Standar Mutu Produksi Gurame Export Maupun Import
Standar Mutu Produksi Gurame Standardisasi produk untuk ikan gurami sanggup di kategorikan menurut segmen pasar dan jenis produk. Segmen pasar yang di maksud ialah pasar local dan pasar ekspor.
Standar produk yang di nilai mencakup mutu telur, benih, dan gurami konsumsi.
Standarisasi untuk pasar lokal tradisional memang sangat abstrak, alasannya ialah baik atau buruknya barang di nilai pribadi oleh konsumen.
Tidak ada hukum baku standarisasi produk yang didistribusikan untuk pasar tradisional. Pada pasar local, distribusi gurami berlangsung dengan prosedur pasar murni.
Pembeli dan penjual bertemu pribadi dan harga di tentukan menurut kesempatan kedua belah pihak.
Mekanisme menyerupai ini tentu berbeda dengan pasar modern (supermarket). Di supermarket, semua produk yang di jual sudah di beri label harga.
Pada pasar ini, ada divisi yang mengawasi distribusi barang, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya, jadi standar mutu produksi gurame secara reak akan positif dimata konsumen.
Karena itu, biasanya pasar ini membutuhkan produk yang berkualitas baik.
Sementara itu, standar mutu gurame untuk ekspor di tentukan menurut standar tubuh standardisasi nasional (BSN).
Standar ini diklasifikasikan secara kualitatif dan kuantitatif. Standardisasi gurami ekspor yang sudah di terapkan hanya untuk kelas indukan, benih, sebar, dan pedaging (konsumsi), tidak untuk telur gurami.
Standar Mutu Produksi Gurame - mutu gurami konsumsi mati segar
Ada beberapa evaluasi yang harus di penuhi oleh pengusaha gurami untuk produk ikan konsumsi mati segar terutama kalau jenis harga ekspor ikan gurame.
1. Sisik dan kulitnya sehat dan cerah
2. Mata ikan terang. Mata ikan yang tampak keruh mengambarkan ikan sudah mati cukup lama, sehingga sudah tidak segar lagi.
3. Daging ikan kenyal. Daging yang sudah lembek mengambarkan ikan sudah tidak segar lagi.
4. Warna insang merah terang. Jika sudah berubah pucat, berarti ikan sudah usang mati.
5. Ikan tida mengeluarkan anyir yang tidak sedap. Jika mengeluarkan anyir tidak sedap, berarti ikan sudah busuk.
Standar Mutu Produksi Gurame - mutu gurami konsumsi hidup
Untuk ikan hidup, standar mutu yang di perhatikan hanya ukuran.
Mengingat ikan masih hidup, tingkat kesejukan di anggap tidak menjadi pertimbangan mutu.
Dengan demikian, penyedia gurami konsumsi hanya menerapkan standar menurut ukuran yang diinginkan konsumen.
Ukuran gurami yang yang di pesan biasanya bervariasi. Ibu rumah tangga lebih suka gurami berukuran 2-3 ekor/kg. namun, ada juga yang memesan ukuran 1 kg/ekor.
Sementara itu, untuk keperluan kenduri biasanya di gunakan gurami ukuran 2 kg/ekornya.
Standar Mutu Produksi Gurame - mutu induk
Induk yang di maksud ialah ikan dari keturunan pertama atau di sebut induk dasar (parent stock).
Induk untuk ekspor harus memenuhi syarat menyerupai berikut menurut evaluasi pembeli ikan gurame.
1. Barasal dari hasil pembesaran benih sebar yang berasal dari ikan kelas induk dasar.
2. Badan serpihan atas berwarna kecoklatan dan serpihan perut berwarna putih keperakan atau kekuningan.
3. Organ tubuh lengkap, tidak mempunyai kelainan, alat kelamin tidak rusak, bebas pathogen, insang bersih, tubuh tidak memar, tidak berlumut, dan tidak berlendir.
