Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah Debu Bakar Ash-Shiddiq; Khalifah Pertama Dan Pembela Setia Nabi

Abu Bakar Ash-Shiddiq; Khalifah Pertama dan Pembela Setia Nabi

?????????????????????? ?????????????? ?????????

Abu Bakar ash - Shiddiq yaitu khalifah pertama orang Muslim dari tahun 632-634 . Abu Bakar yaitu sahabat Nabi Muhammad saw yang paling rapat sekali . Saat Nabi Muhammad s.a.w. berhijrah dari Makkah ke Madinah pada tahun 622 , hanya dia seorang yang mengikuti Rasulullah saw tanpa ditemani oleh orang lain . Rasulullah saw. menikahi putrinya yaitu  'Aisyah tidak usang sehabis migrasi ke Madinah terjadi . Pernah menjadi kaya , dia juga dikenangi alasannya yaitu jasanya membebaskan beberapa hamba yang beragama Islam dari tuan mereka yang kafir termasuk Bilal Bin Rabah .  Dia seorang yang jujur , berbudi pekerti , adil , tegas dan mempunyai sifat yang terpuji . Lahir 2 tahun sehabis kelahiran Rasulullah saw.



Dia menerima gelar ash - Shiddiq alasannya yaitu selalu membenarkan setiap perkataan dan tindakan Rasulullah saw.
Abu Bakar termasuk aktivis kaum Muslimin pertama, As-Sabiqunal Awwalun, para pendahulu. Ia yaitu orang yang memercayai Rasulullah di ketika banyak orang menganggap dia gila. Abu Bakar termasuk orang yang siap mengorbankan nyawanya, di ketika banyak orang hendak membunuh Rasulullah.

Kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq; Khalifah Pertama dan Pembela Setia Nabi

1. Asal-Usul Abu Bakar
Nama awal Abu Bakar yaitu Abdullah bin Abu Quhafah. Dalam lembaran sejarah disebutkan nama ayahnya yaitu Abu Quhafah. Ini pun bukan nama sebenarnya. Utsman bin Amir demikian nama lain dari Abu Quhafah. Abu Bakar lahir pada 573 Masehi, lebih muda sekitar tiga tahun dari Nabi Muhammad.
Sebelum masuk Islam, ia dipanggil dengan sebutan Abdul Ka’bah. Ada dongeng menarik perihal nama ini. Ummul Khair, ibunda Abu Bakar sebelumnya beberapa kali melahirkan anak laki-laki. Namun setiap kali melahirkan anak laki-laki, setiap kali pula mereka meninggal. Sampai kemudian ia bernazar akan memberikan anak laki-lakinya yang hidup untuk mengabdi pada Ka’bah. Dan lahirlah Abu Bakar.
Setelah Abu Bakar lahir dan besar ia diberi nama lain; Atiq. Nama ini diambil dari nama lain Ka’bah, Baitul Atiq yang berarti rumah purba. Setelah masuk Islam, Rasulullah memanggilnya dengan sebutan Abdullah. Nama Abu Bakar sendiri konon berasal dari predikat aktivis dalam Islam. Bakar berarti dini atau awal.

