Cara Budidaya Belut Dalam Bak Dan Drum
Cara Budidaya Belut dalam Kolam jenis ikan konsumsi.
Pada pembahasan yang kemudian kita telah mengenal dari biologi belut, ternak belut yang benar dan habitat orisinil ikan belut di alam bebas.
Didalam pemeliharaan belut ini, kita sanggup membedakan pemeliharaan dalam 2 macam. Yang pertama yaitu pemeliharaan belut yang nantinya akan di pakai sebagai benih.
Sedangkan yang ke dua yaitu pemeliharaan belut yang nantinya akan di pasarkan sebagai konsumsi. Karena itulah kita harus mengetahui akan dua-duanya.
Berikut ini panduan lengkap cara budidaya belut dalam kolam dan drum yang gampang dikerjakan dengan modal yang sederhana dan murah serta harga bibit yang ekonomis.
Dalam membesarkan benih-benih belut hasil perkawinan induk-induk di bak peternakan tadi, maka kita masih juga memerlukan bak pemeliharaan ikan biasa.
Sebenarnya luas bak untuk pemeliharaan ini tak terbatas dan terserah saja. Akan tetapi bila memungkinkan memang di anjurkan untuk menciptakan yang berukuran 10X10 M .
Hal ini kita kerjakan dengan maksut biar supaya tidak terlalu banyak menimbun sekam dan kotoran, yang di maksud adaah kotoran dari sangkar ternak yang harus mencakup kurang lebih 15persen dari areal total bak pemeliharaan yang bersangkutan.
Akan tetapi bila di teliti dan di lihat ke tempat-tempat para peternak belut yang ada hingga kini ini kebanyakan mereka hanya menggunakan kolam-kolam ukuran kecil saja untuk menyimpan dan memelihara bibit-bibit induk belut tersebut.
Paling-paling mereka menggunakan ukuran 2x3x1 m. ukuran ini ternyata juga selain untuk benih-benih belut juga untuk induk-induk belut. Hingga dengan demikian maka penebarannya tak menentu.
Karena ruang geraknya sangat terbatas, ,maka kepesatan tumbuhnya pun tidak sanggup kita harapkan seoptimalnya.
Memanglah bila di katakana dengan ukuran kecil saja bisa, mengapa kita harus susah-susah menciptakan bak yang berukuran besar?
Juga ada orang yang menyampaikan bahwa untuk ukuran bak pemeliharaan besar kecilnya masih di perlukan penelitian-penelitian yang lebih mendalam.
Walaupun memang besar kemungkinannya bila beut di tempatkan di kawasan yang bebas dan luas akan cepat pertumbuhannya bila di bandingkan di tempat-tempat yang kecil dan sumpek.
Kemudian yang lebih kita perhatikan lagi yaitu pembuatan tinggi pematang harus pembuat sedemikian rupa. Hingga sanggup menampung air rata-rata sedalam 50 cm.
Ini dimaksudkan ada air segar dan ruangan bergerak yang cukup bagi belut-belut itu.
Sebab harus kita ingat bahwa belut itu sering berkeliaran ke atas dan mencuatkan mulutnya ke atas permukaan air untuk mendapat oksigen secara eksklusif dari udara. Lalu yang harus kita usahakan pula yaitu air itu harus mengalir walaupun dengan secara perlahan-lahan.
Cara Buddaya Belut dalam Kolam - Jenis Makanan Belut;
Karena makanan alamiah mereka yaitu jasad-jasad renik, maka untuk menumbuhkan jasad-jasad renik ini maka dasar bak haruslah kita olah seseksama mungkin.
Maksudnya supaya sanggup membentuk lumpur yang cukup tebal, atau paling sedikit harus sanggup mancapai 5 cm, bila sudah di genangi air.
Kemudian di tengah-tengah bak itu kita di timbuni sekam padi di campur dengan dedak yang garang dengan perbandingan 1;1.
