Langkah-Langkah Budidaya Ikan Cupang (Talking Gourami) Untuk Perjuangan Dan Bisnis Ikan Hias
Budidaya Ikan Cupang jenis ikan hias yang gampang dipelihara, nama-nama ikan cupang sendiri sangat bermacam-macam mulai dari harga hemat hingga harga cupang termahal.
Bagi para pemula yang ingin terjun merawat serta budidaya ikan cupang, berikut langkah-langkah gampang dan cepat untuk perjuangan dan bisnis ikan hias dengan hasil jutaan:
Ciri-Ciri Ikan Hias Cupang (Croaking Gourami)
Cara mengetahui ikan cupang antara lain mempunyai tubuh sangat langsing dan pipih ke samping (compressed). Warna dasar badannya bervariasi dari kuning hingga sawo matang. Punggung berwarna lebih gelap dengan bab perut lebih kuning-putih.
Pada sisi badannya terdapat garis horizontal yang berwarna biru gelap atau hitam. Garis ini dimulai dari mata hingga di kawasan sirip ekor. Beberapa specimen lain yang ditemukan kadang mempunyai pemanis garis samar-samar, sebanyak satu atau dua buah.
Sirp-sirip berwarna kemerahan, dengan ujung berwarna ungu atau biru. Sirip ini mempunyai bintik-bintik berwarna ibarat warna pelangi-biru, merah, kehijauan. Wana matanya sangat menarik. Bagian luar berwarna merah darah, sedangkan bab dalam berwarna hijau kebiruan. Sirip anal, punggung dan ekor tumbuh tepat dengan beberapa jari sirip yang tumbuh menonjol.
Sifat-Sifat Ikan Cupang (Croaking Gourami)
Ikan hias cupang ini sanggup mencapai panjang maksimal 6,25 cm, sedangkan untuk pemijahannya sanggup dilakukan semenjak berukuran 5 cm.
Ikan cupang merupakan salah satu penyusun sarang busa sebelum melaksanakan pemijahan. Namun demikian brbeda dengan beta, ikan cupang ini bisa ditempatkan dalam akuarium umum, lantaran mempunyai sifat pendamai.
Dimanakah sanggup ditemukan ikan cupang? Ikan cupang sanggup teman temukan di perairan bebas, ikan cupang sanggup hidup dan berkembang biak pada media atau tempat yang terbatas.
Proses budidaya ikan cupang teman sanggup menyiapkan akuarium yang berukuran 20 x 40 cm, tinggi 20 cm. Atau toples-toples kaca. Dapat juga dengan menggunakan kolam semen berukuran 1 x 2 m atau 1 x 1 m dengan ketinggian kolam antara 30 - 40 cm.
Bila pemijahan dilakukan dalam kolam semen, sebaiknya dibentuk kamar-kamar dengan sekatan kayu, supaya sanggup digunakan untuk mengawinkan ikan cupang dalam jumlah yang cukup banyak. Kamar pemijahan ini boleh berukuran hanya 20 x 20 cm.
Di dalam tempat pemijahan sanggup diberi tanaman air untuk membantu induk jantan menciptakan sarang busa. Tanaman ini boleh eceng gondok yang mengapung atau Aponogeton yang memanjang dari dasar bak. Bisa juga sekedar potongan daun eceng gondok, kalau pemijahan dilakukan pada kamar-kamar yang disekat di kolam semen.
Air yang digunakan bisa air biasa dari sumur atau ledeng. Sebaiknya telah didiamkan selama 24 jam, Untuk menguapkan gas yang tidak dikehendaki. Bila memang air sulit dicari, ikan ini masih mau dikawinkan pada air yang diperoleh dari penampung hujan. Tentunya harus diendapkan sehari semalam.
Memilih Induk Budidaya Ikan Cupang (Croaking Gourami)
Untuk membedakan cupang jantan dan betina sanggup dilihat dari perbedaan sirip dan warna badannya.
Ikan jantan mempunyai jari-jari sirip anal, punggung, dan ekor yang tumbuh dengan sangat sempurna, yaitu lebih panjang sedikit dibandingkan selaput yang menutupinya. Sedangkan induk jantan mempunyai sirip ekor, anl, dan punggung yang biasa, tanpa ada penonjol jari-jari siripnya.
Selain itu jantan juga terlihat mempunyai ujung sirip punggung yang berwarna kemerahan, yang juga terlihat pada sirip ekor dan analnya. Pada jantan yang telah matang kelamin terdapat bintik-bintik hitam pada punggungnya yang lebih banyak dari biasanya, yang tidak terlihat pada induk betina.
Indukan cupang yang sudah terpilih sebaiknya telah berukuran 5 cm dan telah berumur 6 - 7 bulan. Induk jantan berjumlah sebanding dengan induk betina, lantaran perkawinan cupang menganut sistem monogami.
