Teknik Pembenihan Lele Sangkuriang
Teknik Pembenihan Lele Sangkuriang Infoikan.com Pada dasarnya pembenihan ialah acara tahap awal dalam suatu rangkaian perjuangan budidaya perikanan.
Usaha budidaya lele sangkuriang bermula dari acara menghasilkan benih, untuk selanjutnya didederkan dan dibesarkan hingga ukuran ikan konsumsi.
Saat ini, berkat perkembangan dan spesifikasi teladan perjuangan dalam perjuangan budidaya lele, acara pembenihan, juga bisa dijadikan cabang perjuangan tersendiri.
Artinya, sangat mungkin bagi pembudidaya lele sangkuriang untuk hanya berspesialisasi menjadi pembenih.
Benih dari hasil perjuangan ini seluruhnya dijual ke pembudidaya tahap pendederan atau pembesaran.
Untuk itu, teknik pembenihan lele sangkuriang sekaligus pemijahan baik secara alami maupun buatan harus benar-benar teman kuasai secara mendalam.
Kemudian hingga dilanjut dengan perjuangan pemeliharaan larva hingga perjuangan tertentu untuk tahap pendederan.
Sebagai gambaran, terutama bagi calon pembenih pemula, pembenihan lele sangkuriang sanggup dilakukan dengan menjiplak teknik pembenihan lele dumbo.
Hal ini dimungkinkan mengingat ikan ini merupakan ikan yang asal usulnya ialah keturunan lele dumbo.
Jdi, bila sebelumnya pernah melaksanakan acara pembenihan lele dumbo tentu akan sangat mudah.
Penyiapan Unit Pembenihan
Teknik pembenihan lele sangkuriang cukup sederhana, terdiri dari kolam pemeliharaan induk, kolam pemijahan, kolam penetasan, perawatan telur lele sangkuriang, serta kolam pemeliharaan larva.
Pada unit perjuangan dengan skala besar dan intensif, untuk pembenihan biasanya disediakan ruangan yang dijadikan hatchery atau bangunan khusus untuk pembenihan.
Kolam yang dipakai untuk memelihara induk bisa berupa kolam tembok atau kolam tanah atau kolam dengan dengan dasar tanah dan dinding tembok.
Jenis kolam untuk pemeliharaan induk sanggup diubahsuaikan dengan ketersediaan lahan dan santunan modal usaha. Jika dana memadai, gunakan kolam tembok.
Persiapan Menyediakan Kolam untuk Pembenihan Lele Sangkuriang
Teknik pembenihan lele sangkuriang persoalan kolam pembenihan biar mendapat hasil maksima dan yang baik harus mempunyai kriteria tertentu.
Yang penting ialah kondusif dari kemungkinan serangan hama sehingga perlu dilengkapi pagar.
Selain itu, kondisi kolam harus baik dan tidak bocor serta sanggup menampung air setinggi 60-100 cm.
Artinya, untuk bisa menahan massa air setingi itu, kolam harus mempunyai tanggul yang tinggi dan kokoh sehingga tidak gampang ambrol.
Untuk mempermudah pengisian air serta penangkapan induk, kolam sebaiknya dilengkapi dengan akses air masuk dan keluar.
Hal ini akan memudahkan pengeringan dan pengisian kolam. yang mana semuanya bertujuan untuk mempermudah penangkapan induk lele sangkuriang.
Hal yang perlu diperhatikan, kolam induk jantan harus terpisah dengan induk betina, dengan tujuan menghindari terjadinya pemijahan liar di kolam induk.
Semakin banyak induk yang dipelihara, semakin luas kolam yang dibutuhkan biar induk nyaman dan mendapat ruang yang cukup.
Teknik Pembenihan Lele Sangkuriang - Manajemen Induk
Induk yang akan dipakai dalam pemijahan harus dikelola dengan baik.
Dalam hal ini, induk merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan perjuangan acara pembenihan.
