Mengenal Karakteristik Ikan Lele Dumbo Dan Keunggulannya
Karakteristik Ikan Lele Sudah tahu karakteristik ikan lele pdf? Atau ingin tahu nilai jual ikan lele?
Lele bibit unggul jadi primadona (Lele Dumbo)
Selain lele lokal dikalangan peternak lele dikenal pula lele dumbo (clarias gariepinus).
Dalam Bahasa inggris lele dumbo dinamakan African catfish yang merupakan lele hasil perkawinan antara lele afrika dengan lele Taiwan.
Asal Usul Ikan Lele Dumbo
Selanjutnya di Filipina dan di Thailand lele dumbo di kawinkan lagi dengan lele lokal dari jenis clarias microcephalus.
Hasil perkawinan kedua jenis lele tersebut menghasilkan keturunan lele jenis bibit unggul yang lebih bongsor dan lebih tahan terhadap serangan penyakit jenis lele bibit unggul ini dinamakan lele big ui.
Jenis lele yang ketika ini sedang menjadi primadona para penjual pecel lele yakni lele sangkuriang.
Jenis lele ini bergotong-royong masih keturunan lele dumbo. Tetapi sebelum membahas lebih detail mengenai sangkuriang kiranya di sini perlu dikemukakan selintas mengenai lele dumbo sebagai nenek moyang lele sangkuriang.
Sebelum kita mengenal karakteristik ikan lele terutama lele dumbo, alangkah baiknya kenali dulu sejarah ikan tersebut.
Baca juga:
Sistem Budidaya Ikan Nila Banyak Untung
Sejarah Ikan Lele Dumbo
Lele dumbo (clarias gariepinus) pertama kalinya diintroduksi (dimasukkan) ke Indonesia pada tahun 1985 berasal dari Taiwan.
Lele dumbo itu sendiri merupakan lele bibit unggul merupakan hasil persilangan antara lele lokal Taiwan dengan lele afrika.
Dinamakan lele dumbo lantaran ukuran lele ialah jumbo alias super besar dibandingkan dengan ukuran tubuh lele lokal orisinil Indonesia.
Dengan umur yang sama, lele dumbo berukuran dengan kira-kira 3 kali lebih besar dari ukuran tubuh lele lokal.
Penggunaan kata dumbo bergotong-royong kurang tepat, tetapi yang sempurna bergotong-royong ialah jumbo.
Ada unsur di sengajaan menyerupai kata plesetan sehingga kata jumbo di ganti dan menjadi popular dengan sebutan dumbo.
Dalam buku ini hal itu tidak perlu dipermasalahkan yang penting esensi dari maksud pembahasan sanggup di mengerti oleh pembaca.
Ketika pertama kali lele dikenal di Indonesia sempat menciptakan heboh masyarakat Indonesia lantaran ukuran tubuh lele dumbo begitu bongsor.
Hal itu menciptakan banyak orang tertarik untuk membudidayakan lele dumbo.
Dalam waktu relative singkat lele dumbo cepat menyebar di banyak sekali wilayah di Indonesia mengalahkan pamor lokal.
Penyebaran lele dumbo yang sangat cepat tersebut ternyata menciptakan kualitas lele dumbo semakin usang semakin menurun.
Penurunan kualitas lele dumbo di karenakan terjadi kesalahan teknis dalam hal penyebarluasan budidaya lele.
Hal itu menyerupai dilaporkan oleh khairul amri (intisari, mei 2010) yang menuliskan bahwa berdasarkan mekanisme baku dalam dunia budidaya ikan, jenis ikan pendatang gres (lele dumbo) mestinya tidak pribadi disebarluaskan ke masyarakat umum.
Jenis ikan tersebut harus lebih dulu diteliti dan di pantau dalam skala terbatas, contohnya dalam kolam-kolam percobaan.
Pada kasus yang di alami lele dumbo ketika belum usang tinggal di Indonesia tahapan tersebut belumlah tuntas di lalui.
Tetapi lele dumbo terlanjur menyebar luas di banyak sekali wilayah di Indonesia.
Tidak sanggup di pungkiri ketika itu banyak mahir perikanan sama-sama mengkhawatirkan masa depan lele dumbo di Indonesia.
Para mahir sadar lele dumbo mempunyai kelebihan dibandingkan dengan lele lokal yakni daging lele dumbo lebih banyak di bandingkan dengan daging lele lokal.
Tetapi lele dumbo mempunyai kelemahan-kelemahan di bandingkan dengan lele lokal.
Kekurangan Lele Dumbo
Di antara kelemahan lele dumbo yakni dagingnya bersifat ringkih dan gampang hancur ketika lele di goreng lantaran daging lele dumbo mengandung banyak lemak.
Selain hal itu teknologi pembenihan dan pembudidayaan lele dumbo tergolong rumit. Proses perkawinan lele dumbo harus lewat kawin suntik (induced breeding).
Pelaksanaan kawin suntik ni membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Kejadian yang di jumpai di lapangan hal yang telah di khawatirkan oleh para mahir perikana Indonesia tersebut tidak terjadi.
Karakteristik Daging Ikan Lele
Karakteristik ikan lele terutama pada pecahan dagingnya dibuktikan pengecap penggemar lele yang sebelumnya begitu fanatik dengan lele lokal ternyata cepat menjadi bersahabat dengan daging lele dumbo.
Para penjual pecel lele atau menu-menu andalan berbahan lele juga tidak begitu mempermasalahkan keberadaan lele dumbo dengan tekstur daging sesudah di olah menyerupai itu.
Bagi penjual yang terpenting ialah pembelinya tidak mempermasalahkan berang jualannya.
Dengan pernyataan lain, selagi pembeli produk (menu) lele tidak mempermasalahkan jenis lele yang di sajikan, maka penjual pun juga tidak akan mempermasalahkannya.
Oleh lantaran itu sebutan hidangan yang di tulis penjual tetap hanya pecel lele, mangut lele, dan sebagainya, bukan di tulis pecel lele dumbo, mangut lele dumbo dll.
