Ini Beliau Hama Dan Penyakit Ikan Nila Organik Serta Cara Mengatasinya
Hama dan Penyakit Ikan Nila Sudah tahu obat ikan nila jamuran? Atau ingin tahu obat ikan nila sering mati?
Setiap perjuangan niscaya akan mengalami hambatan yang menciptakan pembudidaya harus mengambil resiko.
Besar kecilnya hambatan yang di alami akan sebanding dengan laba yang di peroleh pembudidaya. Kendala berupa hama dan penyakit bukanlah sesuatu yang harus di takuti, atasi segera untuk keberlangsungan budidaya.
Gangguan hama dan penyakit
Pada budidaya ikan nila organik, penyakit yang sanggup menjangkit ikan nila sanggup di katakan tidak ada alasannya yaitu pakan tidak mengandung zat embel-embel dan tidak adanya akumulasi zat racun berlebih di dalam kolam.
Control pakan yang di atur semoga bak budidaya bebas polutan dan zat abnormal juga minimalisir masuknya zat berbahaya di dalam badan ikan.
Pakan yang diberikan pun merupakan pakan alami yang mempunyai kadar polusi rendah alasannya yaitu di budidayakan dengan cara organik yang mengurangi tingkat polusi di lingkungan.
Mungkin di bawah ini beberapa jenis hama dan penyakit ikan nila yang sering timbul jka kurang memperhatikan kesehatan air dan keadaan pakan.
Baca juga:
Cara Membuat Kolam Ikan Nila Dari Dasar
Terlepas dari kondisi tersebut, pada bak lemna masih sering ditemukan beberapa hama pengganggu. Namun, gangguannya masih masuk akal dan bisa di abaikan oleh pembudidaya.
Misalnya, pada bak lemna dan nila sering ditemukan ophrydium versatile, yaitu gumpalan hitam ibarat jelly hasil simbiosis antara ciliate dengan chlorella algae di bak yang tenang.
Namun, ophrydium versatile bukan gangguan berbahaya, alasannya yaitu hanya mengotori bak nila.
Meskipun tidak berbahaya, gumpalan di bak lemna sanggup mengganggu keberadaan dan perkembangbiakan lemna.
Hal ini sanggup di atasi dengan mengangkat gumpalan tersebut memakai jaring.
Selain ophrydium versatile, pada bak lemna terkadang muncul spirogyra.
Meskipun spirogyra sanggup di manfaatkan sebagai pakan nila, tetapi bila pertumbuhannya dikolam lemna lebih banyak, flora ini nantinya sanggup mengganggu pertumbuhan lemna.
Pasalnya, flora spirogyra yang telah memasuki usia satu ahad akan naik ke atas permukaan kolam.
Pada bak lemna, spirogyra yang naik ke permukaan bak tidak akan kembali turun ke bawah dikarenakan telah melekat di akar lemna.
Untuk mengatasinya, lakukan pencucian secara bersiklus di bak lemna.
Ketika memanen lemna, usahakan di sertai dengan mengontrol bak semoga tidak ada spirogyra yang tumbuh dan berkembang dengan jumlah yang besar.
Selain flora air, gangguan pada bak lemna biasanya tiba dari hewan-hewan kecil, ibarat ikan wader, udang, bahkan kepiting.
Jika di biarkan berada di bak lemna, hewan-hewan tersebut akan memakan lemna.
Karena itu, lakukan pengontrolan pada bak lemna secara rutin untuk meminimalisir adanya binatang selain ikan nila yang mengonsumsi lemna.
Selain pada bak lemna, ada juga hama yang ditemukan pada kolam
budidaya nila, terutama di bak yang terbuat dari bekas pematang sawah.
Hewan di pematang sawah umumnya memakan bibit nila yang masih kecil.
Baca juga ini:
Jenis Jenis Ikan Nila dan Gambarnya Lengkap
Berikut beberapa jenis hama dan penyakit ikan nila yang biasanya mengganggu proses produksi atau budidaya ikan konsumsi.
Hama dan Penyakit Ikan Nila - Ular sawah
Ular ini biasanya memakan ikan-ikan yang terdapat di bak budidaya. Ular ini bisa menangkap ikan di sekitar kawasan budidaya alasannya yaitu umumnya ketinggian bak tidak terlalu dalam, sehingga ular bisa menyelam dan menangkap ikan.
