Biografi Shahabat Nabi Umar Bin Al-Khattab - Khalifah Kedua Islam
Biografi Shahabat Nabi Umar bin Al-Khattab - Khalifah Kedua Islam , Umar bin Khattab yakni seorang khalifah yang sangat terkenal, perjalanan hidupnya yakni contoh yang diikuti, dan kepemimpinannya yakni sesuatu yang diimpikan. Banyak orang ketika ini memimpikan, kiranya Umar hidup di zaman ini dan memipin umat yang tengah kehilangan jati diri.
Umar bin al-Khattab
Pemimpin Orang-Orang Beriman (Amir al-Mu'minin)
Masa kekuasaan: 23 Agustus 634 - November 7 644
Nama lengkap:
Umar bin al-Khattab
Gelar:
Al-Faruq ("Pemisah antara yang benar dan batil")
Amir al-Mo`mineen ("Pemimpin Orang-Orang Beriman")
Lahir:
c.586-590 Mekkah, Jazirah Arab
Meninggal:
7 November 644 Madinah, Jazirah Arab
Dimakamkan:
Sebelah kiri makam Nabi Muhammad, Al-Masjid al-Nabawi, Madinah
Pendahulu:
Abu Bakar Ash-Shiddiq
Pengganti:
Utsman bin Affan
Umar bin Khattab bin Nafiel bin Abdul Uzza atau lebih dikenal dengan Umar bin Khattab (581 - November 644) (bahasa Arab:عمر ابن الخطاب) yakni salah seorang sobat Nabi Muhammad S.A.W. yang juga yakni khalifah kedua Islam (634-644). Umar juga merupakan satu di antara empat orang Khalifah yang digolongkan sebagai Khalifah yang diberi petunjuk (Khulafaur Rasyidin).
Umar dilahirkan di kota Mekkah dari suku Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy, suku terbesar di kota Mekkah ketika itu. Ayahnya berjulukan Khattab bin Nufail Al Shimh Al Quraisyi dan ibunya Hantamah binti Hasyim, dari marga Bani Makhzum. Umar mempunyai julukan yang diberikan oleh Nabi Muhammad S.A.W. yaitu Al-Faruk yang berarti orang yang sanggup memisahkan antara kebenaran dan kebatilan.
Keluarga Umar tergolong dalam keluarga kelas menengah, ia sanggup membaca dan menulis, yang pada masa itu merupakan sesuatu yang langka. Umar juga dikenal alasannya yakni fisiknya yang berpengaruh dimana ia menjadi juara gulat di Mekkah.
Sebelum memeluk Islam, Umar yakni orang yang sangat disegani dan dihormati oleh penduduk Mekkah, sebagaimana tradisi yang dijalankan oleh kaum jahiliyah Mekkah ketika itu, Umar juga mengubur putrinya hidup-hidup sebagai cuilan dari pelaksanaan sopan santun Mekkah yang masih barbar. Setelah memeluk Islam di bawah Nabi Muhammad S.A.W., Umar meratapi perbuatannya dan menyadari kebodohannya ketika itu sebagaimana diriwayatkan dalam satu hadits "Aku menangis ketika menggali kubur untuk putriku. Dia maju dan kemudian menyisir janggutku".
Umar juga dikenal sebagai seorang pem!num berat, beberapa catatan menyampaikan bahwa pada masa pra-Islam (Jahiliyyah), Umar suka meminum anggur. Setelah menjadi seorang Muslim, ia tidak menyentuh alk0h0l sama sekali, meskipun belum diturunkan larangan meminum khamar (yang memabukkan) secara tegas.
Memeluk Islam
Ketika Nabi Muhammad S.A.W. mengembangkan Islam secara terbuka di Mekkah, Umar bereaksi sangat antipati terhadapnya, beberapa catatan menyampaikan bahwa kaum Muslim ketika itu mengakui bahwa Umar yakni lawan yang paling mereka perhitungkan, hal ini dikarenakan Umar yang memang sudah mempunyai reputasi yang sangat baik sebagai jago seni manajemen perang dan seorang prajurit yang sangat tangguh pada setiap peperangan yang ia lalui. Umar juga dicatat sebagai orang yang paling banyak dan paling sering memakai kekuatannya untuk menyiksa pengikut Nabi Muhammad S.A.W.