Induk lele sangkuriang yang dikelola dengan baik terbukti bisa menghasilkan benih yang berkualitas baik pula.
Selain sehat, benih yang dihasilkan harus bermutu lebih tinggi dan daya tahan tubuh yang kuat, baik terhadap kondisi lingkungan maupun kemungkinan serangan penyakit.
Oleh alasannya ialah itu, para pembenih harus menimbulkan administrasi pengelolahan induk sebagai prioritas utama.
Padat Tebar Induk Lele Sangkuriang dalam Pemebihan
Padat tebar induk harus diubahsuaikan dengan petunjuk teknik pembenihan.
Biasanya, untuk setiap meter persegi luas kolam sanggup dipelihara induk sebanyak 5 ekor.
Artinya, bila luas kolam induk ialah 100 m2, induk yang dipelihara disitu tidak lebih dari 500 ekor.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, banyak pembenih yang menentukan memelihara induk lebih sedikit (padat tebar lebih rendah),
Hal ini untuk menghindari terjadinya persaingan antar induk yang biasanya menimbulkan luka.
Makanan pelengkap setiap hari supaya diberikan, biar pertumbuhan tubuh induk yang dipelihara di kolam sanggup optimal serta proses pematangan gonad berlangsung sempurna.
Pakan pelengkap yang umum dipakai ialah pelet komersial dengan kandungan protein tinggi, yakni >28%.
Pemberian pakan dilakukan dengan takaran sebanyak 2-3% per hari dari bobot induk yang dipelihara.
Frekuensi masakan pelengkap dilakukan 2-3 kali sehari, yaitu pagi, sore, dan malam hari.
Selain pakan pelengkap berupa komersial, lele sangkuriang juga sanggup diberi pakan alternatif menyerupai limbah peternakan, ikan rucah, keong mas, atau limbah rumah tangga.
Teknik Pembenihan Lele Sangkuriang - Memilih Induk yang Siap Pijah
Untuk diketahui, ternyata tidak semua induk yang dipelihara di kolam induk sanggup dipijahkan.
Hal ini sangat tergantung dari kesiapan kondisi masing-masing induk.
Untuk mengetahui induk yang benar-benar siap dipijahkan, ada beberapa ciri atau persyaratan yang mesti dilakukan.
Ciri-Ciri Induk Lele Sangkuriang yang Siap Dipijahkan
Pastikan usia induk memenuhi standar minimal serta tidak terjadi kesalahan dalam seleksi jenis kelamin.
Saat ini dikenal dengan 3 cara pemijahan, yaitu secara alami, pemijahan semi alami, dan pemijahan buatan.
Pemijahan alami lele sangkuriang diartikan sebagai pemijahan yang dilakukan dengan cara induk tidak diberi rangsangan sehingga akan memijah secara alami.
Pemijahan semi alami ialah pemijahan dengan cara induk diberi rangsangan dari kelenjar hipofisa atau hormon ovaprim biar terangsang untuk segera memijah dan melaksanakan secara alami/memijah sendiri.
Adapun pemijahan buatan ialah induk diberi rangsangan atau suntikan kelenjar hipofisa atau hormon ovaprim, kemudian memijah secara buatan manusia.
Untuk diketahui, kelenjar hipofisa berada di kepala ikan bawah otak, sementara ovaprim merupakan hormon (campuran GnRh dan Domperidone).
Hormon ini sanggup dibeli di apotek, biasanya dikemas dengan botol 10 ml dan diimpor dari kanada.
Pemijahan Lele Sangkuriang Secara Alami
Di kalangan pelaku perjuangan pemijahan, pemijahan secara alami dikenal dengan sebutan natural spawning.
Sesuai namanya, induk dibiarkan memijah dengan sendirinya secara alami di kolam pemijahan yang berbeda dengan teknik pembenihan lele sangkuriang.
dalam hal ini, sama sekali tidak ada campur tangan manusia. Pemijahan ini sama menyerupai yang terjadi di alam.