Secara morfologi ular sawah ini biasanya berwarna gelap dengan warna dasar bubuk kecoklatan serta corak hitam dan kuning.
Ular ini mempunyai jumlah sisik dorsal lebih dari 45 deret dan sisik ventral yang lebih sempit dari lebar sisi perut bawahnya.
Ular ini umumnya bertubuh gemuk pendek, tetapi panjangnya bisa mencapai 10 meter.
Untuk menanggulangi serangan hama ular sawah ini, tangkap ular secara manual. Meskipun tenaga yang di keluarkan cukup besar, tetapi cara ini tergolong efektif untuk menurunkan jumlah predator alami ini.
Hama dan Penyakit Ikan Nila - Kepiting air tawar
Yuyu atau kepiting air tawar merupakan hama dan penyakit ikan nila jenis hewan yakni kepiting yang hidup di sekitar persawahan, sungai, dan danau.
Yuyu ini dikenal juga dengan nama ketam. Secara morfologi, yuyu biasanya berukuran lebih kecil di bandingkan dengan kepiting air laut.
Berbeda dengan kepiting air laut, yuyu mempunyai kaki yang runcing dengan badan berwarna kecoklatan atau kehitaman.
Bagian badan yuyu sendiri biasanya berduri ditepian dan mempunyai lekukan ibarat terinjak kaki kuda di penggalan tengah tubuh.
Dalam budidaya ikan nila, yuyu merupakan jenis hama yang merusak pematang bak dan memakan ikan-ikan kecil di kolam.
Pematang bak di rusak dengan cara di lubangi sehingga mengakibatkan
kebocoran. Untuk menghindari hal, bak yang masih terbuat dari tanah sebaliknya dibentuk permanen.
Jika di buat permanen, lapisan dinding bak hendaknya di tutupi dengan bamboo semoga tidak bocor dan sulit dilubang oleh yuyu.
Hama dan Penyakit Ikan Nila - Kecebong (berudu)
Hama dan penyakit ikan nila yang terakhir ini yaitu kecebong atau berudu yang sanggup hidup di air tetapi bernafas memakai insang.
Sebagai hama, kecebong biasanya ikut memakan pakan ikan yang terdapat di kolam.
Kebiasaan ini menimbulkan berkurangnya jumlah pakan yang harusnya di makan oleh ikan.
Jika hal ini berlanjut, usang kelamaan ikan akan mengalami kekurangan pakan. Untuk menanggulangi hal ini, lakukan penangkapan kecebong sesegera mungkin semoga tidak ikut memakan pakan ikan nila.
Keterbatasan lahan
Pada budidaya ikan nila organik, pengadaan lahan budidaya merupakan salah satu hambatan utama yang sering dihadapi.
Ketika hendak melaksanakan budidaya, lahan budidaya hendaknya mempunyai tingkat polusi yang rendah.
Kandungan air yang akan di gunakan untuk budidaya harus berada pada tingkat kesadahan air murni yang bebas polusi, hal ini untuk antisipasi datangnya penyakit ikan nila datang.
Sedikit saja adanya zat berbahaya yang terdapat di air, zat tersebut akan terserap ke dalam badan pakan alami atau ikan budidaya.
Dalam jumlah banyak, serapan ini akan menimbulkan akumulasi yang menyebabkan ikan menjadi layak konsumsi alasannya yaitu mengandung zat yang berbahaya.
Untuk menghindari polusi ini, air untuk perjuangan budidaya sebaiknya berasal dari sumber mata air.
Air yang berasal dari mata air yang mengandung zat polutan berbahaya bagi badan ikan.
Sayangnya, ketersediaan lahan yang bersahabat dengan mata air dikala ini cukup sulit untuk ditemukan. Kalaupun ada, lahan tersebut biasanya merupakan lahan bekas sawah yang hanya di kosongkan untuk beberapa waktu.
Baca juga yuk,.
Sistem Budidaya Ikan Nila Banyak Untung
Dari beberapa daftar daftar hama dan penyakit ikan nila di atas, diharapkan teman sanggup menjaga selalu kualitas dan kuantitas air dalam kolam semoga banyak sekali jenis hambatan budidaya ikan konsumsi tidak gampang tumbuh.