Pada puncak kebenciannya terhadap aliran Nabi Muhammad S.A.W., Umar tetapkan untuk mencoba membunuh Nabi Muhammad S.A.W., namun ketika dalam perjalanannya ia bertemu dengan salah seorang pengikut Nabi Muhammad S.A.W. berjulukan Nu'aim bin Abdullah yang kemudian memberinya kabar bahwa saudara wanita Umar telah memeluk Islam, aliran yang dibawa oleh Nabi Muhammad S.A.W. yang ingin dibunuhnya ketika itu. Karena informasi itu, Umar terkejut dan pulang ke rumahnya dengan dengan maksud untuk menghukum adiknya, diriwayatkan bahwa Umar menjumpai saudarinya itu sedang membaca Al Qur'an surat Thoha ayat 1-8, ia semakin murka akan hal tersebut dan memukul saudarinya.
Ketika melihat saudarinya berdarah oleh pukulannya ia menjadi iba, dan kemudian meminta semoga bacaan tersebut sanggup ia lihat, diriwayatkan Umar menjadi terguncang oleh apa yang ia baca tersebut, beberapa waktu sesudah insiden itu Umar menyatakan memeluk Islam, tentu saja hal ini menciptakan hampir seisi Mekkah terkejut alasannya yakni seseorang yang populer paling keras menentang dan paling kejam dalam menyiksa para pengikut Nabi Muhammad S.A.W. kemudian memeluk aliran yang sangat dibencinya tersebut, alhasil Umar dikucilkan dari pergaulan Mekkah dan ia menjadi kurang atau tidak dihormati lagi oleh para petinggi Quraisy yang selama ini diketahui selalu membelanya.
Kehidupan di Madinah
Pada tahun 622 M, Umar ikut bersama Nabi Muhammad S.A.W. dan pemeluk Islam lain berhijrah (migrasi) (ke Yatsrib(sekarang Madinah) . Ia juga terlibat pada perang Badar, Uhud, Khaybar serta penyerangan ke Syria. Pada tahun 625, putrinya (Hafsah) menikah dengan Nabi Nabi Muhammad S.A.W. Ia dianggap sebagai seorang yang paling disegani oleh kaum Muslim pada masa itu alasannya yakni selain reputasinya yang memang populer semenjak masa pra-Islam, juga alasannya yakni ia dikenal sebagai orang terdepan yang selalu membela Nabi Muhammad S.A.W. dan aliran Islam pada setiap kesempatan yang ada bahkan ia tanpa ragu menentang kawan-kawan lamanya yang dulu bersama mereka ia ikut menyiksa para pengikutnya Nabi Muhammad S.A.W.
Wafatnya Nabi Muhammad
Pada ketika kabar wafatnya Nabi Muhammad S.A.W. pada 8 Juni 632 M (12 Rabiul Awal, 10 Hijriah) suasana murung dan haru menyelimuti kota Madinah, sambil berdiri termangu Umar dikabarkan sebagai salah seorang yang paling terguncang atas insiden itu, ia menghambat siapapun memandikan atau menyiapkan jasadnya untuk pemakaman. Akibat stress berat yang ia terima, Umar berkata "Sesungguhnya beberapa orang munafik menganggap bahwa Nabi Muhammad saw. telah wafat. Sesungguhnya ia tidak wafat, tetapi pergi ke hadapan Tuhannya, ibarat dilakukan Musa bin Imran yang pergi dari kaumnya. Demi Allah dia benar-benar akan kembali. Barang siapa yang beranggapan bahwa ia wafat, kaki dan tangannya akan kupotong."