Bedanya, dalam pemijahan alami di kolam pemijahan telah ditentukan dengan terang jumlah induk yang dipijahkan sesuai dengan kebutuhan.
Wadah khusus yang dipakai untuk pemijahan alami ini sanggup berupa kolam tembok/kolam tembok atau kolam tanah.
Induk yang telah siap dipijah, baik jantan maupun betina, dipilih dari kolam induk.
Selanjutnya, induk dimasukkan ke kolam pemijahan yang sudah dipersiapkan. Pemasukn ini dilakukan pada pagi atau sore hari, dikala suhu udara dan suhu air masih rendah biar induk tidak stress.
Adapun perbandingan jantan dan betina ialah 1:1 (satu ekor jantan dan 1 ekor betina).
Perawatan Induk Lele Sangkuriang Saat Pemijahan Berlangsung
Sebagai tempat menempelkan telur, pada wadah pemijahan dipasang kakaban yang terbuat dari ijuk.
Untuk setiap 1 kg induk betina, dibutuhkan sekitar 5-7 kakaban berukuran panjang 1 m dan lebar 25-50 cm.
Induk biasanya memijah pada malam hari menjelang pagi. pemijahan terjadi ketika induk betina mengeluarkan telur, yang kemudian dibuahi sperma jantan.
Telur yang dibuahi kemudian melekat pada ijuk kakaban.
Tanda-tanda proses pemijahan telah tamat ialah telur yelur yang melekat pada kakaban atau ijuk.
Keesokan harinya sesudah induk tamat memijah, telur dibiarkan berada di wadah pemijahan tadi untuk ditetaskan.
Induk lele sangkuriang yang sudah memijah, baik jantan maupun betina, ditangkap dan dikembalikan ke kolam pemeliharaan induk menyerupai semula.
Cara lain, telur hasil pemijahan yang melekat pada kakaban diangkat dan ditetaskan di tempat lain.
Kelemahan Pemijahan Lele Sangkuriang Secara Alami
Salah satu kekurangan pemijahan secara alami ini ialah tidak adanya kepastian induk yang tamat memijah di wadah pemijahan bisa segera memijah kembali.
hal ini dilihat dari kematangan pada dikala seleksi atau pemilihan induk. Bahkan menurut pengalaman pembudidaya,
Induk bisa berpijah pada malam kedua atau malahan tidak memijah sama sekali. Untuk itu, pemijahan secara alami harus diawasi dan diamati secara teliti.
Pemijahan Semi Alami Lele Sangkuriang
Setelah kita mengurai teknik pembenihan lele sangkuriang, kemudian kita akan mengulas sedikit pembenihan dan pemijahan juga.
Pemijahan secara semi alami biasa dikenal dengan inducet spawning.
Sesuai namanya, pemijahan semi alami ialah kombinasi antara pemijahan buatan dan pemijahan alami.
Cara ini dilakukan dengan jalan induk diberi rangsangan/suntikan kelenjar hipofisa atau horon ovaprim dan selanjutnya dibiarkan berpijah secara alami.
Untuk induk lele jantan, takaran yang dipakai ialah setengah dari takaran induk betina.
Penyuntikan dilakukan secara instamuskular (di bawah otot) pada kepingan punggung ikan.
Sesuai namanya, pemijahan semi alami terjadi sesudah induk yang disuntik hormon disimpan di wadah pemijahan.
Induk akan terangsang untuk memijah jawaban dorongan hormon dan selanjutnya mengeluarkan telur yang segera dibuahi oleh sperma induk jantan.
Pemijahan (ovulasi/pengeluaran telur ini) terjadi secara alami. Berdasarkan pengalaman,
Biasanya ovulasi atau pengeluaran telur terjadi sekitar 10-14 jam sesudah penyuntikan.
Bila induk telah tamat memijah, telur-telur yang akan melekat di kakaban diangkat dan diteteskan di tempat lain.