Setebal lebih kurang 10 cm, ini yang telah di padatkan dan menutupi dasar bak lebih kurang 15 persen. Kemudian kita ditimbuni lagi dengan pupuk sangkar kering setebal 10 cm pula.
Memang sesudah itu kita masih pula kita melaksanakan peimbunan-penimbunan itu semua dengan adonan dedak garang dan sekam padi setinnggi 10 cm kemudian dengan ikatan jerami dan merang.
Seluruhnya itu sesudah tertimbun kemudian kita airi dengan secara pelan-pelan. Bila ingin baik dan timbunan tersebut tidak berserakan pakailah epilog anyaman bambu ataupun tumpukan batu-batu.
Kalau di Tanya berapa padat cara budidaya belut dalam kolam dan drum penebaran pembesaran benih ini, maka hingga kini memanglah belum ada patokannya yang pasti.
Namun para peterna tersebut yang tidak memisahkan induk-induk belutdengan benih-benihnya, rata-rata mereka itu menimbunkan 1 kg enih ukuran kurang lebih 3 cm tiap m perseginya, hingga dengan demikian maka untuk tiap m perseginya mereka menebar kurang lebih 500 ekor.
Setelah kita memelihara selama 2 bulan di bak tersebut, maka bila kesudahannya kita ambil akan mendapat belut-belut yang berukuran 5-8 sentimeter.
Kelemahan kita dalam beternak belut secara ini, yaitu mortalitas atau jumlah kematiannya tidak sanggup kita ketahui dengan pasti.
Karena itulah masih pula dibutuhkan biar ada orang-orang yang memang serius ataupun para andal untuk meniliti dengan seksama serta menganalisa sebaiknya berapa jumlah belut atau benih yang kita masukkan ke dalam bak yag seluas 1 m persegi.
Kemudian masa pemeliharaan ini sebaiknya memang di batasi hingga 2 bulan saja, hal ini dilakukan supaya kita sanggup mengeringkan bak dan memperbaharui timbunan jerami, kotoran sangkar ternak, dan lain-lain hingga nantinya akan menjadi sumber-sumber jasad renik yang di perlukan sebagai masakan belut.
Kalau saja kita pelihara terus dalam bak itu, lebih dari 3 bulan atau bahkan 4 bulan maka hasil belut kita ini akan menjadi kurus lantaran kekurangan makan.
Kemudian untuk menangkap belut-belut kecil ini dengan secara besar-besaran kita masih sanggup melaksanakan dengan cara mengeringkan bak menyerupai pada penangkapan benih ikan piaraan biasa yang lain.
Basanya belut-belut sebesar ini sudah sanggup di jual sebagai benih-benih belut untuk di ternakan.
Namun banyak juga orang yang agak sayang menjualnya sewaktu masih muda, lantaran bila di pelihara sebentar lagi akan menjadi cepat besar dan remaja hingga harganyapun bertambah mahal. Sebab memang beratnya juga bertambah.
Kalau saja kita membutuhkan belut untuk keperluan konsumsi maka kita memerlukan waktu selama 4 bulan untuk pemeliharaannya.
Sebab bila kita pelihara belut-belut kita yang kecil itu selama 4 bulan, maka kita akan mendapat belut-belut yang panjangnya kurang lebih 30 cm.
Akan tetapi jangan lupa bahwa pemeliharaan selama 4 bulan ini, haruslah kita bagi menjadi 2 tahap, yaitu masing-masing 2 bulan.
Dengan jalan mengeringkan bak dan kemudian mengganti dasar-dasar bak dengan sekam, dedak kasar, jerami dan juga kotoran-kotoran kandang.
Hal itu untuk menjaga supaya belut-belut yang kita pelihara ini tidak kehabisan makan.
Karena sesudah kita pelihara selama 2 bulan pertama, maka belut-belut kita ini telah memiliki bentuk tubuh yang cukup besar, jadi kepadatannya pun harus kita kurangi.