Setiap perjuangan niscaya akan mengalami hambatan yang menciptakan pembudidaya harus mengambil resiko.
Besar kecilnya hambatan yang di alami akan sebanding dengan laba yang di peroleh pembudidaya. Kendala berupa hama dan penyakit bukanlah sesuatu yang harus di takuti, atasi segera untuk keberlangsungan budidaya.
Gangguan hama dan penyakit
Pada budidaya ikan nila organik, penyakit yang sanggup menjangkit ikan nila sanggup di katakan tidak ada alasannya yaitu pakan tidak mengandung zat embel-embel dan tidak adanya akumulasi zat racun berlebih di dalam kolam.
Control pakan yang di atur semoga bak budidaya bebas polutan dan zat abnormal juga minimalisir masuknya zat berbahaya di dalam badan ikan.
Pakan yang diberikan pun merupakan pakan alami yang mempunyai kadar polusi rendah alasannya yaitu di budidayakan dengan cara organik yang mengurangi tingkat polusi di lingkungan.
Mungkin di bawah ini beberapa jenis hama dan penyakit ikan nila yang sering timbul jka kurang memperhatikan kesehatan air dan keadaan pakan.
Baca juga:
Cara Membuat Kolam Ikan Nila Dari Dasar
Hama dan Penyakit Ikan Nila
Terlepas dari kondisi tersebut, pada bak lemna masih sering ditemukan beberapa hama pengganggu. Namun, gangguannya masih masuk akal dan bisa di abaikan oleh pembudidaya.
Misalnya, pada bak lemna dan nila sering ditemukan ophrydium versatile, yaitu gumpalan hitam ibarat jelly hasil simbiosis antara ciliate dengan chlorella algae di bak yang tenang.
Namun, ophrydium versatile bukan gangguan berbahaya, alasannya yaitu hanya mengotori bak nila.
Meskipun tidak berbahaya, gumpalan di bak lemna sanggup mengganggu keberadaan dan perkembangbiakan lemna.
Hal ini sanggup di atasi dengan mengangkat gumpalan tersebut memakai jaring.
Selain ophrydium versatile, pada bak lemna terkadang muncul spirogyra.
Meskipun spirogyra sanggup di manfaatkan sebagai pakan nila, tetapi bila pertumbuhannya dikolam lemna lebih banyak, flora ini nantinya sanggup mengganggu pertumbuhan lemna.
Pasalnya, flora spirogyra yang telah memasuki usia satu ahad akan naik ke atas permukaan kolam.
Pada bak lemna, spirogyra yang naik ke permukaan bak tidak akan kembali turun ke bawah dikarenakan telah melekat di akar lemna.
Untuk mengatasinya, lakukan pencucian secara bersiklus di bak lemna.
Ketika memanen lemna, usahakan di sertai dengan mengontrol bak semoga tidak ada spirogyra yang tumbuh dan berkembang dengan jumlah yang besar.
Selain flora air, gangguan pada bak lemna biasanya tiba dari hewan-hewan kecil, ibarat ikan wader, udang, bahkan kepiting.
Jika di biarkan berada di bak lemna, hewan-hewan tersebut akan memakan lemna.
Karena itu, lakukan pengontrolan pada bak lemna secara rutin untuk meminimalisir adanya binatang selain ikan nila yang mengonsumsi lemna.
Selain pada bak lemna, ada juga hama yang ditemukan pada kolam
budidaya nila, terutama di bak yang terbuat dari bekas pematang sawah.
Hewan di pematang sawah umumnya memakan bibit nila yang masih kecil.
Baca juga ini:
Jenis Jenis Ikan Nila dan Gambarnya Lengkap
Jenis Hama pada Ikan Nila
Berikut beberapa jenis hama dan penyakit ikan nila yang biasanya mengganggu proses produksi atau budidaya ikan konsumsi.
Hama dan Penyakit Ikan Nila - Ular sawah
Ular ini biasanya memakan ikan-ikan yang terdapat di bak budidaya. Ular ini bisa menangkap ikan di sekitar kawasan budidaya alasannya yaitu umumnya ketinggian bak tidak terlalu dalam, sehingga ular bisa menyelam dan menangkap ikan.