Hal lain yang risikonya sanggup segera di atasi oleh para pembenih lele yakni tidak harus melalui kawin suntik dengan biaya mahal.
Penerapan teknologi pembenihan dan pembudidayaan lele dumbo yang semula rumit sanggup di buat menjadi lebih mudah, praktis, dan murah.
Kenyataan yang di temui di lapangan budidaya lele dumbo tebilang relative mudah. Sehingga budidaya lele dumbo cepat menyebar luas bahkan hingga ke kampung-kampung di kaki gunung.
Hanya saying maraknya budidaya lele dumbo tersebut tidak di sertai dengan control yang baik terhadap penggunaan indukan lele dumbo.
Akibatnya banyak terjadi kasus perkawinan sekerabat (inbreeding) antar lele dumbo.
Karakteristik Ikan Lele - Pemeliharaan
Secara genetik perkawinan sekerabat antar lele dumbo tersebut semestinya di hindari.
Hal itu akan mengakibatkan penurunan mutu lele hasil keturunannya. Misalnya pertumbuhan lele menjadi tidak stabil, tubuh lele dumbo kuntet atau tubuhnya tidak normal pertumbuhannya.
Kelemahan-kelemahan lele dumbo tersebut terlihat terang jikalau di bandingkan dengan lele dumbo ketika gres pertama kalinya masuk ke Indonesia.
Ukuran tubuh rata-rata lele dumbo ketika gres pertama kalinya masuk ke Indonesia umur 70 hari sudah cukup besar dan layak di konsumsi dengan berat tubuh mencapai kisaran 300-400 g/ekor.
Setelah banyak terjadi perkawinan sekerabat lele dumbo gres layak di konsumsi sesudah berumur 100 hari atau lebih.
Dengan demikian peternak mengalami kerugian terutama pengunduran waktu pemeliharaan tidak kurang dari sebulan lebih usang sebelum bisa memanen lele dumbo.
Terjadinya penurunan kualitas lele dumbo menciptakan para mahir perikanan air tawar berpikir cepat untuk sanggup mengembalikan mutu lele dumbo menyerupai ketika pertama kalinya dating ke Indonesia dari Taiwan.
Tindakan kongkrit yang dilakukan para mahir perikanan tersebut yakni melaksanakan perbaikan pada proses produksi indukan lele dumbo dengan cara perkawinan silang balik.
Baca juga yuk,.
Jenis Jenis Ikan Nila dan Gambarnya Lengkap
Antara Lele Dumbo dan Lele Sangkuriang
Proses perkawinan silang balik ditempuh dengan cara mengawinkan induk lele yang ada ketika itu dengan tetuanya.
Untuk lele betina dipilih indukan yang berasal dari generasi kedua (f2) lele dumbo yang diintroduksi tahun 1985.
Lele pejantan dari generasi keenam (f6) yang merupakan koleksi balai besar budidaya air tawar (BBBAT) sukabumi, jawa barat.
Proses perkawinan dengan system menyerupai itu dinamakan proses perkawinan silang dalam.
Sering pula hal itu disebut perkawinan terlarang dalam Bahasa yang berkembang ditengah-tengah masyarakat kita.
System perkawinan tersebut jikalau di legendakan dengan legenda sangkuriang, maka lele dumbo sebagai pejantan f6 sebagai sangkuriang dan induk betina yakni lele dumbo generasi f2 sebagai dayang sumbi.
Dengan begitu proses perbaikan keturunan lele dumbo menyerupai dengan legenda sangkuriang, maka lele bibit unggul gres ini diberi nama lele sangkuriang (khairul amri, intisari mei 2010).
Langkah cerdas mengawinkan lele dumbo secara silang dalam tersebut ternyata sanggup mengembalikan mutu lele dumbo menyerupai ketika pertama kalinya dating ke Indonesia.
Bahkan lele sangkuriang sanggup tumbuh lebih cepat. Sejak ketika itu lele sangkuriang dikukuhkan sebagai arietas unggul dan mendapat restumenteri kelautan dan perikanan untuk disebarluaskan ke seluruh pelosok tanah air Indonesia.
Lele sangkuriang hanya direkomendasikan sebagai produksi ikan yang hendak dikonsumsi dan tidak direkomendasikan untuk dijadikan induk kembali biar mutu lele dumbo tetap terjaga menyerupai ketika pertama kali diintroduksi ke Indonesia tahun 1985.
Sampai ketika ini terang lele dumbo sangat populer di kalangan peternak lele di Indonesia. Hal itu disebabkan lele dumbo mempunyai beberapa keunggulan di bandingkan lele lokal.
Karaktersitik Ikan Lele dan Keunggulannya
Ciri-ciri dan keunggulan-keunggulan lele dumbo di bandingkan dengan lele lokal berdasarkan murhananto (2003) di antaranya yakni:
1. Pertumbuhan lele dumbo relative cepat. Lele dumbo bisa mencapai berat 0,2-0,3 kg dalam waktu 3 bulan. Sedangkan lele lokal gres bisa mencapai berat yang sama dalam usia sekitar 1 tahun.
Dari sebuah percobaan, berat lele dumbo umur 2 hari mencapai 1-3 gr, umur 5 ahad mencapai 10-15 gr, dan umur 24 ahad mencapai 180-200 gr. Sebagai perbandingannya, lele lokal umur 24 ahad gres mencapai 40-50 gr.
Lele lokal remaja hanya mencapai berat 300 gr. Sedangkan lele dumbo remaja umur 2 ahad bisa mencapai panjang sekitar 1 meter dan dan berat 3 kg atau sepuluh kali lipatnya.
2. Lele dumbo cenderung mempunyai tubuh lebih panjang dan lebih gemuk di bandingkan dengan tubuh lele lokal yang relative lebih kurus dan pendek.
3. Tubuh lele dumbo berwarna kehitaman dengan bercak-bercak agak putih kusam yang tidak beraturan menyerupai panu. Bercak tersebut akan terlihat semakin terang membentuk loreng jikalau lele stress.
Warna lele lokal ada yang berwarna hijau bau tanah kehitaman atau hitam merata dengan perut agak keputihan dihiasi titik-titik putih di badannya membentuk beberapa garis memotong tubuh. Lele lokal kulit tubuhnya ada yang berwarna putih atau merah pucat.