4. Memenuhi criteria kuantitatif yang di tentukan BSN yaitu.
- Umur jantan 24-30 bulan dan betina 30-36 bulan.
- Panjang tubuh jantan 30-35 cm dan betina 30-35 cm.
- Bobot tubuh jantan 1,5-2,0 kg dan betina 2,0-2,5 kg.
- Jumlah telur yang di tetaskan 1.500-2,500 butir, dengan diameter telur rata-rata 1,4-1,9 mm.
Sementara itu, criteria cara pengukuran kuantitatif menyerupai berikut.
- Untuk di hitung semenjak telur menetas.
- Pengukuran telur dilakukan terhadap sampel sebanyak 30 butir, dengan memakai mikroskop yang dilengkapi micrometer.
- Panjang tubuh di ukur dari ujung verbal hingga pangkal ekor. Tinggi tubuh di ukur dari dasar perut hingga ke punggung. Secara tegak lurus.
- Bobot tubuh di ukur dengan menimbang ikan per individu.
- Pemeriksaan kesehatan di lakukan terhadap rujukan ikan yang di ambil secara acak, kemudian di amati secara visual dengan mikroskop. Pemeriksaan mikroskopis di tujukan untuk menilik jasad patogen berupa jamur, parasit, virus, dan bakteri.
- Pemeriksaan kemurnian darah ikan dilakukan dengan pengujian laboratorium.
Standar Mutu Produksi Gurame - mutu benih sebar untuk ekspor
Penilaian kualitatif untuk benih sebar mencakup asal ikan, warna badan, bentuk badan, dan perilaku, serta cara pemasaran ikan gurame konsumsi.
Gurami benih sebar yang akan di ekspor harus merupakan keturunan pertama dari induk dasar.
Warna tubuhnya cerah, tidak mempunyai banyak lender, tubuh tidak cacat, aktif, dan gesit. Perilaku benih harus normal.
Sementara itu, evaluasi kuantitatif mencakup umur maksimal, panjang tubuh, bobot minimal, keseragaman ukuran, dan keseragaman warna benih.
Benih di ukur dari ujung kepala hingga pangkal ekor. Ada beberapa ukuran benih sebar, yakni 1-2 cm, 4-6 cm, 6-8 cm, dan 8-11 cm.
Umur benih di hitung semenjak telur menetas. Sementara itu, bobot tubuh di ukur dengan menimbang ikan memakai timbangan analitis.
Pemeriksaan kesehatan ikan di lakukan terhadap sampel ikan sebanyak 10% dari populasi yang di ambil secara acak.
Sampel ini kemudian di amati secara visual mikroskopis. Pengamatan ini di tunjukan untuk mengetahui adanya pathogen menyerupai parasit, jamur, virus, atau bekteri.
Standar Mutu Produksi Gurame - mutu telur
Sampai ketika ini belum ada standar mutu telur gurami. Biasanya calon pembeli mempercayakan begitu saja kepada petani mengenai kualitas telur yang di hasilkan.
Penjualan telur biasanya di hitung per butir dengan harga bervariasi, antara 50-150 /butir.
Penjualan telur gurami biasanya menurut pesanan sebelumnya. Begitu telur tamat di lepaskan induk, pribadi di ambil pemesan.
Umumnya para pembeli telur gurami ialah petani gurami yang bergerak di bidang perjuangan pendederan benih.
Kadang-kadang, gurami yang di panen berbau lumpur. Keadaan ini menciptakan harga jualnya turun alasannya ialah konsumen enggan membelinya terutama harga ekspor ikan gurame.
Penyebabnya ialah kandungan pakan alami (plankton) dalam tubuh gurami sangat tinggi.
Ada beberapa cara yang sanggup dilakukan untuk mencegah munculnya anyir lumpur pada gurami.