Selain itu, induk segera dikembalikan ke tempat pemeliharaan semula. Jika nanti sudah kembali matang gonad (siap memijah), induk itu sanggup segera dipijahkan kembali.
Panen Larva dan Pengangkutan Larva
Teknik pemebnihan lele sangkuriang bila sudah melalui tahap ini berarti teman berhasil.
Larva yang telah berumur kurang lebih 5 hari sanggup tetap dipelihara di tempat tersebut atau dipindahkan ke tempat lain atau pribadi dijual ke tempat lain.
Agar kondisi larva tetap bagus, pemanenan dilakukan pada pagi hari dikala suhu udara dan suhu air masih rendah.
Alat tangkap yang dipakai untuk memanen larva ialah scopnet. Larva yang berhasil dipanen secara hati-hati ditampung dalam baskom.
Selanjutnya, larva dihitung dengan metode volumetrik untuk mengetahui jumlahnya.
Bila larva dimaksudkan untuk dikirim ke tempat lain, sistem pengangkutan yang disarankan ialah dengan kantong plastik yang diberi oksigen.
Kantong plastik berukuran 40 X 60 cm sanggup memuat larva sebanyak 20.000 - 30.000 ekor dengan usang perjalanan 6-8 jam.
Nah, dirasa telah tamat teknik pembenihan lele sangkuriang pada pembahasan ini, semoga sanggup menawarkan jawaban bagi pemula yang ingin membuka perjuangan budidaya ikan.
Usaha budidaya lele sangkuriang bermula dari acara menghasilkan benih, untuk selanjutnya didederkan dan dibesarkan hingga ukuran ikan konsumsi.
Saat ini, berkat perkembangan dan spesifikasi teladan perjuangan dalam perjuangan budidaya lele, acara pembenihan, juga bisa dijadikan cabang perjuangan tersendiri.
Artinya, sangat mungkin bagi pembudidaya lele sangkuriang untuk hanya berspesialisasi menjadi pembenih.
Benih dari hasil perjuangan ini seluruhnya dijual ke pembudidaya tahap pendederan atau pembesaran.
Untuk itu, teknik pembenihan lele sangkuriang sekaligus pemijahan baik secara alami maupun buatan harus benar-benar teman kuasai secara mendalam.
Teknik Pembenihan Lele Sangkuriang
Secara kronologis, acara pebenihan diawali dengan penyiapan media unit pembenihan, administrasi atau pengelolaan induk yang baik, pemijahan, hingga penetasan telur.Kemudian hingga dilanjut dengan perjuangan pemeliharaan larva hingga perjuangan tertentu untuk tahap pendederan.
Sebagai gambaran, terutama bagi calon pembenih pemula, pembenihan lele sangkuriang sanggup dilakukan dengan menjiplak teknik pembenihan lele dumbo.
Hal ini dimungkinkan mengingat ikan ini merupakan ikan yang asal usulnya ialah keturunan lele dumbo.
Jdi, bila sebelumnya pernah melaksanakan acara pembenihan lele dumbo tentu akan sangat mudah.
Penyiapan Unit Pembenihan
Teknik pembenihan lele sangkuriang cukup sederhana, terdiri dari kolam pemeliharaan induk, kolam pemijahan, kolam penetasan, perawatan telur lele sangkuriang, serta kolam pemeliharaan larva.
Pada unit perjuangan dengan skala besar dan intensif, untuk pembenihan biasanya disediakan ruangan yang dijadikan hatchery atau bangunan khusus untuk pembenihan.
Kolam yang dipakai untuk memelihara induk bisa berupa kolam tembok atau kolam tanah atau kolam dengan dengan dasar tanah dan dinding tembok.
Jenis kolam untuk pemeliharaan induk sanggup diubahsuaikan dengan ketersediaan lahan dan santunan modal usaha. Jika dana memadai, gunakan kolam tembok.