Hingga dengan demikian sebaiknya memang untuk tahap ke 2 ini setiap 1 m perseginya hanya kita masukkan 100 ekor saja.
Yah memang 1setengah 5 belahan bila di bandingkan dengan tahap pertama yang 500 ekor.
Kalau belut-belut kita ini telah besar,hingga mencapai 30 cm sesudah kita pelihara dalam tahap ke dua tadi. Maka untuk pengambilannya kita tidak sanggup hanya mengandalkan pengeringan bak saja.
Sebab belut-belut ini telah cerdik dan gesit sekali dalam menciptakan lobang-lobang. Maka cara pengambilannya kemudian kita berganti dengan menggunakan sistem bubu,wawu,ataupun posong.
Caranya yaitu kita pasang posong-posong yang telah kita beri umpan di dalamnya, ini di lakukan pada malam hari sebelum bak di keringkan.
Karena belut ini memang memerlukan lobang dan makanan, ia kemudian dengan gampang saja masuk ke dalam posong-posong itu.
Dengan jalan demikian maka penangkapan secara besar-besaran belut-belut besar sanggup di jalankan dengan baik.
Setelah sebagian besar belut-belut itu tertangkap,maka kolampun harus seger. kita keringkan. Di dikala mengeringkan kola mini maka kembali kita harus mengganti bahan-bahan untuk dasar kolam.
Yaitu mengganti sekam dan dedak, pupuk sangkar dan juga jerami dan merang yang di perlukan buat masakan belut-belut berikutnya.
Belut yang telah memiliki panjang tubuh lebih kurang 25-30 cm ini, bila kita jual di pasar akan sanggup menghasilkan uang yang cukup lumayan.
Demikian inilah sedikit klarifikasi mengenai cara budidaya belut dalm kolam dan drum untuk mendapat jenis belut konsumsi untuk dijual di pasaran. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.
Pada pembahasan yang kemudian kita telah mengenal dari biologi belut, ternak belut yang benar dan habitat orisinil ikan belut di alam bebas.
Didalam pemeliharaan belut ini, kita sanggup membedakan pemeliharaan dalam 2 macam. Yang pertama yaitu pemeliharaan belut yang nantinya akan di pakai sebagai benih.
Sedangkan yang ke dua yaitu pemeliharaan belut yang nantinya akan di pasarkan sebagai konsumsi. Karena itulah kita harus mengetahui akan dua-duanya.
Berikut ini panduan lengkap cara budidaya belut dalam kolam dan drum yang gampang dikerjakan dengan modal yang sederhana dan murah serta harga bibit yang ekonomis.
Cara Budidaya Belut dalam Kolam dan Drum
Pemeliharaan untuk Benih Belut dalam Kolam dan DrumDalam membesarkan benih-benih belut hasil perkawinan induk-induk di bak peternakan tadi, maka kita masih juga memerlukan bak pemeliharaan ikan biasa.
Sebenarnya luas bak untuk pemeliharaan ini tak terbatas dan terserah saja. Akan tetapi bila memungkinkan memang di anjurkan untuk menciptakan yang berukuran 10X10 M .
Hal ini kita kerjakan dengan maksut biar supaya tidak terlalu banyak menimbun sekam dan kotoran, yang di maksud adaah kotoran dari sangkar ternak yang harus mencakup kurang lebih 15persen dari areal total bak pemeliharaan yang bersangkutan.
Akan tetapi bila di teliti dan di lihat ke tempat-tempat para peternak belut yang ada hingga kini ini kebanyakan mereka hanya menggunakan kolam-kolam ukuran kecil saja untuk menyimpan dan memelihara bibit-bibit induk belut tersebut.
Paling-paling mereka menggunakan ukuran 2x3x1 m. ukuran ini ternyata juga selain untuk benih-benih belut juga untuk induk-induk belut. Hingga dengan demikian maka penebarannya tak menentu.
Karena ruang geraknya sangat terbatas, ,maka kepesatan tumbuhnya pun tidak sanggup kita harapkan seoptimalnya.