4. Lele dumbo terlihat mempunyai sungut dengan ukuran lebih kekar dan panjang daripada sungut lele lokal.
5. Lele dumbo mempunyai kepala berwarna hitam keabuan pada pecahan tengah hingga leher terdapat bercak-bercak putih kusam .
Sedangkan lele lokal warna pecahan kepala kebanyakan berwarna merata sepanjang tubuhnya.
6. Lele dumbo sanggup menghasilkan telur sejumlah 8000 -10.000 telur. Sedangkan lele lokal hanya bisa menghasilkan 1000 -4000 telur.
7. Lele dumbo gampang dipelihara. Makanan lele dumbo selain pelet bisa berupa bangkai dan kotoran ayam (dapat menghasilkan system longyam/kolong ayam, penggabungan dua budidaya ayam dan kolam lele.
8. Lele dumbo mempunyai kebiasaan menciptakan lubang dinding kolam sebagai sarangnya dan mengaduk-aduk lumpur di dasar kolam untuk mencari makanan. Sedangkan lele lokal tidak suka mengatakan tanda-tanda yang demikian itu.
9. Lele dumbo mempunyai mata berukuran kecil dan kurang berfungsi baik sehingga ia lebih menggunakan alat perabanya yang berupa sungut dan indera penciumannya yang tajam.
Sedangkan lele lokal mempunyai kebiasaan yang sebaliknya dengan lele dumbo.
10. Lele dumbo mempunyai insang yang berukuran kecil dan kurang efektif untuk bernafas membuatnya sering menyembul di permukaan untuk mengambil oksigen langsung, karenanya, kolam pembudidayaan sebaiknya tidak di tumbuhi tumbuhan air yang mengambang ataupun kotoran sampah mengambang lainnya.
Sedangkan lele lokal terkadang mempunyai sifat yang berkebalikan dengan kebiasaan lele dumbo ini.
11. Lele dumbo mempunyai kebiasaan mengambil oksigen mengakibatkan gerakannya lebih banyak naik turun dalam air (secara vertikal) untuk mengambil udara daripada ke samping (secara horisontal), sehingga lele dumbo lebih mempunyai kolam yang dalam.
Kebiasaan tersebut juga menimbulkan kebiasaan susulan, yaitu meloncat hingga mencapai lebih dari setengah meter. Lele dumbo mempunyai sifat yang lebih berangasan dibanding lele lokal.
12. Lele dumbo bersifat nocturnal (aktif di malam hari) sehingga lebih banyak makan di malam hari. Pada siang hari lele lebih banyak berdiam diri di lubang/di sarangnya atau ditempat yang gelap.
Dalam kolam semen yang tidak disediakan daerah bersembunyi, lele berdiam diri di dasar kolam.
13. Secara alami lele dumbo lebih menyukai perairan yang hening sehingga kurang cocok di budidayakan dikolam air deras.
Kandungan oksigen yang terlalu tinggi menjadikan timbulnya gelembung-gelembung dalam jaringan tubuh bisa menjadikan kematian.
14. Lele dumbo menyerupai halnya lele lokal merupakan ikan amnivora. Makanan lele dumbo berupa jasad renik, menyerupai zooplankton dan fito plankton menyerupai jentik-jentik nyamuk, anak ikan, dan sisa-sisa materi organic.
Karakteristik Ikan Lele
Habitat, Perilaku, dan Kebiasaan Hidup Ikan Lele di Alam.
Di alam bebas lele sering menghuni perairan tawar menyerupai danau, waduk, rawa, dan genangan air bersama beberapa jenis ikan lain.
Lele sanggup hidup dengan baik di atas permukaan air bahari maksimal 700 meter di atas permukaan air laut.
Temperature dalam air biar lele sanggup hidup umumnya 20 derajat c. sedangkan suhu optimal untuk kehidupan lele antara 25 derajat c-32 derajat c, ph air 6,5-8. Tingkat kesadahan (derajat butiran kasar) optimal 50 ppm (par per mil).
Namun lele masih bisa hidup pada tingkat kesadahan 100 ppm. Turbidity (kekeruhan) bukan lumpur pada kisaran antara 30-60 cm.
Umumnya lele masih bisa sanggup bertahan hidup pada kolam air tawar dengan kandungan gas oksigen minimal 0,3 ppm.
Kelebihan-kelebihan lele dalam menyesuaikan hidup dengan habitatnya sangat hebat.
Jenis ikan air tawar lain, menyerupai ikan mas, nila, mujair, bawal, dan lain-lain mungkin tidak sanggup hidup dalam habitat atau lingkungan air yang sangat buruk.
Tetapi, lele mempunyai kemampuan yang sangat hebat dalam beradaptasi untuk hidup dalam lingkungan yang sangat jelek tersebut, misalnya, lele bisa tahan hidup dalam kondisi air berlumpur kotor, di dalam air kolam sempit yang airnya tidak pernah di ganti, dan bahkan di selokan yang airnya merupakan air buangan limbah rumah tangga.
Kondisi air dengan kandungan oksigen minim lele sanggup hidup dengan baik. Pendek kata, lele sanggup hidup dalam lingkungan apapun asalkan terdapat air yang cukup untuk menopang hidupnya.
Inilah di antara kelebihan lele di bandingakan dengan jenis ikan air tawar yang lain.
Berbeda dengan jenis ikan air tawar yang lain, lele mempunyai kemampuan hidup begitu hebat dalam habitat yang sangat jelek sekalipun dikarenakan lele mempunyai alat pernafasan aksesori yakni arborescent menyerupai dikemukakan di pecahan depan.
Warnanya kemerahan penuh dengan kapiler-kapiler darah membentuk tajuk pohon rimbun.
Alat arborescont terdapat di pecahan dalam ruang udara disebelah atas insang. Arborescent memungkinkan lele untuk mengambil oksigen secara pribadi dari udara.
Oleh lantaran itu, lele sering muncul kepermukaan air sewaktu mengambil oksigen di udara bebas.