Induk yang telah terpilih ditempatkan pada wadah terpisah, dan diberi makan yang layak, biasanya kutu air atau cuk (jentik Nyamuk).
Budidaya ikan cupang wadah yang ideal berupa kolam atau akuarium yang telah dibersihkan dulu. Untuk menghindari jamur atau bibit penyakit lainnya. Kotoran yang menempel di dinding digosok hingga licin, lalu dibilas dengan air bersih. Jika dirasakan perlu, boleh direndam dengan larutan PK encer, sebelum akhirnya dibilas lagi.
Akuarium diisi dengan air setinggi 15 - 18 cm, sedangkan kolam boleh hingga kedalaman 25 cm. Kemudian masukkan jenis tanaman yang bersih. Aponogeton harus diberi pecahan genteng pada dasar supaya jangan tumbang, sedangkan eceng gondok sanggup ditempatkan begitu saja.
Indukan cupang yang telah dipilih dimasukkan dalam tempat pemijahan, satu jantan untuk setiap induk betina. Bila menggunakan kolam semen, banyaknya induk yang dikawinkan diubahsuaikan banyaknya sarang yang tersedia.
Induk jantan akan membangun sarang busa diantara daun-daun enceng gondok atau disekitar tanaman Aponogeton. Induk betina hanya mengawasi pasangannya mempersiapkan pelaminan. Setelah sarang busa siap, maka tidak usang induk betina akan menghampiri pasangannya untuk bercumbu di bawah sarang busa.
Dalam budidaya ikan cupang, induk betina akan mengeluarkan telur yang segera akan diikuti induk jantan degan menyemprotkan spermanya. Telur-telur akan menempel di busa yang berwarna putih itu. sebagia telur yang jatuh akan dipungut oleh indukan dan dikumpulkan dengan yang lain.
Telur yang dibuahi oleh sperma jantan akan menetas dalam tempo 24 jam, pada suhu 24 derajat C. Benih yang telah menetas akan berdiam disekitar tempatnya semula. Baru sesudah melewati masa 3 hari benih-benih akan mulai terlihat berpindah, bernang bebas.
Pada ketika inilah harus diberikan makanan, alasannya ialah kandungan kuningnya sudah habis. Juga jangan memindahkan induk jantannya. Sedangkan induk betinanya sudah harus dipisah begitu selesai memijah.
Pembesaran Budidaya Ikan Cupang (Croaking Gourami)
Mengingat tempat budidaya ikan cupang yang relatif sempit dan untuk menyelamatkan benih-benih yang masih lemah, maka sesudah berumur seminggu benih sudah boleh dipindahkan ke lain tempat. Tempat yang baru, boleh berupa kolam semen atau akuarium yang berukuran agak besar.
Pemindahan dilakukan pada pagi hari disaat suhu masih rendah dengan mengikutsertakan sebagian airnya. Air yang pakai di tempt gres sebaiknya telah diendapakan sehari semalam, dengan ketinggian air dilarang lebih dari 25 cm.
Di dalam kolam ini boleh ditempatkan satu atau dua rumput eceng gondok yang berakar rimbn sebagai tempat peneduh dan pemberian dari tetesan air hujan. Jangan lupa membersihkan lebih dahulu sebelum menempatkan dalam kolam pendederan, alasannya ialah kalau alpa sanggup fatal akibatnya.
Makanan yang baik dalam budidaya ikan cupang berupa infusoria atau air hijau yang sanggup diperoleh dari permukaan kolam. Kemudian kasih makan rotifera yang disusul dengan kuliner cupang kutu air yang kecil, sebelum akhirnya benih bisa menelan cacing sutera.
penggantian air dilakukan seminggu sekali dengan membuang tidak lebih 2/3 bab air lama. Penggantian air dilakukan dengan menyipon air usang menggunakan selang dan menggantinya dengan air yang telah diendapkan sehari semalam.
Pemindahan kedua dilakukan sesudah benih berumur sebulan, ke kolam yang lebih lapang. Atau bisa juga dengan mengurangi kepadatan benih dalam kolam dengan memindahkan sebagian ke kolam lain.
Induk sanggup dikawinkan sesudah 4 minggu, adakala malah kurang.
Demikian sedikit ulasan perihal budidaya ikan cupang (croaking gourami) ini, semoga bermanfaat dan sanggup meambahkan wawasan serta pengetahuan untuk kita semua pada jenjang perawatan semua jenis ikan hias berikutnya.