Memanglah bila di katakana dengan ukuran kecil saja bisa, mengapa kita harus susah-susah menciptakan bak yang berukuran besar?
Juga ada orang yang menyampaikan bahwa untuk ukuran bak pemeliharaan besar kecilnya masih di perlukan penelitian-penelitian yang lebih mendalam.
Walaupun memang besar kemungkinannya bila beut di tempatkan di kawasan yang bebas dan luas akan cepat pertumbuhannya bila di bandingkan di tempat-tempat yang kecil dan sumpek.
Kemudian yang lebih kita perhatikan lagi yaitu pembuatan tinggi pematang harus pembuat sedemikian rupa. Hingga sanggup menampung air rata-rata sedalam 50 cm.
Ini dimaksudkan ada air segar dan ruangan bergerak yang cukup bagi belut-belut itu.
Sebab harus kita ingat bahwa belut itu sering berkeliaran ke atas dan mencuatkan mulutnya ke atas permukaan air untuk mendapat oksigen secara eksklusif dari udara. Lalu yang harus kita usahakan pula yaitu air itu harus mengalir walaupun dengan secara perlahan-lahan.
Cara Buddaya Belut dalam Kolam - Jenis Makanan Belut;
Karena makanan alamiah mereka yaitu jasad-jasad renik, maka untuk menumbuhkan jasad-jasad renik ini maka dasar bak haruslah kita olah seseksama mungkin.
Maksudnya supaya sanggup membentuk lumpur yang cukup tebal, atau paling sedikit harus sanggup mancapai 5 cm, bila sudah di genangi air.
Kemudian di tengah-tengah bak itu kita di timbuni sekam padi di campur dengan dedak yang garang dengan perbandingan 1;1.
Setebal lebih kurang 10 cm, ini yang telah di padatkan dan menutupi dasar bak lebih kurang 15 persen. Kemudian kita ditimbuni lagi dengan pupuk sangkar kering setebal 10 cm pula.
Memang sesudah itu kita masih pula kita melaksanakan peimbunan-penimbunan itu semua dengan adonan dedak garang dan sekam padi setinnggi 10 cm kemudian dengan ikatan jerami dan merang.
Seluruhnya itu sesudah tertimbun kemudian kita airi dengan secara pelan-pelan. Bila ingin baik dan timbunan tersebut tidak berserakan pakailah epilog anyaman bambu ataupun tumpukan batu-batu.
Kalau di Tanya berapa padat cara budidaya belut dalam kolam dan drum penebaran pembesaran benih ini, maka hingga kini memanglah belum ada patokannya yang pasti.
Namun para peterna tersebut yang tidak memisahkan induk-induk belutdengan benih-benihnya, rata-rata mereka itu menimbunkan 1 kg enih ukuran kurang lebih 3 cm tiap m perseginya, hingga dengan demikian maka untuk tiap m perseginya mereka menebar kurang lebih 500 ekor.
Setelah kita memelihara selama 2 bulan di bak tersebut, maka bila kesudahannya kita ambil akan mendapat belut-belut yang berukuran 5-8 sentimeter.
Kelemahan kita dalam beternak belut secara ini, yaitu mortalitas atau jumlah kematiannya tidak sanggup kita ketahui dengan pasti.
Karena itulah masih pula dibutuhkan biar ada orang-orang yang memang serius ataupun para andal untuk meniliti dengan seksama serta menganalisa sebaiknya berapa jumlah belut atau benih yang kita masukkan ke dalam bak yag seluas 1 m persegi.
Kemudian masa pemeliharaan ini sebaiknya memang di batasi hingga 2 bulan saja, hal ini dilakukan supaya kita sanggup mengeringkan bak dan memperbaharui timbunan jerami, kotoran sangkar ternak, dan lain-lain hingga nantinya akan menjadi sumber-sumber jasad renik yang di perlukan sebagai masakan belut.