Abu Bakar yang mendengar kabar bergegas kembali dari Madinah, ia menjumpai Umar sedang menahan Muslim yang lain dan lantas mengatakan
"Saudara-saudara! Barang siapa mau menyembah Nabi Muhammad S.A.W., Nabi Muhammad S.A.W. sudah meninggal dunia. Tetapi barangsiapa mau menyembah Allah, Allah hidup selalu tak pernah mati!" . Abu Bakar ash-Shiddiq
Abu Bakar mengingatkan kepada para pemeluk Islam yang sedang terguncang, termasuk Umar ketika itu, bahwa Nabi Muhammad S.A.W., ibarat halnya mereka, yakni seorang insan biasa, Abu Bakar kemudian membacakan ayat dari Al Qur'an dan mencoba untuk mengingatkan mereka kembali kepada aliran yang diajarkan Nabi Muhammad S.A.W. yaitu kefanaan makhluk yang diciptakan. Setelah insiden itu Umar mengalah dan membiarkan persiapan penguburan dilaksanakan.
Masa kekhalifahan Abu Bakar
Pada masa Abu Bakar menjabat sebagai khalifah, Umar merupakan salah satu penasehat kepalanya. Setelah meninggalnya Abu Bakar pada tahun 634, Umar ditunjuk untuk menggantikan Abu Bakar sebagai khalifah kedua dalam sejarah Islam.
Menjadi khalifah
Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat. Islam mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dari Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium). Saat itu ada dua negara adi daya yaitu Persia dan Romawi. Namun keduanya telah ditaklukkan oleh kekhalifahan Islam dibawah pimpinan Umar.
Sejarah mencatat banyak pertempuran besar yang menjadi awal penaklukan ini. Pada pertempuran Yarmuk, yang terjadi di akrab Damaskus pada tahun 636, 20 ribu pasukan Islam mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu dan mengakhiri kekuasaan Romawi di Asia Kecil cuilan selatan. Pasukan Islam lainnya dalam jumlah kecil mendapat kemenangan atas pasukan Persia dalam jumlah yang lebih besar pada pertempuran Qadisiyyah (th 636), di akrab sungai Eufrat. Pada pertempuran itu, jenderal pasukan Islam yakni Sa`ad bin Abi Waqqas mengalahkan pasukan Sassanid dan berhasil membunuh jenderal Persia yang terkenal, Rustam Farrukhzad.
Pada tahun 637, sesudah pengepungan yang usang terhadap Yerusalem, pasukan Islam akhirnya mengambil alih kota tersebut. Umar diberikan kunci untuk memasuki kota oleh pendeta Sophronius dan diundang untuk salat di dalam gereja (Church of the Holy Sepulchre). Umar menentukan untuk salat ditempat lain semoga tidak membahayakan gereja tersebut. 55 tahun kemudian, Masjid Umar didirikan ditempat ia salat.
Umar melaksanakan banyak reformasi secara administratif dan mengontrol dari akrab kebijakan publik, termasuk membangun sistem manajemen untuk kawasan yang gres ditaklukkan. Ia juga memerintahkan diselenggarakannya sensus di seluruh wilayah kekuasaan Islam. Tahun 638, ia memerintahkan untuk memperluas dan merenovasi Masjidil Haram di Mekkah danMasjid Nabawi di Medinah. Ia juga memulai proses kodifikasi aturan Islam.
Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya hidup dan penampilan para penguasa di zaman itu, ia tetap hidup sangat sederhana.
Pada sekitar tahun ke 17 Hijriah, tahun ke-empat kekhalifahannya, Umar mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya mulai dihitung ketika insiden hijrah.
Wafatnya
Umar bin Khattab dibunuh oleh Abu Lukluk (Fairuz), seorang budak yang fanatik pada ketika ia akan memimpin salat Subuh. Fairuz yakni orang Persia yang masuk Islam sesudah Persia ditaklukkan Umar. Pembunuhan ini konon dilatarbelakangi dendam langsung Abu Lukluk (Fairuz) terhadap Umar. Fairuz merasa sakit hati atas kekalahan Persia, yang ketika itu merupakan negara adidaya, oleh Umar. Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 M. Setelah wafat, jabatan khalifah dipegang oleh Usman bin Affan.