2. Perkenalannya dengan Rasulullah saw.
Suatu hari Abu Bakar ingin berangkat berdagang ke wilayah Thaif bersama rekan bisnisnya, Hakim bin Hizam—keponakan Khadijah. Tiba-tiba sesorang tiba menemuinya. Orang itu berkata kepada Hakim, “Bibimu Khadijah mengaku suaminya menjadi nabi sebagaimana Musa. Ia sungguh telah mengabaikan tuhan-tuhan.”
Selanjutnya Abu Bakar berpikir. Ia orang yang paling mengerti perihal Muhammad Saw. Sebelum sesuatu terjadi, ia harus menemui dia untuk memastikan beritatersebut. Setelah itu barulah ia akan menentukan sikap.
Abu Bakar mendatangi Rasulullah Saw. Ia berusaha mengingat kembali semua kisah perihal sahabatnya itu. Ia yakin, sahabatnya tidaklah menyerupai orang-orang Quraisy kebanyakan. Sahabatnya bukanlah orang yang mengagungkan berhala-berhala yang disembah oleh orang-orang Quraisy. Di masa mudanya tidak ada sifat kekanak-kanakan menyerupai halnya pemuda-pemuda Quraisy dan ia mempunyai kebiasaan yang sangat berbeda dengan kaumnya. Setiap tahun, ia menyendiri di Gua Hira selama sebulan penuh.
Semua citra dan bayangan itu bergelayut dalam ingatan Abu Bakar. Ia mempercepat langkah untuk segera mengetahui kebenaran dari verbal sahabatnya langsung. Lalu muncul dalam ingatan Abu Bakar perihal keberkahan yang dialami kaum Bani Sa’ad ketika Halimah As-Sa’diyah mengambil dia dalam susuannya menuju kampungnya. Abu Bakar juga mengingat ulang pembicaraan Bukhaira, seorang pendeta yang mengingatkan paman dia Abu Thalib dari kebijaksanaan kancil Yahudi apabila mereka mengetahui perihal anak kecil yang dibawanya.
Akhirnya Abu Bakar hingga juga di rumah Muhammad Saw. Ia masuk menemui sahabatnya dan pribadi bertanya, “Apa yang sebetulnya terjadi dengan beritayang telah saya dengar tentangmu? Apakah engkau mengira kaummu mengakui kebenaran yang engkau katakan?”
“Wahai Abu Bakar, maukah engkau kuceritakan sesuatu, apabila engkau rela saya akan terima, namun jikalau tidak suka maka saya akan menyimpannya,” jawab Muhammad.
Abu Bakar menjawab, “Ini telingaku, silakan katakan.”
Nabi Saw membacakan beberapa ayat Al-Qur’an kepada Abu Bakar. Beliau juga menceritakan kepadanya perihal wahyu yang turun dan insiden di Gua Hira yang dia alami. Jiwa Abu Bakar telah siap memercayainya, alasannya yaitu fasilitas yang Allah berikan kepadanya dengan pertemanan dan ketulusan pengenalan.
Tanpa ragu, belum hingga Rasulullah Saw menuntaskan ceritanya, Abu Bakar berbisik lirih, “Aku bersaksi bahwa engkau orang yang jujur. Apa yang engkau serukan yaitu kebenaran. Sesungguhnya ini yaitu kalam Allah.”
Setelah itu, ia menemui Hakim bin Hizam dan berkata, “Wahai Abu Khalid, kembalikanlah uangku, saya telah menemukan bersama Muhammad bin Abdullah sesuatu yang lebih menguntungkan daripada perniagaan bersamamu.” Abu Bakar mengambil hartanya dan berlalu.

3. Kedudukannya di sisi Rasulullah saw.
Rasulullah bukan tanpa alasan menentukan Abu Bakar menjadi orang kedua sehabis dirinya. Suatu hari Rasulullah pernah mengabarkan perihal keutamaan sahabat sekaligus mertua dia ini. “Tak seorang pun yang pernah kuajak masuk Islam yang tidak tersendat-sendat dengan begitu ragu dan berhati-hati kecuali Abu Bakar. Ia tidak menunggu-nunggu atau ragu-ragu ketika kusampaikan hal ini,” sabda Rasulullah Saw.
Hal ini pula yang menyebabkan ia dilantik dengan gelar Ash-Shiddiq di belakang namanya. Abu Bakar memang selalu membenarkan Rasulullah tanpa sedikit pun keraguan. Pada insiden Isra’ Mikraj, Abu Bakar yaitu orang pertama yang percaya ketika Rasulullah memberikan hal itu. Tanpa setitik pun ada kebimbangan di benaknya.