1. Mengurangi intensitas sinar matahari
Plankton akan tumbuh subur kalau terkena sinar matahari langsung. Untuk mengurangi sinar matahari dan menekan pertumbuhan plankton, sebaiknya di atas kolam di beri naungan.
2. Pemupukan
Pemberian pupuk N dan P dengan perbandingan 4;1 akan menghambat pertumbuhan plankton. Pemupukan dilakukan setiap ahad dengan takaran 7-14 mg/m2 air kolam.
3. Pengaturan jumlah pakan
Pakan ikan yang tersisa akan menjadi makanan plankton. Karena itu, pengaturan derma pakan harus dilakukan secara teratur, baik waktu maupun jumlahnya biar tidak meninggalkan sisa di dalam kolam.
4. Penebaran ikan pemakan plankton
Ikan mola, nilem, dan sepat mempunyai kemampuan yang baik dalam pemangsa plankton. Namun, padat tebar ikan pemangsa plankton harus di perhatikan biar tidak menjadi pesaing gurami dalam memperebutkan pakan.
5. Pengendalian secara kimiawi
Munculnya plankton sanggup di kendalikan dengan menebarkan planktonsida kuprisulfan dan kuprisandoz. Dosisnya di sesuaikan dengan petunjuk pakai di kemasan.
6. Pemberokan
Cara lain untuk menghilangkan anyir lumpur pada gurami ialah dengan pemberokan. Setelah di panen, gurami di berok (di puasakan) selama 3-7 hari di dalam air tawar yang mengalir.
Hasil penelitian membuktikan, dengan perlakuan ini gurami tidak berbau lumpur dan dagingnya menjadi lebih kenyal.
Baca juga yuk,.
Resep Masak Ikan Gurame Enak dan Lezat
Teknik Budidaya Ikan Gurame Hemat Biaya dan Menguntungkan
Umpan Ikan Gurame Liar, Kolam Harian dan Malam Hari
Demikianlah beberapa cara meningkatkan standar mutu produksi gurame yang berawal dari pemeliharaan bibit sesuai kebersihan jasmani dan rohani ikan tersebut.
Standar produk yang di nilai mencakup mutu telur, benih, dan gurami konsumsi.
Standarisasi untuk pasar lokal tradisional memang sangat abstrak, alasannya ialah baik atau buruknya barang di nilai pribadi oleh konsumen.
Tidak ada hukum baku standarisasi produk yang didistribusikan untuk pasar tradisional. Pada pasar local, distribusi gurami berlangsung dengan prosedur pasar murni.
Pembeli dan penjual bertemu pribadi dan harga di tentukan menurut kesempatan kedua belah pihak.
Mekanisme menyerupai ini tentu berbeda dengan pasar modern (supermarket). Di supermarket, semua produk yang di jual sudah di beri label harga.
Pada pasar ini, ada divisi yang mengawasi distribusi barang, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya, jadi standar mutu produksi gurame secara reak akan positif dimata konsumen.
Karena itu, biasanya pasar ini membutuhkan produk yang berkualitas baik.
Sementara itu, standar mutu gurame untuk ekspor di tentukan menurut standar tubuh standardisasi nasional (BSN).
Standar Mutu Produksi Gurame
Standar ini diklasifikasikan secara kualitatif dan kuantitatif. Standardisasi gurami ekspor yang sudah di terapkan hanya untuk kelas indukan, benih, sebar, dan pedaging (konsumsi), tidak untuk telur gurami.
Standar Mutu Produksi Gurame - mutu gurami konsumsi mati segar
Ada beberapa evaluasi yang harus di penuhi oleh pengusaha gurami untuk produk ikan konsumsi mati segar terutama kalau jenis harga ekspor ikan gurame.
1. Sisik dan kulitnya sehat dan cerah
2. Mata ikan terang. Mata ikan yang tampak keruh mengambarkan ikan sudah mati cukup lama, sehingga sudah tidak segar lagi.