1. Bila engkau menemukan cela pada seseorang dan engkau hendak mencacinya, maka cacilah dirimu. Karena celamu lebih banyak darinya.
2. Bila engkau hendak memusuhi seseorang, maka musuhilah perutmu dahulu. Karena tidak ada musuh yang lebih berbahaya terhadapmu selain perut.
3. Bila engkau hendak memuji seseorang, pujilah Allah. Karena tiada seorang insan pun lebih banyak dalam memberi kepadamu dan lebih santun lembut kepadamu selain Allah.
4. Jika engkau ingin meninggalkan sesuatu, maka tinggalkanlah kesenangan dunia. Sebab apabila engkau meninggalkannya, berarti engkau terpuji.
5. Bila engkau berkemas-kemas untuk sesuatu, maka bersiaplah untuk mati. Karena kalau engkau tidak bersiap untuk mati, engkau akan menderita, rugi ,dan penuh penyesalan.
6. Bila engkau ingin menuntut sesuatu, maka tuntutlah akhirat. Karena engkau tidak akan memperolehnya kecuali dengan mencarinya.
Ada beberapa gelintir orang yang tidak menyukai khalifah yang mulia ini, mereka menyampaikan al-Faruq telah mencuri haknya Ali. Menurut mereka, Ali bin Abi Thalib lebih layak dan lebih pantas dibanding Umar untuk menjadi khalifah pengganti Nabi.
Berangkat dari klaim tersebut, mulailah mereka melucuti kemuliaan dan keutamaan Umar. Mereka buat berita-berita palsu demi rusaknya gambaran amirul mukminin Umar bin Khattab. Mereka puja orang yang memusuhinya dan pembunuhnya pun digelari jagoan bangsa.
Sumber: (Wikipedia, Kisah Muslim)
Umar bin al-Khattab
Pemimpin Orang-Orang Beriman (Amir al-Mu'minin)
Masa kekuasaan: 23 Agustus 634 - November 7 644
Nama lengkap:
Umar bin al-Khattab
Gelar:
Al-Faruq ("Pemisah antara yang benar dan batil")
Amir al-Mo`mineen ("Pemimpin Orang-Orang Beriman")
Lahir:
c.586-590 Mekkah, Jazirah Arab
Meninggal:
7 November 644 Madinah, Jazirah Arab
Dimakamkan:
Sebelah kiri makam Nabi Muhammad, Al-Masjid al-Nabawi, Madinah
Pendahulu:
Abu Bakar Ash-Shiddiq
Pengganti:
Utsman bin Affan
Umar bin Khattab bin Nafiel bin Abdul Uzza atau lebih dikenal dengan Umar bin Khattab (581 - November 644) (bahasa Arab:عمر ابن الخطاب) yakni salah seorang sobat Nabi Muhammad S.A.W. yang juga yakni khalifah kedua Islam (634-644). Umar juga merupakan satu di antara empat orang Khalifah yang digolongkan sebagai Khalifah yang diberi petunjuk (Khulafaur Rasyidin).
Biografi Umar bin Al-Khattab - Khalifah Kedua Islam
Umar dilahirkan di kota Mekkah dari suku Bani Adi, salah satu rumpun suku Quraisy, suku terbesar di kota Mekkah ketika itu. Ayahnya berjulukan Khattab bin Nufail Al Shimh Al Quraisyi dan ibunya Hantamah binti Hasyim, dari marga Bani Makhzum. Umar mempunyai julukan yang diberikan oleh Nabi Muhammad S.A.W. yaitu Al-Faruk yang berarti orang yang sanggup memisahkan antara kebenaran dan kebatilan.