4. Memulai Menyebarkan Da'wah.
Abu Bakar memulai misi mulia dalam menyerukan agama Allah, sehingga berkat tangannya, Allah memberikan hidayah-Nya kepada generasi pertama Islam (As-Sabiqunal Awwalun), di mana dengan kesabaran dan kesungguhan mereka membangun Islam.
Ia mulai berbagi Islam kepada orang-orang di kaumnya yang ia percayai, orang yang berteman dan duduk bersamanya. Sehingga berbagai yang masuk Islam akhirnya menyerupai Zubair bin Awwam, Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Sa’ad bin Abi Waqqash dan Abdurrahman bin Auf. Mereka ini berangkat menemui Rasulullah ditemani Abu Bakar. Lalu dia memperlihatkan Islam kepada mereka, membacakan Al-Qur'an, menjelaskan kebenaran Islam, hingga mereka beriman.
Betapa mulianya Abu Bakar Ash-Shiddiq yang telah mengislamkan lima dari sepuluh sahabat Nabi yang dijamin masuk surga. Umar berkata, “Abu Bakar yaitu junjungan kami dan telah memerdekakan junjungan kami, yakni Bilal.”
Ibnu Umar berkata, “Dahulu kami melaksanakan pemilihan kepada orang-orang pada zaman Nabi Saw masih hidup siapakah yang terbaik, maka kami menentukan Abu Bakar dan kemudian Umar bin Khatab dan kemudian Utsman bin Affan.” (HR Bukhari).

5. Menjadi Khalifath Pertama
Semasa Rasulullah s.a.w. sedang sakit berat, baginda mengarahkan semoga Saidina Abu Bakar mengimamkan shalat orang Islam. Selepas kewafatan Nabi Muhammad s.a.w., sebuah majlis yang dihadiri oleh golongan Ansar dan Muhajirin ditubuhkan untuk melantik seorang khalifah bagi memimpin umat Islam. Hasil daripada perjumpaan itu, Abu Bakar dilantik dan menjadi khalifah pertama umat Islam.
Perlantikan  Abu Bakar menerima saingan daripada beberapa orang yang ingin melantik  Ali Abi Talib sebagai khalifah karena  Ali merupakan menantu dan sepupu Rasulullah s.a.w. Golongan Syiah yang merupakan golongan dari keluarga Bani Hasyim menentang penunjukan Abu Bakar.Tentangan itu berakhir sehabis Ali Abi Talib membai'at Abu Bakar .
Abu Bakar hanya sebentar memegang kendali pemerintahan Islam sehabis Rasulullah.
Masalah mulai timbul ketika Abu Bakar diangkat menjadi khalifah . Masalah ini mengugat stabilitas dan keamanan negara Islam . Banyak suku-suku Arab memberontak dan menentang khalifah . Beberapa dari mereka enggan membayar zakat sementara ada pula yang kembali ke menyembah berhala dan berdasarkan tradisi usang mereka . Bangsa ini mengklaim bahwa mereka hanya berdasarkan perintah Rasulullah saw dan mengingat Rasulullah s.a.w. telah wafat maka mereka tidak perlu lagi mengikuti pedoman Islam dan mereka telah bebas
Abu Bakar menegaskan bahwa mereka tidak hanya menyatakan taat sembah kepada seorang pemimpin malah mereka sekarang tergolong dalam golongan Muslim . Ada diantara mereka mengklaim bahwa mereka yaitu nabi dan rasul . Untuk menggagalkan penghinaan dan perbuatan murtad ini maka Abu Bakar mengobarkan perang terhadap golongan yang digelar golongan Riddah . Hal ini merupakan awal seri Perang Islam - Riddah . Antara orang yang mengaku menjadi nabi yaitu Musailamah al - Kazzab . Namun Khalid Al - Walid berhasil menumpas Musailimah dalam suatu pertempuran peperangan Islam-Riddah.

Kisah Abu Bakar Ash-Shiddiq; Khalifah Pertama dan Pembela Setia Nabi


6. Ekspedisi ke Utara
Setelah berhasil mengurangi golongan riddah, Abu Bakar mulai mengirim panglima-panglima perang Islam ke utara untuk memerangi Bizantium (Romawi Timur) dan Kekaisaran Persia. Khalid Al-Walid merebut Irak dalam hanya satu kampanye militer. Dia juga menempuh keberhasilan dalam beberapa ekspedisi ke Syria. Menurut seorang orientalis Barat, kampanye Abu Bakar hanyalah sebuah lanjutan dari Perang Riddah. Hal ini terperinci salah alasannya yaitu kebanyakan golongan riddah terletak di selatan Semenanjung Arab dan bukannya di utara.