Baca juga:
-Budidaya Ikan Hias Badis-Badis (Burmase Badis atau Red Badis)
-Ikan Hias Akara (Blue Acara) dan Cara Budidayanya
-Budidaya Ikan Hias Botia (Clown Loach)
Bagi para pemula yang ingin terjun merawat serta budidaya ikan cupang, berikut langkah-langkah gampang dan cepat untuk perjuangan dan bisnis ikan hias dengan hasil jutaan:
Ciri-Ciri Ikan Hias Cupang (Croaking Gourami)
Cara mengetahui ikan cupang antara lain mempunyai tubuh sangat langsing dan pipih ke samping (compressed). Warna dasar badannya bervariasi dari kuning hingga sawo matang. Punggung berwarna lebih gelap dengan bab perut lebih kuning-putih.
Pada sisi badannya terdapat garis horizontal yang berwarna biru gelap atau hitam. Garis ini dimulai dari mata hingga di kawasan sirip ekor. Beberapa specimen lain yang ditemukan kadang mempunyai pemanis garis samar-samar, sebanyak satu atau dua buah.
Sirp-sirip berwarna kemerahan, dengan ujung berwarna ungu atau biru. Sirip ini mempunyai bintik-bintik berwarna ibarat warna pelangi-biru, merah, kehijauan. Wana matanya sangat menarik. Bagian luar berwarna merah darah, sedangkan bab dalam berwarna hijau kebiruan. Sirip anal, punggung dan ekor tumbuh tepat dengan beberapa jari sirip yang tumbuh menonjol.
Sifat-Sifat Ikan Cupang (Croaking Gourami)
Ikan hias cupang ini sanggup mencapai panjang maksimal 6,25 cm, sedangkan untuk pemijahannya sanggup dilakukan semenjak berukuran 5 cm.
Ikan cupang merupakan salah satu penyusun sarang busa sebelum melaksanakan pemijahan. Namun demikian brbeda dengan beta, ikan cupang ini bisa ditempatkan dalam akuarium umum, lantaran mempunyai sifat pendamai.
Dimanakah sanggup ditemukan ikan cupang? Ikan cupang sanggup teman temukan di perairan bebas, ikan cupang sanggup hidup dan berkembang biak pada media atau tempat yang terbatas.
Tempat Pemijahan Budidaya Ikan Cupang (Croaking Gourami)
Proses budidaya ikan cupang teman sanggup menyiapkan akuarium yang berukuran 20 x 40 cm, tinggi 20 cm. Atau toples-toples kaca. Dapat juga dengan menggunakan kolam semen berukuran 1 x 2 m atau 1 x 1 m dengan ketinggian kolam antara 30 - 40 cm.
Bila pemijahan dilakukan dalam kolam semen, sebaiknya dibentuk kamar-kamar dengan sekatan kayu, supaya sanggup digunakan untuk mengawinkan ikan cupang dalam jumlah yang cukup banyak. Kamar pemijahan ini boleh berukuran hanya 20 x 20 cm.
Di dalam tempat pemijahan sanggup diberi tanaman air untuk membantu induk jantan menciptakan sarang busa. Tanaman ini boleh eceng gondok yang mengapung atau Aponogeton yang memanjang dari dasar bak. Bisa juga sekedar potongan daun eceng gondok, kalau pemijahan dilakukan pada kamar-kamar yang disekat di kolam semen.
Air yang digunakan bisa air biasa dari sumur atau ledeng. Sebaiknya telah didiamkan selama 24 jam, Untuk menguapkan gas yang tidak dikehendaki. Bila memang air sulit dicari, ikan ini masih mau dikawinkan pada air yang diperoleh dari penampung hujan. Tentunya harus diendapkan sehari semalam.
Memilih Induk Budidaya Ikan Cupang (Croaking Gourami)
Untuk membedakan cupang jantan dan betina sanggup dilihat dari perbedaan sirip dan warna badannya.
Ikan jantan mempunyai jari-jari sirip anal, punggung, dan ekor yang tumbuh dengan sangat sempurna, yaitu lebih panjang sedikit dibandingkan selaput yang menutupinya. Sedangkan induk jantan mempunyai sirip ekor, anl, dan punggung yang biasa, tanpa ada penonjol jari-jari siripnya.
Selain itu jantan juga terlihat mempunyai ujung sirip punggung yang berwarna kemerahan, yang juga terlihat pada sirip ekor dan analnya. Pada jantan yang telah matang kelamin terdapat bintik-bintik hitam pada punggungnya yang lebih banyak dari biasanya, yang tidak terlihat pada induk betina.
Indukan cupang yang sudah terpilih sebaiknya telah berukuran 5 cm dan telah berumur 6 - 7 bulan. Induk jantan berjumlah sebanding dengan induk betina, lantaran perkawinan cupang menganut sistem monogami.
Induk yang telah terpilih ditempatkan pada wadah terpisah, dan diberi makan yang layak, biasanya kutu air atau cuk (jentik Nyamuk).