3. Daging ikan kenyal. Daging yang sudah lembek mengambarkan ikan sudah tidak segar lagi.
4. Warna insang merah terang. Jika sudah berubah pucat, berarti ikan sudah usang mati.
5. Ikan tida mengeluarkan anyir yang tidak sedap. Jika mengeluarkan anyir tidak sedap, berarti ikan sudah busuk.
Standar Mutu Produksi Gurame - mutu gurami konsumsi hidup
Untuk ikan hidup, standar mutu yang di perhatikan hanya ukuran.
Mengingat ikan masih hidup, tingkat kesejukan di anggap tidak menjadi pertimbangan mutu.
Dengan demikian, penyedia gurami konsumsi hanya menerapkan standar menurut ukuran yang diinginkan konsumen.
Ukuran gurami yang yang di pesan biasanya bervariasi. Ibu rumah tangga lebih suka gurami berukuran 2-3 ekor/kg. namun, ada juga yang memesan ukuran 1 kg/ekor.
Sementara itu, untuk keperluan kenduri biasanya di gunakan gurami ukuran 2 kg/ekornya.
Standar Mutu Produksi Gurame - mutu induk
Induk yang di maksud ialah ikan dari keturunan pertama atau di sebut induk dasar (parent stock).
Induk untuk ekspor harus memenuhi syarat menyerupai berikut menurut evaluasi pembeli ikan gurame.
1. Barasal dari hasil pembesaran benih sebar yang berasal dari ikan kelas induk dasar.
2. Badan serpihan atas berwarna kecoklatan dan serpihan perut berwarna putih keperakan atau kekuningan.
3. Organ tubuh lengkap, tidak mempunyai kelainan, alat kelamin tidak rusak, bebas pathogen, insang bersih, tubuh tidak memar, tidak berlumut, dan tidak berlendir.
4. Memenuhi criteria kuantitatif yang di tentukan BSN yaitu.
- Umur jantan 24-30 bulan dan betina 30-36 bulan.
- Panjang tubuh jantan 30-35 cm dan betina 30-35 cm.
- Bobot tubuh jantan 1,5-2,0 kg dan betina 2,0-2,5 kg.
- Jumlah telur yang di tetaskan 1.500-2,500 butir, dengan diameter telur rata-rata 1,4-1,9 mm.
Sementara itu, criteria cara pengukuran kuantitatif menyerupai berikut.
- Untuk di hitung semenjak telur menetas.
- Pengukuran telur dilakukan terhadap sampel sebanyak 30 butir, dengan memakai mikroskop yang dilengkapi micrometer.
- Panjang tubuh di ukur dari ujung verbal hingga pangkal ekor. Tinggi tubuh di ukur dari dasar perut hingga ke punggung. Secara tegak lurus.
- Bobot tubuh di ukur dengan menimbang ikan per individu.
- Pemeriksaan kesehatan di lakukan terhadap rujukan ikan yang di ambil secara acak, kemudian di amati secara visual dengan mikroskop. Pemeriksaan mikroskopis di tujukan untuk menilik jasad patogen berupa jamur, parasit, virus, dan bakteri.
- Pemeriksaan kemurnian darah ikan dilakukan dengan pengujian laboratorium.
Standar Mutu Produksi Gurame - mutu benih sebar untuk ekspor
Penilaian kualitatif untuk benih sebar mencakup asal ikan, warna badan, bentuk badan, dan perilaku, serta cara pemasaran ikan gurame konsumsi.
Gurami benih sebar yang akan di ekspor harus merupakan keturunan pertama dari induk dasar.
Warna tubuhnya cerah, tidak mempunyai banyak lender, tubuh tidak cacat, aktif, dan gesit. Perilaku benih harus normal.
Sementara itu, evaluasi kuantitatif mencakup umur maksimal, panjang tubuh, bobot minimal, keseragaman ukuran, dan keseragaman warna benih.