Kalau saja kita pelihara terus dalam bak itu, lebih dari 3 bulan atau bahkan 4 bulan maka hasil belut kita ini akan menjadi kurus lantaran kekurangan makan.
Kemudian untuk menangkap belut-belut kecil ini dengan secara besar-besaran kita masih sanggup melaksanakan dengan cara mengeringkan bak menyerupai pada penangkapan benih ikan piaraan biasa yang lain.
Basanya belut-belut sebesar ini sudah sanggup di jual sebagai benih-benih belut untuk di ternakan.
Namun banyak juga orang yang agak sayang menjualnya sewaktu masih muda, lantaran bila di pelihara sebentar lagi akan menjadi cepat besar dan remaja hingga harganyapun bertambah mahal. Sebab memang beratnya juga bertambah.
Cara Budidaya Belut dalam Kolam - Pemleiharaan Belut Konsumsi
Cara budidaya belut dalam bak dan drum selanjutnya yaitu masa memelihara jenis belut onsumsi.
Kalau saja kita membutuhkan belut untuk keperluan konsumsi maka kita memerlukan waktu selama 4 bulan untuk pemeliharaannya.
Sebab bila kita pelihara belut-belut kita yang kecil itu selama 4 bulan, maka kita akan mendapat belut-belut yang panjangnya kurang lebih 30 cm.
Akan tetapi jangan lupa bahwa pemeliharaan selama 4 bulan ini, haruslah kita bagi menjadi 2 tahap, yaitu masing-masing 2 bulan.
Dengan jalan mengeringkan bak dan kemudian mengganti dasar-dasar bak dengan sekam, dedak kasar, jerami dan juga kotoran-kotoran kandang.
Hal itu untuk menjaga supaya belut-belut yang kita pelihara ini tidak kehabisan makan.
Karena sesudah kita pelihara selama 2 bulan pertama, maka belut-belut kita ini telah memiliki bentuk tubuh yang cukup besar, jadi kepadatannya pun harus kita kurangi.
Hingga dengan demikian sebaiknya memang untuk tahap ke 2 ini setiap 1 m perseginya hanya kita masukkan 100 ekor saja.
Yah memang 1setengah 5 belahan bila di bandingkan dengan tahap pertama yang 500 ekor.
Kalau belut-belut kita ini telah besar,hingga mencapai 30 cm sesudah kita pelihara dalam tahap ke dua tadi. Maka untuk pengambilannya kita tidak sanggup hanya mengandalkan pengeringan bak saja.
Sebab belut-belut ini telah cerdik dan gesit sekali dalam menciptakan lobang-lobang. Maka cara pengambilannya kemudian kita berganti dengan menggunakan sistem bubu,wawu,ataupun posong.
Caranya yaitu kita pasang posong-posong yang telah kita beri umpan di dalamnya, ini di lakukan pada malam hari sebelum bak di keringkan.
Karena belut ini memang memerlukan lobang dan makanan, ia kemudian dengan gampang saja masuk ke dalam posong-posong itu.
Dengan jalan demikian maka penangkapan secara besar-besaran belut-belut besar sanggup di jalankan dengan baik.
Setelah sebagian besar belut-belut itu tertangkap,maka kolampun harus seger. kita keringkan. Di dikala mengeringkan kola mini maka kembali kita harus mengganti bahan-bahan untuk dasar kolam.
Yaitu mengganti sekam dan dedak, pupuk sangkar dan juga jerami dan merang yang di perlukan buat masakan belut-belut berikutnya.
Belut yang telah memiliki panjang tubuh lebih kurang 25-30 cm ini, bila kita jual di pasar akan sanggup menghasilkan uang yang cukup lumayan.
Demikian inilah sedikit klarifikasi mengenai cara budidaya belut dalm kolam dan drum untuk mendapat jenis belut konsumsi untuk dijual di pasaran. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.
Post a Comment for "Cara Budidaya Belut Dalam Bak Dan Drum"