Keluarga Umar tergolong dalam keluarga kelas menengah, ia sanggup membaca dan menulis, yang pada masa itu merupakan sesuatu yang langka. Umar juga dikenal alasannya yakni fisiknya yang berpengaruh dimana ia menjadi juara gulat di Mekkah.
Sebelum memeluk Islam, Umar yakni orang yang sangat disegani dan dihormati oleh penduduk Mekkah, sebagaimana tradisi yang dijalankan oleh kaum jahiliyah Mekkah ketika itu, Umar juga mengubur putrinya hidup-hidup sebagai cuilan dari pelaksanaan sopan santun Mekkah yang masih barbar. Setelah memeluk Islam di bawah Nabi Muhammad S.A.W., Umar meratapi perbuatannya dan menyadari kebodohannya ketika itu sebagaimana diriwayatkan dalam satu hadits "Aku menangis ketika menggali kubur untuk putriku. Dia maju dan kemudian menyisir janggutku".
Umar juga dikenal sebagai seorang pem!num berat, beberapa catatan menyampaikan bahwa pada masa pra-Islam (Jahiliyyah), Umar suka meminum anggur. Setelah menjadi seorang Muslim, ia tidak menyentuh alk0h0l sama sekali, meskipun belum diturunkan larangan meminum khamar (yang memabukkan) secara tegas.
Memeluk Islam
Ketika Nabi Muhammad S.A.W. mengembangkan Islam secara terbuka di Mekkah, Umar bereaksi sangat antipati terhadapnya, beberapa catatan menyampaikan bahwa kaum Muslim ketika itu mengakui bahwa Umar yakni lawan yang paling mereka perhitungkan, hal ini dikarenakan Umar yang memang sudah mempunyai reputasi yang sangat baik sebagai jago seni manajemen perang dan seorang prajurit yang sangat tangguh pada setiap peperangan yang ia lalui. Umar juga dicatat sebagai orang yang paling banyak dan paling sering memakai kekuatannya untuk menyiksa pengikut Nabi Muhammad S.A.W.
Pada puncak kebenciannya terhadap aliran Nabi Muhammad S.A.W., Umar tetapkan untuk mencoba membunuh Nabi Muhammad S.A.W., namun ketika dalam perjalanannya ia bertemu dengan salah seorang pengikut Nabi Muhammad S.A.W. berjulukan Nu'aim bin Abdullah yang kemudian memberinya kabar bahwa saudara wanita Umar telah memeluk Islam, aliran yang dibawa oleh Nabi Muhammad S.A.W. yang ingin dibunuhnya ketika itu. Karena informasi itu, Umar terkejut dan pulang ke rumahnya dengan dengan maksud untuk menghukum adiknya, diriwayatkan bahwa Umar menjumpai saudarinya itu sedang membaca Al Qur'an surat Thoha ayat 1-8, ia semakin murka akan hal tersebut dan memukul saudarinya.
Ketika melihat saudarinya berdarah oleh pukulannya ia menjadi iba, dan kemudian meminta semoga bacaan tersebut sanggup ia lihat, diriwayatkan Umar menjadi terguncang oleh apa yang ia baca tersebut, beberapa waktu sesudah insiden itu Umar menyatakan memeluk Islam, tentu saja hal ini menciptakan hampir seisi Mekkah terkejut alasannya yakni seseorang yang populer paling keras menentang dan paling kejam dalam menyiksa para pengikut Nabi Muhammad S.A.W. kemudian memeluk aliran yang sangat dibencinya tersebut, alhasil Umar dikucilkan dari pergaulan Mekkah dan ia menjadi kurang atau tidak dihormati lagi oleh para petinggi Quraisy yang selama ini diketahui selalu membelanya.
