa mudaku telah usai, kekuatan tubuhku sudah mengendor, punggungku sudah membungkuk dan saya berjalan dengan santunan tongkat".

Jawaban ini lantaran didasari atas kebodohannya, ia tidak sadar akan kiprah utamanya kepada dzat yang mempunyai dan mengaturnya.

Problem-problem ini dapat di pecahkan dengan memahami hal-hal sebagai berikut :

1. Manusia harus sadar bahwa janjkematian akan menjemput dengan tiba-tiba- Al Anwar-Hikmah, Jangan Menunda Untuk Beramal


Seseorang tidak akan tahu apakah ia akan hidup hingga sukses, impiannya tercapai, hingga pensiun atau kaya raya. Karena janjkematian itu hanya Alloh-lah yang mengetahuinya, dan setiap insan niscaya akan menemuinya walaupun ia melaksanakan aneka macam upaya untuk menghindarinya.

Alloh SWT berfirman dalam surat An-Nisa' ayat 78 :

أَيْنَمَا تَكُوْنُوْا يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِى بُرُوْجٍ مُشَيَّدَةٍ ...(78) (النِّسَآء : 78)

Artinya : 78. Dimana saja kau berada, janjkematian akan mendapat kau kendatipun kau berada didalam benteng yang tinggi lagi kukuh.

2. Penundaan sesuatu harus ditempatkan pada perkara-perkara dunia dan dilarang ditempatkan pada amal ibadah

Sangat terbelakang sekali orang yang impian duniawi yang dapat menjadikanya terpandang dimata masyarakat, lantaran urusan dunia itu sudah ditanggung oleh Alloh SWT. Dan sebaliknya ia melupakan impian ahirat yang sudah menjadi tanggung jawab dan bebannya

Ibnu Atho'illah berkata :

إجْتِهَادُكَ فِيْمَا ضُمِنَ لَكَ، وَتَقْصِيْرُكَ فِيْمَا طُلِبَ مِنْكَ، دَلِيْلٌ عَلَى انْطِمَاسِ البَصِيْرَةِ مِنْكَ

Artinya : "Kesungguhan di dalam masalah yang sudah di jamin dan kecerobohan didalam masalah yang dibebankan padamu yakni bukti atas butanya mata hatimu".

3. Tugas-tugas agama yang dibebankan pada insan itu mempunyai tujuan mulia yaitu mendidik dan mensucikan hati, sehingga ibadah itu dapat membersihkan pekerjaan duniawi biar terhindar dari dusta, penipuan dan sifat-sifat tercela lainnya.

Maka dari itu, para pejabat, pengusaha, tentara, pejabat semacamnya didalam melaksanakan pekerjaannya harus dibarengi dengan ibadah supaya dapat mewujudkan kebahagiaan baik kehidupan langsung maupun bermasyarakat.

Adapun memisahkan pekerjaan-pekerjaan dunia dari ibadah atau menunda ibadah sesudah kenyang dan puas dengan urusan-urusan duniawi, ini yakni kebodohan terhadap agama dan menjauhkan kiprah agama didalam kehidupan bermasyarakat.

Hal ini, dapat di perumpamakan dengan perhidangan makanan. Dalam menghidangkan kuliner biar rasanya enak dan enak maka harus di campur dengan garam, gula, dan bmbu-bumbu yang lain. Sebaliknya, bila kuliner tersebut di hidangkan dalam satu wadah dan dimakan kemudian garam, gula, dan bumbu-bumbunya dihidangkan didalam wadah yang lain dan dimakan maka rasanya niscaya tidak enak, dan ini yakni perbuatan orang bodoh.

Perlu diketahui bahwa yang kita lakukan jiwa dan raga kita yakni milik Alloh SWT dan sangat keliru orang yang menyangka bahwa sebagian amal itu milik Alloh dan sebagian yang lain itu milik manusia. Bahkan prasangka ini sangat bertentangan dengan apa yang kita ucapakan sehari-hari ketika sholat.

إنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Artinya : "Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku yakni milik Alloh yang kuasa pemelihara alam".

Di dalam Al-Qur'an juga tidak ada yang menjelaskan bahwa kalimat " المِلْكُ " itu dapat disandarkan pada selain Alloh. Yang ada hanyalah Alloh menawarkan harta kepada insan dan semacamnya. Sebagaimana firman Alloh SWT dalam surat An-Nur ayat 22 :

وَآتُوْهُمْ مِنْ مَالِ اللهِ الَّذِيْ أَتَاكُمْ ... (33) (النُّوْر : 33)

Artinya : "Dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Alloh yang dikarunian-Nya kepadamu."

Firman Alloh Surat Al-Hadid ayat 7 :

أَمِنُوْا بِاللهِ وَرَسُوْلِهِ وَأَنْفِقُوْا مِمَّا جَعَلَكُمْ مُسْتَخْلِفِيْنَ فِيْهِ ...(7) (الحَدِيْد : 7)

Artinya : 7. Berimanlah kau kepada Alloh dan rosul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Alloh telah menimbulkan kau menguasainya.

Jadi dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari ibarat berdagang, berusaha, berani dan semacamnya harus diiringi dengan ibadah kepada Alloh SWT sebagai bentuk kepatuhan kita terhadap perintah-perintah-Nya.


Sekian dulu teman sidikit membuatkan tentang Al Anwar-Hikmah, Jangan Menunda Untuk Beramal ini, semoga bermanfaat untuk kita semua.

Sumber :
ppalanwar.com

Post a Comment for "Al Anwar-Hikmah, Jangan Menunda Untuk Beramal"