Kebiasaan hidup lele menyerupai itu mengakibatkan lele tidak bisa di budidayakan daam kolam yang penuh dengan flora air pada pecahan permukaannya.
Karakteristik Ikan Lele - Kebiasaan Makan di Alam Bebas
Di alam bebas lele mendapat masakan dari lingkungan sekitar daerah hidupnya. Lele tergolong jenis ikan amnivora (pemakan segala).
Jenis-jenis masakan lele yang berada di lingkungan sekitar daerah hidup lele berupa protozoa, fitoplankton, crustacean, dan nematode, larva insekta, udang-udangan, ikan runcah, detritus, bangkai hewan, cincangan bekicot, dan banyak sekali jenis masakan lain.
Lele memakan mangsanya sesuai dengan tahapan umur atau besarnya mulut.
Arifin (2003) melaorkan bahwa beberapa ketika sesudah yolk sac (kantong kuning telur) habis, yaitu ketika anak lele berumur 4 hari perlu makan zooplankton, menyerupai infusoria, rotifer, moina dan dephinia.
Jenis infusoria mempunyai ciri-ciri khusus yakni ukuran tubuhnya antara 40-100, bersel tunggal, mempunyai rambut-rambut getar atau bulu cambuk.
Rotifer mempunyai ciri-ciri ukuran tubuhnya 50-100 dan mempunyai korona yang di lengkapi dengan bulu getar.
Monia dan daphinia mempunyai bentuk tubuh gepeng, berbuku, belakang cangkang terdapat kantong daerah tidur.
Bentuk-bentuk monia dan daphinia diperlihatkan oleh gambar di bawah ini. Umur 10 amukan lele bisa memakan jentik-jentik nyamuk kemudian mulai berumur 3 ahad lele sudah bisa memakan jentik-jentik serangga.
Perkembangan selanjutnya, lele sanggup memangsa bentos, tubifex, cacing tanah dan siput kecil.
Semua jenis masakan lele yang disebutkan tadi termasuk golongan hewan. Oleh lantaran itu, lele disebut karnivora (pemakan daging).
Selain itu, lele juga sanggup memakan bangkai binatang yang sudah membusuk, tinja manusia, dan lain-lain yang berada di perairan daerah hidupnya. Perairan masakan oleh lele di lakukan pada malam hari.
Calon peternak lele penting kiranya untuk mengetahui sikap ikan air tawar ini dalam mencari makanan. Selain hal itu peternak lele juga perlu mengetahui jenis-jenis masakan lele.
Hal itu sangat penting untuk mencapai tingkat keberhasilan yang tinggi dalam budidaya lele.
Setiap makhluk hidup, termasuk lele mempunyai kemampuan mempertahankan diri dan berkembangbiak. Hal itu berkhasiat bagi makhluk hidup yang bersangkutan untuk mempertahankan diri (jenis) dan bertambah banyak.
Baca juga yuk,.
Cara Membuat Kolam Ikan Nila Dari Dasar
Setelah mengetahui semua karakteristik ikan lele, dengan perkembangbiakan itu sendiri terjadinya secara alami.
Tetapi dengan perkembangnya ilmu pengetahuan perkembangan jenis makhluk hidup sanggup saja melibatkan ulah manusia, yakni dengan dilakukannya perkawinan secara buatan (dunia hewan).
Berkaitan dengan upaya perkembangbiakan lele siklus hidupnya di mulai pada awal trend hujan.
Lele yang telah mempunyai berat di atas 100 gr sudah sanggup di sebut calon induk.
Calon-calon induk itu akan berkembang terus yang pada risikonya nanti menjadi induk jantan dan induk betina.
Induk-induk lele tersebut akan berpasang-pasangan untuk mulai memijah. Induk jantan dan induk betina akan mencari daerah yang kondusif untuk memijah.
Pemijahan telur-telur terjadinya dengan diawali oleh induk betina mengeluarkan sejumlah telur 1000-3500 butir.
Kemudian secara naluri induk lele jantan akan mengeluarkan sperma di atas telur-telur itu, sehingga, terjadi penetrasi sperma ke mycrophyle yaitu pintu masuk sperma pada telur lele.
Pergerakan sperma hingga penetrasi memakan waktu paling usang setengah menit.
Setelah kepala sperma masuk ke dalam sel telur selanjutnya pintu masuk sel telur akan segera tertutup kembali dengan ekor sel sperma tertinggal di luar bersama sel-sel sperma yang lain.
Satu sel telur hanya di masuki oleh satu sel sperma. Peristiwa pembelahan dan pembentukan sel-sel embrio terjadi sesudah 24 jm yang kemudian telur akan menetas.
Penjagaan telur hingga telur menetas menjadi banyak biar tidak di mangsa binatang lain dilakukan oleh induk jantan.
Selain menjaga keutuhan atau keselamatan telur-telur dan burayak tadi, induk jantan juga berkewajiban mengasuh burayak oleh induk biar sanggup bertahan sendiri.
Penjagaan dan pengasuhan burayak oleh induk jantan memerlukan waktu kira-kira 10 hingga 15 hari.
Setelah umur lebih dari 15 hari anak ikan lele berusaha mencari masakan sendiridi sekitar daerah hidupnya.
Sejauh ini budidaya lele yang berhasil dikerjakan secara serius alias tidak asal-asalan.
Pengetahuan perihal bentuk, sifat, dan habitat hidup lele itu sendiri juga dirasa amat penting diketahui setiap peternak lele.
Dengan mengenal bentuk, sifat, dan habitat lele di alam, peternak lele bisa memelihara atau membudidayakan lele dengan sempurna (baik).
Sehingga lele sanggup tumbuh dan berkembang secara meksimal dalam kolam budidaya.
Selaras dengan hal itu, maka dalam buku ini sebelum di bahas lebih detail perihal tahapan-tahapan dari teknik budidaya lele, dikemukakan atau diuraikan pula perihal bentuk, sifat, dan habitat lele di alam.
Dengan membaca semua karakterisitik ikan lele tersebut, dibutuhkan menjadikan mudah dalam memelihara lele terutama untuk tahap pembesaran.