Benih di ukur dari ujung kepala hingga pangkal ekor. Ada beberapa ukuran benih sebar, yakni 1-2 cm, 4-6 cm, 6-8 cm, dan 8-11 cm.
Umur benih di hitung semenjak telur menetas. Sementara itu, bobot tubuh di ukur dengan menimbang ikan memakai timbangan analitis.
Pemeriksaan kesehatan ikan di lakukan terhadap sampel ikan sebanyak 10% dari populasi yang di ambil secara acak.
Sampel ini kemudian di amati secara visual mikroskopis. Pengamatan ini di tunjukan untuk mengetahui adanya pathogen menyerupai parasit, jamur, virus, atau bekteri.
Standar Mutu Produksi Gurame - mutu telur
Sampai ketika ini belum ada standar mutu telur gurami. Biasanya calon pembeli mempercayakan begitu saja kepada petani mengenai kualitas telur yang di hasilkan.
Penjualan telur biasanya di hitung per butir dengan harga bervariasi, antara 50-150 /butir.
Penjualan telur gurami biasanya menurut pesanan sebelumnya. Begitu telur tamat di lepaskan induk, pribadi di ambil pemesan.
Umumnya para pembeli telur gurami ialah petani gurami yang bergerak di bidang perjuangan pendederan benih.
Standar Mutu Produksi Gurame - Mencegah Berbau Lumpur
Kadang-kadang, gurami yang di panen berbau lumpur. Keadaan ini menciptakan harga jualnya turun alasannya ialah konsumen enggan membelinya terutama harga ekspor ikan gurame.
Penyebabnya ialah kandungan pakan alami (plankton) dalam tubuh gurami sangat tinggi.
Ada beberapa cara yang sanggup dilakukan untuk mencegah munculnya anyir lumpur pada gurami.
1. Mengurangi intensitas sinar matahari
Plankton akan tumbuh subur kalau terkena sinar matahari langsung. Untuk mengurangi sinar matahari dan menekan pertumbuhan plankton, sebaiknya di atas kolam di beri naungan.
2. Pemupukan
Pemberian pupuk N dan P dengan perbandingan 4;1 akan menghambat pertumbuhan plankton. Pemupukan dilakukan setiap ahad dengan takaran 7-14 mg/m2 air kolam.
3. Pengaturan jumlah pakan
Pakan ikan yang tersisa akan menjadi makanan plankton. Karena itu, pengaturan derma pakan harus dilakukan secara teratur, baik waktu maupun jumlahnya biar tidak meninggalkan sisa di dalam kolam.
4. Penebaran ikan pemakan plankton
Ikan mola, nilem, dan sepat mempunyai kemampuan yang baik dalam pemangsa plankton. Namun, padat tebar ikan pemangsa plankton harus di perhatikan biar tidak menjadi pesaing gurami dalam memperebutkan pakan.
5. Pengendalian secara kimiawi
Munculnya plankton sanggup di kendalikan dengan menebarkan planktonsida kuprisulfan dan kuprisandoz. Dosisnya di sesuaikan dengan petunjuk pakai di kemasan.
6. Pemberokan
Cara lain untuk menghilangkan anyir lumpur pada gurami ialah dengan pemberokan. Setelah di panen, gurami di berok (di puasakan) selama 3-7 hari di dalam air tawar yang mengalir.
Hasil penelitian membuktikan, dengan perlakuan ini gurami tidak berbau lumpur dan dagingnya menjadi lebih kenyal.
Baca juga yuk,.
Resep Masak Ikan Gurame Enak dan Lezat
Teknik Budidaya Ikan Gurame Hemat Biaya dan Menguntungkan
Umpan Ikan Gurame Liar, Kolam Harian dan Malam Hari
Demikianlah beberapa cara meningkatkan standar mutu produksi gurame yang berawal dari pemeliharaan bibit sesuai kebersihan jasmani dan rohani ikan tersebut.
Post a Comment for "Standar Mutu Produksi Gurame Export Maupun Import"