Kehidupan di Madinah
Pada tahun 622 M, Umar ikut bersama Nabi Muhammad S.A.W. dan pemeluk Islam lain berhijrah (migrasi) (ke Yatsrib(sekarang Madinah) . Ia juga terlibat pada perang Badar, Uhud, Khaybar serta penyerangan ke Syria. Pada tahun 625, putrinya (Hafsah) menikah dengan Nabi Nabi Muhammad S.A.W. Ia dianggap sebagai seorang yang paling disegani oleh kaum Muslim pada masa itu alasannya yakni selain reputasinya yang memang populer semenjak masa pra-Islam, juga alasannya yakni ia dikenal sebagai orang terdepan yang selalu membela Nabi Muhammad S.A.W. dan aliran Islam pada setiap kesempatan yang ada bahkan ia tanpa ragu menentang kawan-kawan lamanya yang dulu bersama mereka ia ikut menyiksa para pengikutnya Nabi Muhammad S.A.W.
Wafatnya Nabi Muhammad
Pada ketika kabar wafatnya Nabi Muhammad S.A.W. pada 8 Juni 632 M (12 Rabiul Awal, 10 Hijriah) suasana murung dan haru menyelimuti kota Madinah, sambil berdiri termangu Umar dikabarkan sebagai salah seorang yang paling terguncang atas insiden itu, ia menghambat siapapun memandikan atau menyiapkan jasadnya untuk pemakaman. Akibat stress berat yang ia terima, Umar berkata "Sesungguhnya beberapa orang munafik menganggap bahwa Nabi Muhammad saw. telah wafat. Sesungguhnya ia tidak wafat, tetapi pergi ke hadapan Tuhannya, ibarat dilakukan Musa bin Imran yang pergi dari kaumnya. Demi Allah dia benar-benar akan kembali. Barang siapa yang beranggapan bahwa ia wafat, kaki dan tangannya akan kupotong."
Abu Bakar yang mendengar kabar bergegas kembali dari Madinah, ia menjumpai Umar sedang menahan Muslim yang lain dan lantas mengatakan
"Saudara-saudara! Barang siapa mau menyembah Nabi Muhammad S.A.W., Nabi Muhammad S.A.W. sudah meninggal dunia. Tetapi barangsiapa mau menyembah Allah, Allah hidup selalu tak pernah mati!" . Abu Bakar ash-Shiddiq
Abu Bakar mengingatkan kepada para pemeluk Islam yang sedang terguncang, termasuk Umar ketika itu, bahwa Nabi Muhammad S.A.W., ibarat halnya mereka, yakni seorang insan biasa, Abu Bakar kemudian membacakan ayat dari Al Qur'an dan mencoba untuk mengingatkan mereka kembali kepada aliran yang diajarkan Nabi Muhammad S.A.W. yaitu kefanaan makhluk yang diciptakan. Setelah insiden itu Umar mengalah dan membiarkan persiapan penguburan dilaksanakan.
Masa kekhalifahan Abu Bakar
Pada masa Abu Bakar menjabat sebagai khalifah, Umar merupakan salah satu penasehat kepalanya. Setelah meninggalnya Abu Bakar pada tahun 634, Umar ditunjuk untuk menggantikan Abu Bakar sebagai khalifah kedua dalam sejarah Islam.
Menjadi khalifah
Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan sangat pesat. Islam mengambil alih Mesopotamia dan sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dari Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium). Saat itu ada dua negara adi daya yaitu Persia dan Romawi. Namun keduanya telah ditaklukkan oleh kekhalifahan Islam dibawah pimpinan Umar.
Sejarah mencatat banyak pertempuran besar yang menjadi awal penaklukan ini. Pada pertempuran Yarmuk, yang terjadi di akrab Damaskus pada tahun 636, 20 ribu pasukan Islam mengalahkan pasukan Romawi yang mencapai 70 ribu dan mengakhiri kekuasaan Romawi di Asia Kecil cuilan selatan. Pasukan Islam lainnya dalam jumlah kecil mendapat kemenangan atas pasukan Persia dalam jumlah yang lebih besar pada pertempuran Qadisiyyah (th 636), di akrab sungai Eufrat. Pada pertempuran itu, jenderal pasukan Islam yakni Sa`ad bin Abi Waqqas mengalahkan pasukan Sassanid dan berhasil membunuh jenderal Persia yang terkenal, Rustam Farrukhzad.