Lele bibit unggul jadi primadona (Lele Dumbo)
Selain lele lokal dikalangan peternak lele dikenal pula lele dumbo (clarias gariepinus).
Dalam Bahasa inggris lele dumbo dinamakan African catfish yang merupakan lele hasil perkawinan antara lele afrika dengan lele Taiwan.
Asal Usul Ikan Lele Dumbo
Selanjutnya di Filipina dan di Thailand lele dumbo di kawinkan lagi dengan lele lokal dari jenis clarias microcephalus.
Hasil perkawinan kedua jenis lele tersebut menghasilkan keturunan lele jenis bibit unggul yang lebih bongsor dan lebih tahan terhadap serangan penyakit jenis lele bibit unggul ini dinamakan lele big ui.
Jenis lele yang ketika ini sedang menjadi primadona para penjual pecel lele yakni lele sangkuriang.
Jenis lele ini bergotong-royong masih keturunan lele dumbo. Tetapi sebelum membahas lebih detail mengenai sangkuriang kiranya di sini perlu dikemukakan selintas mengenai lele dumbo sebagai nenek moyang lele sangkuriang.
Sebelum kita mengenal karakteristik ikan lele terutama lele dumbo, alangkah baiknya kenali dulu sejarah ikan tersebut.
Baca juga:
Sistem Budidaya Ikan Nila Banyak Untung
Karakteristik Ikan Lele
Sejarah Ikan Lele Dumbo
Lele dumbo (clarias gariepinus) pertama kalinya diintroduksi (dimasukkan) ke Indonesia pada tahun 1985 berasal dari Taiwan.
Lele dumbo itu sendiri merupakan lele bibit unggul merupakan hasil persilangan antara lele lokal Taiwan dengan lele afrika.
Dinamakan lele dumbo lantaran ukuran lele ialah jumbo alias super besar dibandingkan dengan ukuran tubuh lele lokal orisinil Indonesia.
Dengan umur yang sama, lele dumbo berukuran dengan kira-kira 3 kali lebih besar dari ukuran tubuh lele lokal.
Penggunaan kata dumbo bergotong-royong kurang tepat, tetapi yang sempurna bergotong-royong ialah jumbo.
Ada unsur di sengajaan menyerupai kata plesetan sehingga kata jumbo di ganti dan menjadi popular dengan sebutan dumbo.
Dalam buku ini hal itu tidak perlu dipermasalahkan yang penting esensi dari maksud pembahasan sanggup di mengerti oleh pembaca.
Ketika pertama kali lele dikenal di Indonesia sempat menciptakan heboh masyarakat Indonesia lantaran ukuran tubuh lele dumbo begitu bongsor.
Hal itu menciptakan banyak orang tertarik untuk membudidayakan lele dumbo.
Dalam waktu relative singkat lele dumbo cepat menyebar di banyak sekali wilayah di Indonesia mengalahkan pamor lokal.
Penyebaran lele dumbo yang sangat cepat tersebut ternyata menciptakan kualitas lele dumbo semakin usang semakin menurun.
Penurunan kualitas lele dumbo di karenakan terjadi kesalahan teknis dalam hal penyebarluasan budidaya lele.
Hal itu menyerupai dilaporkan oleh khairul amri (intisari, mei 2010) yang menuliskan bahwa berdasarkan mekanisme baku dalam dunia budidaya ikan, jenis ikan pendatang gres (lele dumbo) mestinya tidak pribadi disebarluaskan ke masyarakat umum.
Jenis ikan tersebut harus lebih dulu diteliti dan di pantau dalam skala terbatas, contohnya dalam kolam-kolam percobaan.
Pada kasus yang di alami lele dumbo ketika belum usang tinggal di Indonesia tahapan tersebut belumlah tuntas di lalui.
Tetapi lele dumbo terlanjur menyebar luas di banyak sekali wilayah di Indonesia.
Tidak sanggup di pungkiri ketika itu banyak mahir perikanan sama-sama mengkhawatirkan masa depan lele dumbo di Indonesia.
Para mahir sadar lele dumbo mempunyai kelebihan dibandingkan dengan lele lokal yakni daging lele dumbo lebih banyak di bandingkan dengan daging lele lokal.
Tetapi lele dumbo mempunyai kelemahan-kelemahan di bandingkan dengan lele lokal.
Kekurangan Lele Dumbo
Di antara kelemahan lele dumbo yakni dagingnya bersifat ringkih dan gampang hancur ketika lele di goreng lantaran daging lele dumbo mengandung banyak lemak.
Selain hal itu teknologi pembenihan dan pembudidayaan lele dumbo tergolong rumit. Proses perkawinan lele dumbo harus lewat kawin suntik (induced breeding).
Pelaksanaan kawin suntik ni membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Kejadian yang di jumpai di lapangan hal yang telah di khawatirkan oleh para mahir perikana Indonesia tersebut tidak terjadi.
Karakteristik Daging Ikan Lele
Karakteristik ikan lele terutama pada pecahan dagingnya dibuktikan pengecap penggemar lele yang sebelumnya begitu fanatik dengan lele lokal ternyata cepat menjadi bersahabat dengan daging lele dumbo.
Para penjual pecel lele atau menu-menu andalan berbahan lele juga tidak begitu mempermasalahkan keberadaan lele dumbo dengan tekstur daging sesudah di olah menyerupai itu.
Bagi penjual yang terpenting ialah pembelinya tidak mempermasalahkan berang jualannya.
Dengan pernyataan lain, selagi pembeli produk (menu) lele tidak mempermasalahkan jenis lele yang di sajikan, maka penjual pun juga tidak akan mempermasalahkannya.
Oleh lantaran itu sebutan hidangan yang di tulis penjual tetap hanya pecel lele, mangut lele, dan sebagainya, bukan di tulis pecel lele dumbo, mangut lele dumbo dll.
Hal lain yang risikonya sanggup segera di atasi oleh para pembenih lele yakni tidak harus melalui kawin suntik dengan biaya mahal.
Penerapan teknologi pembenihan dan pembudidayaan lele dumbo yang semula rumit sanggup di buat menjadi lebih mudah, praktis, dan murah.