Secara morfologi ular sawah ini biasanya berwarna gelap dengan warna dasar bubuk kecoklatan serta corak hitam dan kuning.
Ular ini mempunyai jumlah sisik dorsal lebih dari 45 deret dan sisik ventral yang lebih sempit dari lebar sisi perut bawahnya.
Ular ini umumnya bertubuh gemuk pendek, tetapi panjangnya bisa mencapai 10 meter.
Untuk menanggulangi serangan hama ular sawah ini, tangkap ular secara manual. Meskipun tenaga yang di keluarkan cukup besar, tetapi cara ini tergolong efektif untuk menurunkan jumlah predator alami ini.
Hama dan Penyakit Ikan Nila - Kepiting air tawar
Yuyu atau kepiting air tawar merupakan hama dan penyakit ikan nila jenis hewan yakni kepiting yang hidup di sekitar persawahan, sungai, dan danau.
Yuyu ini dikenal juga dengan nama ketam. Secara morfologi, yuyu biasanya berukuran lebih kecil di bandingkan dengan kepiting air laut.
Berbeda dengan kepiting air laut, yuyu mempunyai kaki yang runcing dengan badan berwarna kecoklatan atau kehitaman.
Bagian badan yuyu sendiri biasanya berduri ditepian dan mempunyai lekukan ibarat terinjak kaki kuda di penggalan tengah tubuh.
Dalam budidaya ikan nila, yuyu merupakan jenis hama yang merusak pematang bak dan memakan ikan-ikan kecil di kolam.
Pematang bak di rusak dengan cara di lubangi sehingga mengakibatkan
kebocoran. Untuk menghindari hal, bak yang masih terbuat dari tanah sebaliknya dibentuk permanen.
Jika di buat permanen, lapisan dinding bak hendaknya di tutupi dengan bamboo semoga tidak bocor dan sulit dilubang oleh yuyu.
Hama dan Penyakit Ikan Nila - Kecebong (berudu)
Hama dan penyakit ikan nila yang terakhir ini yaitu kecebong atau berudu yang sanggup hidup di air tetapi bernafas memakai insang.
Sebagai hama, kecebong biasanya ikut memakan pakan ikan yang terdapat di kolam.
Kebiasaan ini menimbulkan berkurangnya jumlah pakan yang harusnya di makan oleh ikan.
Jika hal ini berlanjut, usang kelamaan ikan akan mengalami kekurangan pakan. Untuk menanggulangi hal ini, lakukan penangkapan kecebong sesegera mungkin semoga tidak ikut memakan pakan ikan nila.
Keterbatasan lahan
Pada budidaya ikan nila organik, pengadaan lahan budidaya merupakan salah satu hambatan utama yang sering dihadapi.
Ketika hendak melaksanakan budidaya, lahan budidaya hendaknya mempunyai tingkat polusi yang rendah.
Kandungan air yang akan di gunakan untuk budidaya harus berada pada tingkat kesadahan air murni yang bebas polusi, hal ini untuk antisipasi datangnya penyakit ikan nila datang.
Sedikit saja adanya zat berbahaya yang terdapat di air, zat tersebut akan terserap ke dalam badan pakan alami atau ikan budidaya.
Dalam jumlah banyak, serapan ini akan menimbulkan akumulasi yang menyebabkan ikan menjadi layak konsumsi alasannya yaitu mengandung zat yang berbahaya.
Untuk menghindari polusi ini, air untuk perjuangan budidaya sebaiknya berasal dari sumber mata air.
Air yang berasal dari mata air yang mengandung zat polutan berbahaya bagi badan ikan.
Sayangnya, ketersediaan lahan yang bersahabat dengan mata air dikala ini cukup sulit untuk ditemukan. Kalaupun ada, lahan tersebut biasanya merupakan lahan bekas sawah yang hanya di kosongkan untuk beberapa waktu.
Baca juga yuk,.
Sistem Budidaya Ikan Nila Banyak Untung
Dari beberapa daftar daftar hama dan penyakit ikan nila di atas, diharapkan teman sanggup menjaga selalu kualitas dan kuantitas air dalam kolam semoga banyak sekali jenis hambatan budidaya ikan konsumsi tidak gampang tumbuh.
Post a Comment for "Ini Beliau Hama Dan Penyakit Ikan Nila Organik Serta Cara Mengatasinya"