Pada tahun 637, sesudah pengepungan yang usang terhadap Yerusalem, pasukan Islam akhirnya mengambil alih kota tersebut. Umar diberikan kunci untuk memasuki kota oleh pendeta Sophronius dan diundang untuk salat di dalam gereja (Church of the Holy Sepulchre). Umar menentukan untuk salat ditempat lain semoga tidak membahayakan gereja tersebut. 55 tahun kemudian, Masjid Umar didirikan ditempat ia salat.
Umar melaksanakan banyak reformasi secara administratif dan mengontrol dari akrab kebijakan publik, termasuk membangun sistem manajemen untuk kawasan yang gres ditaklukkan. Ia juga memerintahkan diselenggarakannya sensus di seluruh wilayah kekuasaan Islam. Tahun 638, ia memerintahkan untuk memperluas dan merenovasi Masjidil Haram di Mekkah danMasjid Nabawi di Medinah. Ia juga memulai proses kodifikasi aturan Islam.
Umar dikenal dari gaya hidupnya yang sederhana, alih-alih mengadopsi gaya hidup dan penampilan para penguasa di zaman itu, ia tetap hidup sangat sederhana.
Pada sekitar tahun ke 17 Hijriah, tahun ke-empat kekhalifahannya, Umar mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya mulai dihitung ketika insiden hijrah.
Wafatnya
Umar bin Khattab dibunuh oleh Abu Lukluk (Fairuz), seorang budak yang fanatik pada ketika ia akan memimpin salat Subuh. Fairuz yakni orang Persia yang masuk Islam sesudah Persia ditaklukkan Umar. Pembunuhan ini konon dilatarbelakangi dendam langsung Abu Lukluk (Fairuz) terhadap Umar. Fairuz merasa sakit hati atas kekalahan Persia, yang ketika itu merupakan negara adidaya, oleh Umar. Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 M. Setelah wafat, jabatan khalifah dipegang oleh Usman bin Affan.
Semasa Umar masih hidup Umar meninggalkan wasiat yaitu
1. Bila engkau menemukan cela pada seseorang dan engkau hendak mencacinya, maka cacilah dirimu. Karena celamu lebih banyak darinya.
2. Bila engkau hendak memusuhi seseorang, maka musuhilah perutmu dahulu. Karena tidak ada musuh yang lebih berbahaya terhadapmu selain perut.
3. Bila engkau hendak memuji seseorang, pujilah Allah. Karena tiada seorang insan pun lebih banyak dalam memberi kepadamu dan lebih santun lembut kepadamu selain Allah.
4. Jika engkau ingin meninggalkan sesuatu, maka tinggalkanlah kesenangan dunia. Sebab apabila engkau meninggalkannya, berarti engkau terpuji.
5. Bila engkau berkemas-kemas untuk sesuatu, maka bersiaplah untuk mati. Karena kalau engkau tidak bersiap untuk mati, engkau akan menderita, rugi ,dan penuh penyesalan.
6. Bila engkau ingin menuntut sesuatu, maka tuntutlah akhirat. Karena engkau tidak akan memperolehnya kecuali dengan mencarinya.
Ada beberapa gelintir orang yang tidak menyukai khalifah yang mulia ini, mereka menyampaikan al-Faruq telah mencuri haknya Ali. Menurut mereka, Ali bin Abi Thalib lebih layak dan lebih pantas dibanding Umar untuk menjadi khalifah pengganti Nabi.
Berangkat dari klaim tersebut, mulailah mereka melucuti kemuliaan dan keutamaan Umar. Mereka buat berita-berita palsu demi rusaknya gambaran amirul mukminin Umar bin Khattab. Mereka puja orang yang memusuhinya dan pembunuhnya pun digelari jagoan bangsa.
Sumber: (Wikipedia, Kisah Muslim)
Post a Comment for "Biografi Shahabat Nabi Umar Bin Al-Khattab - Khalifah Kedua Islam"