Kenyataan yang di temui di lapangan budidaya lele dumbo tebilang relative mudah. Sehingga budidaya lele dumbo cepat menyebar luas bahkan hingga ke kampung-kampung di kaki gunung.
Hanya saying maraknya budidaya lele dumbo tersebut tidak di sertai dengan control yang baik terhadap penggunaan indukan lele dumbo.
Akibatnya banyak terjadi kasus perkawinan sekerabat (inbreeding) antar lele dumbo.
Karakteristik Ikan Lele - Pemeliharaan
Secara genetik perkawinan sekerabat antar lele dumbo tersebut semestinya di hindari.
Hal itu akan mengakibatkan penurunan mutu lele hasil keturunannya. Misalnya pertumbuhan lele menjadi tidak stabil, tubuh lele dumbo kuntet atau tubuhnya tidak normal pertumbuhannya.
Kelemahan-kelemahan lele dumbo tersebut terlihat terang jikalau di bandingkan dengan lele dumbo ketika gres pertama kalinya masuk ke Indonesia.
Ukuran tubuh rata-rata lele dumbo ketika gres pertama kalinya masuk ke Indonesia umur 70 hari sudah cukup besar dan layak di konsumsi dengan berat tubuh mencapai kisaran 300-400 g/ekor.
Setelah banyak terjadi perkawinan sekerabat lele dumbo gres layak di konsumsi sesudah berumur 100 hari atau lebih.
Dengan demikian peternak mengalami kerugian terutama pengunduran waktu pemeliharaan tidak kurang dari sebulan lebih usang sebelum bisa memanen lele dumbo.
Terjadinya penurunan kualitas lele dumbo menciptakan para mahir perikanan air tawar berpikir cepat untuk sanggup mengembalikan mutu lele dumbo menyerupai ketika pertama kalinya dating ke Indonesia dari Taiwan.
Tindakan kongkrit yang dilakukan para mahir perikanan tersebut yakni melaksanakan perbaikan pada proses produksi indukan lele dumbo dengan cara perkawinan silang balik.
Baca juga yuk,.
Jenis Jenis Ikan Nila dan Gambarnya Lengkap
Antara Lele Dumbo dan Lele Sangkuriang
Proses perkawinan silang balik ditempuh dengan cara mengawinkan induk lele yang ada ketika itu dengan tetuanya.
Untuk lele betina dipilih indukan yang berasal dari generasi kedua (f2) lele dumbo yang diintroduksi tahun 1985.
Lele pejantan dari generasi keenam (f6) yang merupakan koleksi balai besar budidaya air tawar (BBBAT) sukabumi, jawa barat.
Proses perkawinan dengan system menyerupai itu dinamakan proses perkawinan silang dalam.
Sering pula hal itu disebut perkawinan terlarang dalam Bahasa yang berkembang ditengah-tengah masyarakat kita.
System perkawinan tersebut jikalau di legendakan dengan legenda sangkuriang, maka lele dumbo sebagai pejantan f6 sebagai sangkuriang dan induk betina yakni lele dumbo generasi f2 sebagai dayang sumbi.
Dengan begitu proses perbaikan keturunan lele dumbo menyerupai dengan legenda sangkuriang, maka lele bibit unggul gres ini diberi nama lele sangkuriang (khairul amri, intisari mei 2010).
Langkah cerdas mengawinkan lele dumbo secara silang dalam tersebut ternyata sanggup mengembalikan mutu lele dumbo menyerupai ketika pertama kalinya dating ke Indonesia.
Bahkan lele sangkuriang sanggup tumbuh lebih cepat. Sejak ketika itu lele sangkuriang dikukuhkan sebagai arietas unggul dan mendapat restumenteri kelautan dan perikanan untuk disebarluaskan ke seluruh pelosok tanah air Indonesia.
Lele sangkuriang hanya direkomendasikan sebagai produksi ikan yang hendak dikonsumsi dan tidak direkomendasikan untuk dijadikan induk kembali biar mutu lele dumbo tetap terjaga menyerupai ketika pertama kali diintroduksi ke Indonesia tahun 1985.
Sampai ketika ini terang lele dumbo sangat populer di kalangan peternak lele di Indonesia. Hal itu disebabkan lele dumbo mempunyai beberapa keunggulan di bandingkan lele lokal.
Karaktersitik Ikan Lele dan Keunggulannya
Ciri-ciri dan keunggulan-keunggulan lele dumbo di bandingkan dengan lele lokal berdasarkan murhananto (2003) di antaranya yakni:
1. Pertumbuhan lele dumbo relative cepat. Lele dumbo bisa mencapai berat 0,2-0,3 kg dalam waktu 3 bulan. Sedangkan lele lokal gres bisa mencapai berat yang sama dalam usia sekitar 1 tahun.
Dari sebuah percobaan, berat lele dumbo umur 2 hari mencapai 1-3 gr, umur 5 ahad mencapai 10-15 gr, dan umur 24 ahad mencapai 180-200 gr. Sebagai perbandingannya, lele lokal umur 24 ahad gres mencapai 40-50 gr.
Lele lokal remaja hanya mencapai berat 300 gr. Sedangkan lele dumbo remaja umur 2 ahad bisa mencapai panjang sekitar 1 meter dan dan berat 3 kg atau sepuluh kali lipatnya.
2. Lele dumbo cenderung mempunyai tubuh lebih panjang dan lebih gemuk di bandingkan dengan tubuh lele lokal yang relative lebih kurus dan pendek.
3. Tubuh lele dumbo berwarna kehitaman dengan bercak-bercak agak putih kusam yang tidak beraturan menyerupai panu. Bercak tersebut akan terlihat semakin terang membentuk loreng jikalau lele stress.
Warna lele lokal ada yang berwarna hijau bau tanah kehitaman atau hitam merata dengan perut agak keputihan dihiasi titik-titik putih di badannya membentuk beberapa garis memotong tubuh. Lele lokal kulit tubuhnya ada yang berwarna putih atau merah pucat.