7. Pengumpulan al-Quran
Menurut jago sejarah Islam, sehabis serangkaian Peperangan Islam-Riddah banyak orang yang mahir menghafal al-Quran terbunuh. Umar Al-Khatab (khalifah yang berikutnya) meminta Abu Bakar untuk mulai menjalankan acara pengumpulan kembali ayat-ayat al-Quran . Utsman Affan kemudian melengkapi acara pengumpulan al-Quran tersebut.

8. Wafatnya Khalifah Abu Bakar
Hari itu ia berniat untuk mandi. Udara amat cuek mencekam. Suhu tubuhnya tiba-tiba memanas. Karena merasa janjinya dengan Allah sudah dekat, Abu Bakar ingin tetapkan pengganti setelahnya.
Ia meminta Abdurrahman bin Auf untuk datang. Ketika ditanyakan perihal pribadi Umar bin Khatab, Abdurrahman menjawab, “Ya, Umar lebih tepat, tetapi ia terlalu keras.”
“Ia keras alasannya yaitu melihatku lunak. Kalau urusan ini sudah berada di tangannya, ia akan lunak,” kata Abu Bakar.
Setelah itu, Abu Bakar memanggil beberapa sahabat lainnya, baik dari kaum Anshar maupun Muhajirin. Semua baiklah untuk mengangkat Umar sebagai pengganti Abu Bakar. Setelah semuanya bubar, Abu Bakar meminta Utsman bin Affan untuk menulis apa yang didiktekannya. Abu Bakar berkata, “Tuliskan Bismillahirrahmanirrahim. Inilah akad yang diminta Abu Bakar kepada umat Islam...” tiba-tiba Abu Bakar pingsan.
Namun Utsman meneruskan tulisannya: “Sesungguhnya saya mengangkat Umar bin Khatab sebagai penggantiku atas kalian dan saya tidak mengabaikan kebaikan untuk kalian...”
Abu Bakar sadar kembali, kemudian meminta Ustman membacakan apa yang dia tulis. Mendengar apa yang dibaca Utsman, Abu Bakar bertakbir. “Engkau menghawatirkan tadi saya akan meninggal sehingga engkau khawatir umat akan berselisih (kalau tidak ada nama yang tertulis)?” tanya Abu Bakar.
Utsman mengiyakan. Panas Abu Bakar kian meningkat. Pada Senin 22 Jumadil Akhir 13 Hijriyah Abu Bakar wafat.

9. Pesan Terakhir Khalifah
Pada detik-detik terakhir hidupnya, Abu Bakar sempat menuliskan menuliskan sebuah wasiat yang diabadikan sejarah. Demikian isinya:
“Bismillahirrahmanirrahim. Inilah pesan Abu Bakar bin Abu Quhafah pada simpulan hayatnya dengan keluarnya dari dunia ini, untuk memasuki alam abadi dan tinggal di sana. Di daerah ini orang kafir akan percaya, orang berandal akan yakin, dan orang yang berdusta akan membenarkan. Aku menunjuk penggantiku yang akan memimpin kalian yaitu Umar bin Khatab. Patuhi dan taati dia. Aku tidak mengabaikan segala yang baik sebagai kewajibanku kepada Allah, kepada Rasulullah, kepada agama, kepada diriku, dan kepada kau sekalian. Kalau dia berlaku adil, itulah harapanku, dan itu pula yang kuketahui perihal dia. Tetapi kalau dia berubah, maka setiap orang akan memetik hasil dari perbuatannya sendiri. Yang kuhendaki ialah setiap yang terbaik dan saya tidak mengetahui segala yang gaib. Dan orang yang zalim akan mengetahui perubahan yang mereka alami.”
Semoga Allah menempatkannya pada sisi yang terbaik. Amin, sebarkan !!!

                      ??????????? ?????????? ???????????? ???????? ???? ?? ????? ????? ?????? ?????????????? ?????????? ???????                             

 “Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
Sumber:

Post a Comment for "Kisah Debu Bakar Ash-Shiddiq; Khalifah Pertama Dan Pembela Setia Nabi"