Pemijahan Budidaya Ikan Cupang (croaking gourami)
Budidaya ikan cupang wadah yang ideal berupa kolam atau akuarium yang telah dibersihkan dulu. Untuk menghindari jamur atau bibit penyakit lainnya. Kotoran yang menempel di dinding digosok hingga licin, lalu dibilas dengan air bersih. Jika dirasakan perlu, boleh direndam dengan larutan PK encer, sebelum akhirnya dibilas lagi.
Akuarium diisi dengan air setinggi 15 - 18 cm, sedangkan kolam boleh hingga kedalaman 25 cm. Kemudian masukkan jenis tanaman yang bersih. Aponogeton harus diberi pecahan genteng pada dasar supaya jangan tumbang, sedangkan eceng gondok sanggup ditempatkan begitu saja.
Indukan cupang yang telah dipilih dimasukkan dalam tempat pemijahan, satu jantan untuk setiap induk betina. Bila menggunakan kolam semen, banyaknya induk yang dikawinkan diubahsuaikan banyaknya sarang yang tersedia.
Induk jantan akan membangun sarang busa diantara daun-daun enceng gondok atau disekitar tanaman Aponogeton. Induk betina hanya mengawasi pasangannya mempersiapkan pelaminan. Setelah sarang busa siap, maka tidak usang induk betina akan menghampiri pasangannya untuk bercumbu di bawah sarang busa.
Dalam budidaya ikan cupang, induk betina akan mengeluarkan telur yang segera akan diikuti induk jantan degan menyemprotkan spermanya. Telur-telur akan menempel di busa yang berwarna putih itu. sebagia telur yang jatuh akan dipungut oleh indukan dan dikumpulkan dengan yang lain.
Telur yang dibuahi oleh sperma jantan akan menetas dalam tempo 24 jam, pada suhu 24 derajat C. Benih yang telah menetas akan berdiam disekitar tempatnya semula. Baru sesudah melewati masa 3 hari benih-benih akan mulai terlihat berpindah, bernang bebas.
Pada ketika inilah harus diberikan makanan, alasannya ialah kandungan kuningnya sudah habis. Juga jangan memindahkan induk jantannya. Sedangkan induk betinanya sudah harus dipisah begitu selesai memijah.
Pembesaran Budidaya Ikan Cupang (Croaking Gourami)
Mengingat tempat budidaya ikan cupang yang relatif sempit dan untuk menyelamatkan benih-benih yang masih lemah, maka sesudah berumur seminggu benih sudah boleh dipindahkan ke lain tempat. Tempat yang baru, boleh berupa kolam semen atau akuarium yang berukuran agak besar.
Pemindahan dilakukan pada pagi hari disaat suhu masih rendah dengan mengikutsertakan sebagian airnya. Air yang pakai di tempt gres sebaiknya telah diendapakan sehari semalam, dengan ketinggian air dilarang lebih dari 25 cm.
Di dalam kolam ini boleh ditempatkan satu atau dua rumput eceng gondok yang berakar rimbn sebagai tempat peneduh dan pemberian dari tetesan air hujan. Jangan lupa membersihkan lebih dahulu sebelum menempatkan dalam kolam pendederan, alasannya ialah kalau alpa sanggup fatal akibatnya.
Makanan yang baik dalam budidaya ikan cupang berupa infusoria atau air hijau yang sanggup diperoleh dari permukaan kolam. Kemudian kasih makan rotifera yang disusul dengan kuliner cupang kutu air yang kecil, sebelum akhirnya benih bisa menelan cacing sutera.
penggantian air dilakukan seminggu sekali dengan membuang tidak lebih 2/3 bab air lama. Penggantian air dilakukan dengan menyipon air usang menggunakan selang dan menggantinya dengan air yang telah diendapkan sehari semalam.
Pemindahan kedua dilakukan sesudah benih berumur sebulan, ke kolam yang lebih lapang. Atau bisa juga dengan mengurangi kepadatan benih dalam kolam dengan memindahkan sebagian ke kolam lain.
Induk sanggup dikawinkan sesudah 4 minggu, adakala malah kurang.
Demikian sedikit ulasan perihal budidaya ikan cupang (croaking gourami) ini, semoga bermanfaat dan sanggup meambahkan wawasan serta pengetahuan untuk kita semua pada jenjang perawatan semua jenis ikan hias berikutnya.
Baca juga:
-Budidaya Ikan Hias Badis-Badis (Burmase Badis atau Red Badis)
-Ikan Hias Akara (Blue Acara) dan Cara Budidayanya
-Budidaya Ikan Hias Botia (Clown Loach)
 Untuk Perjuangan Dan Bisnis Ikan Hias){kind=link}
Post a Comment for "Langkah-Langkah Budidaya Ikan Cupang (Talking Gourami) Untuk Perjuangan Dan Bisnis Ikan Hias"