4. Lele dumbo terlihat mempunyai sungut dengan ukuran lebih kekar dan panjang daripada sungut lele lokal.
5. Lele dumbo mempunyai kepala berwarna hitam keabuan pada pecahan tengah hingga leher terdapat bercak-bercak putih kusam .
Sedangkan lele lokal warna pecahan kepala kebanyakan berwarna merata sepanjang tubuhnya.
6. Lele dumbo sanggup menghasilkan telur sejumlah 8000 -10.000 telur. Sedangkan lele lokal hanya bisa menghasilkan 1000 -4000 telur.
7. Lele dumbo gampang dipelihara. Makanan lele dumbo selain pelet bisa berupa bangkai dan kotoran ayam (dapat menghasilkan system longyam/kolong ayam, penggabungan dua budidaya ayam dan kolam lele.
8. Lele dumbo mempunyai kebiasaan menciptakan lubang dinding kolam sebagai sarangnya dan mengaduk-aduk lumpur di dasar kolam untuk mencari makanan. Sedangkan lele lokal tidak suka mengatakan tanda-tanda yang demikian itu.
9. Lele dumbo mempunyai mata berukuran kecil dan kurang berfungsi baik sehingga ia lebih menggunakan alat perabanya yang berupa sungut dan indera penciumannya yang tajam.
Sedangkan lele lokal mempunyai kebiasaan yang sebaliknya dengan lele dumbo.
10. Lele dumbo mempunyai insang yang berukuran kecil dan kurang efektif untuk bernafas membuatnya sering menyembul di permukaan untuk mengambil oksigen langsung, karenanya, kolam pembudidayaan sebaiknya tidak di tumbuhi tumbuhan air yang mengambang ataupun kotoran sampah mengambang lainnya.
Sedangkan lele lokal terkadang mempunyai sifat yang berkebalikan dengan kebiasaan lele dumbo ini.
11. Lele dumbo mempunyai kebiasaan mengambil oksigen mengakibatkan gerakannya lebih banyak naik turun dalam air (secara vertikal) untuk mengambil udara daripada ke samping (secara horisontal), sehingga lele dumbo lebih mempunyai kolam yang dalam.
Kebiasaan tersebut juga menimbulkan kebiasaan susulan, yaitu meloncat hingga mencapai lebih dari setengah meter. Lele dumbo mempunyai sifat yang lebih berangasan dibanding lele lokal.
12. Lele dumbo bersifat nocturnal (aktif di malam hari) sehingga lebih banyak makan di malam hari. Pada siang hari lele lebih banyak berdiam diri di lubang/di sarangnya atau ditempat yang gelap.
Dalam kolam semen yang tidak disediakan daerah bersembunyi, lele berdiam diri di dasar kolam.
13. Secara alami lele dumbo lebih menyukai perairan yang hening sehingga kurang cocok di budidayakan dikolam air deras.
Kandungan oksigen yang terlalu tinggi menjadikan timbulnya gelembung-gelembung dalam jaringan tubuh bisa menjadikan kematian.
14. Lele dumbo menyerupai halnya lele lokal merupakan ikan amnivora. Makanan lele dumbo berupa jasad renik, menyerupai zooplankton dan fito plankton menyerupai jentik-jentik nyamuk, anak ikan, dan sisa-sisa materi organic.
Karakteristik Ikan Lele
Habitat, Perilaku, dan Kebiasaan Hidup Ikan Lele di Alam.
Di alam bebas lele sering menghuni perairan tawar menyerupai danau, waduk, rawa, dan genangan air bersama beberapa jenis ikan lain.
Lele sanggup hidup dengan baik di atas permukaan air bahari maksimal 700 meter di atas permukaan air laut.
Temperature dalam air biar lele sanggup hidup umumnya 20 derajat c. sedangkan suhu optimal untuk kehidupan lele antara 25 derajat c-32 derajat c, ph air 6,5-8. Tingkat kesadahan (derajat butiran kasar) optimal 50 ppm (par per mil).
Namun lele masih bisa hidup pada tingkat kesadahan 100 ppm. Turbidity (kekeruhan) bukan lumpur pada kisaran antara 30-60 cm.
Umumnya lele masih bisa sanggup bertahan hidup pada kolam air tawar dengan kandungan gas oksigen minimal 0,3 ppm.
Kelebihan-kelebihan lele dalam menyesuaikan hidup dengan habitatnya sangat hebat.
Jenis ikan air tawar lain, menyerupai ikan mas, nila, mujair, bawal, dan lain-lain mungkin tidak sanggup hidup dalam habitat atau lingkungan air yang sangat buruk.
Tetapi, lele mempunyai kemampuan yang sangat hebat dalam beradaptasi untuk hidup dalam lingkungan yang sangat jelek tersebut, misalnya, lele bisa tahan hidup dalam kondisi air berlumpur kotor, di dalam air kolam sempit yang airnya tidak pernah di ganti, dan bahkan di selokan yang airnya merupakan air buangan limbah rumah tangga.
Kondisi air dengan kandungan oksigen minim lele sanggup hidup dengan baik. Pendek kata, lele sanggup hidup dalam lingkungan apapun asalkan terdapat air yang cukup untuk menopang hidupnya.
Inilah di antara kelebihan lele di bandingakan dengan jenis ikan air tawar yang lain.
Berbeda dengan jenis ikan air tawar yang lain, lele mempunyai kemampuan hidup begitu hebat dalam habitat yang sangat jelek sekalipun dikarenakan lele mempunyai alat pernafasan aksesori yakni arborescent menyerupai dikemukakan di pecahan depan.
Warnanya kemerahan penuh dengan kapiler-kapiler darah membentuk tajuk pohon rimbun.
Alat arborescont terdapat di pecahan dalam ruang udara disebelah atas insang. Arborescent memungkinkan lele untuk mengambil oksigen secara pribadi dari udara.
Oleh lantaran itu, lele sering muncul kepermukaan air sewaktu mengambil oksigen di udara bebas.
Kebiasaan hidup lele menyerupai itu mengakibatkan lele tidak bisa di budidayakan daam kolam yang penuh dengan flora air pada pecahan permukaannya.
Karakteristik Ikan Lele - Kebiasaan Makan di Alam Bebas
Di alam bebas lele mendapat masakan dari lingkungan sekitar daerah hidupnya. Lele tergolong jenis ikan amnivora (pemakan segala).
Jenis-jenis masakan lele yang berada di lingkungan sekitar daerah hidup lele berupa protozoa, fitoplankton, crustacean, dan nematode, larva insekta, udang-udangan, ikan runcah, detritus, bangkai hewan, cincangan bekicot, dan banyak sekali jenis masakan lain.
Lele memakan mangsanya sesuai dengan tahapan umur atau besarnya mulut.
Arifin (2003) melaorkan bahwa beberapa ketika sesudah yolk sac (kantong kuning telur) habis, yaitu ketika anak lele berumur 4 hari perlu makan zooplankton, menyerupai infusoria, rotifer, moina dan dephinia.
Jenis infusoria mempunyai ciri-ciri khusus yakni ukuran tubuhnya antara 40-100, bersel tunggal, mempunyai rambut-rambut getar atau bulu cambuk.
Rotifer mempunyai ciri-ciri ukuran tubuhnya 50-100 dan mempunyai korona yang di lengkapi dengan bulu getar.
Monia dan daphinia mempunyai bentuk tubuh gepeng, berbuku, belakang cangkang terdapat kantong daerah tidur.
Bentuk-bentuk monia dan daphinia diperlihatkan oleh gambar di bawah ini. Umur 10 amukan lele bisa memakan jentik-jentik nyamuk kemudian mulai berumur 3 ahad lele sudah bisa memakan jentik-jentik serangga.
Perkembangan selanjutnya, lele sanggup memangsa bentos, tubifex, cacing tanah dan siput kecil.
Semua jenis masakan lele yang disebutkan tadi termasuk golongan hewan. Oleh lantaran itu, lele disebut karnivora (pemakan daging).
Selain itu, lele juga sanggup memakan bangkai binatang yang sudah membusuk, tinja manusia, dan lain-lain yang berada di perairan daerah hidupnya. Perairan masakan oleh lele di lakukan pada malam hari.
Calon peternak lele penting kiranya untuk mengetahui sikap ikan air tawar ini dalam mencari makanan. Selain hal itu peternak lele juga perlu mengetahui jenis-jenis masakan lele.
Hal itu sangat penting untuk mencapai tingkat keberhasilan yang tinggi dalam budidaya lele.
Setiap makhluk hidup, termasuk lele mempunyai kemampuan mempertahankan diri dan berkembangbiak. Hal itu berkhasiat bagi makhluk hidup yang bersangkutan untuk mempertahankan diri (jenis) dan bertambah banyak.
Baca juga yuk,.
Cara Membuat Kolam Ikan Nila Dari Dasar
Tahapan Perkawinan Hingga Pembesaran Ikan Lele
Setelah mengetahui semua karakteristik ikan lele, dengan perkembangbiakan itu sendiri terjadinya secara alami.
Tetapi dengan perkembangnya ilmu pengetahuan perkembangan jenis makhluk hidup sanggup saja melibatkan ulah manusia, yakni dengan dilakukannya perkawinan secara buatan (dunia hewan).
Berkaitan dengan upaya perkembangbiakan lele siklus hidupnya di mulai pada awal trend hujan.
Lele yang telah mempunyai berat di atas 100 gr sudah sanggup di sebut calon induk.
Calon-calon induk itu akan berkembang terus yang pada risikonya nanti menjadi induk jantan dan induk betina.
Induk-induk lele tersebut akan berpasang-pasangan untuk mulai memijah. Induk jantan dan induk betina akan mencari daerah yang kondusif untuk memijah.
Pemijahan telur-telur terjadinya dengan diawali oleh induk betina mengeluarkan sejumlah telur 1000-3500 butir.
Kemudian secara naluri induk lele jantan akan mengeluarkan sperma di atas telur-telur itu, sehingga, terjadi penetrasi sperma ke mycrophyle yaitu pintu masuk sperma pada telur lele.
Pergerakan sperma hingga penetrasi memakan waktu paling usang setengah menit.
Setelah kepala sperma masuk ke dalam sel telur selanjutnya pintu masuk sel telur akan segera tertutup kembali dengan ekor sel sperma tertinggal di luar bersama sel-sel sperma yang lain.
Satu sel telur hanya di masuki oleh satu sel sperma. Peristiwa pembelahan dan pembentukan sel-sel embrio terjadi sesudah 24 jm yang kemudian telur akan menetas.
Penjagaan telur hingga telur menetas menjadi banyak biar tidak di mangsa binatang lain dilakukan oleh induk jantan.
Selain menjaga keutuhan atau keselamatan telur-telur dan burayak tadi, induk jantan juga berkewajiban mengasuh burayak oleh induk biar sanggup bertahan sendiri.
Penjagaan dan pengasuhan burayak oleh induk jantan memerlukan waktu kira-kira 10 hingga 15 hari.
Setelah umur lebih dari 15 hari anak ikan lele berusaha mencari masakan sendiridi sekitar daerah hidupnya.
Sejauh ini budidaya lele yang berhasil dikerjakan secara serius alias tidak asal-asalan.
Pengetahuan perihal bentuk, sifat, dan habitat hidup lele itu sendiri juga dirasa amat penting diketahui setiap peternak lele.
Dengan mengenal bentuk, sifat, dan habitat lele di alam, peternak lele bisa memelihara atau membudidayakan lele dengan sempurna (baik).
Sehingga lele sanggup tumbuh dan berkembang secara meksimal dalam kolam budidaya.
Selaras dengan hal itu, maka dalam buku ini sebelum di bahas lebih detail perihal tahapan-tahapan dari teknik budidaya lele, dikemukakan atau diuraikan pula perihal bentuk, sifat, dan habitat lele di alam.
Dengan membaca semua karakterisitik ikan lele tersebut, dibutuhkan menjadikan mudah dalam memelihara lele terutama untuk tahap pembesaran.
Post a Comment for "Mengenal Karakteristik Ikan Lele Dumbo Dan Keunggulannya"