Persiapan Menyediakan Kolam untuk Pembenihan Lele Sangkuriang
Teknik pembenihan lele sangkuriang persoalan kolam pembenihan biar mendapat hasil maksima dan yang baik harus mempunyai kriteria tertentu.
Yang penting ialah kondusif dari kemungkinan serangan hama sehingga perlu dilengkapi pagar.
Selain itu, kondisi kolam harus baik dan tidak bocor serta sanggup menampung air setinggi 60-100 cm.
Artinya, untuk bisa menahan massa air setingi itu, kolam harus mempunyai tanggul yang tinggi dan kokoh sehingga tidak gampang ambrol.
Untuk mempermudah pengisian air serta penangkapan induk, kolam sebaiknya dilengkapi dengan akses air masuk dan keluar.
Hal ini akan memudahkan pengeringan dan pengisian kolam. yang mana semuanya bertujuan untuk mempermudah penangkapan induk lele sangkuriang.
Hal yang perlu diperhatikan, kolam induk jantan harus terpisah dengan induk betina, dengan tujuan menghindari terjadinya pemijahan liar di kolam induk.
Semakin banyak induk yang dipelihara, semakin luas kolam yang dibutuhkan biar induk nyaman dan mendapat ruang yang cukup.
Teknik Pembenihan Lele Sangkuriang - Manajemen Induk
Induk yang akan dipakai dalam pemijahan harus dikelola dengan baik.
Dalam hal ini, induk merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan perjuangan acara pembenihan.
Induk lele sangkuriang yang dikelola dengan baik terbukti bisa menghasilkan benih yang berkualitas baik pula.
Selain sehat, benih yang dihasilkan harus bermutu lebih tinggi dan daya tahan tubuh yang kuat, baik terhadap kondisi lingkungan maupun kemungkinan serangan penyakit.
Oleh alasannya ialah itu, para pembenih harus menimbulkan administrasi pengelolahan induk sebagai prioritas utama.
Padat Tebar Induk Lele Sangkuriang dalam Pemebihan
Padat tebar induk harus diubahsuaikan dengan petunjuk teknik pembenihan.
Biasanya, untuk setiap meter persegi luas kolam sanggup dipelihara induk sebanyak 5 ekor.
Artinya, bila luas kolam induk ialah 100 m2, induk yang dipelihara disitu tidak lebih dari 500 ekor.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, banyak pembenih yang menentukan memelihara induk lebih sedikit (padat tebar lebih rendah),
Hal ini untuk menghindari terjadinya persaingan antar induk yang biasanya menimbulkan luka.
Makanan pelengkap setiap hari supaya diberikan, biar pertumbuhan tubuh induk yang dipelihara di kolam sanggup optimal serta proses pematangan gonad berlangsung sempurna.
Pakan pelengkap yang umum dipakai ialah pelet komersial dengan kandungan protein tinggi, yakni >28%.
Pemberian pakan dilakukan dengan takaran sebanyak 2-3% per hari dari bobot induk yang dipelihara.
Frekuensi masakan pelengkap dilakukan 2-3 kali sehari, yaitu pagi, sore, dan malam hari.
Selain pakan pelengkap berupa komersial, lele sangkuriang juga sanggup diberi pakan alternatif menyerupai limbah peternakan, ikan rucah, keong mas, atau limbah rumah tangga.
Teknik Pembenihan Lele Sangkuriang - Memilih Induk yang Siap Pijah
Untuk diketahui, ternyata tidak semua induk yang dipelihara di kolam induk sanggup dipijahkan.
Hal ini sangat tergantung dari kesiapan kondisi masing-masing induk.
Untuk mengetahui induk yang benar-benar siap dipijahkan, ada beberapa ciri atau persyaratan yang mesti dilakukan.
Ciri-Ciri Induk Lele Sangkuriang yang Siap Dipijahkan
- Umur 12-18 bulan
- Berat 0,50 - 0,75 kg jantan, dan betina 0,70 - 1,0 kg
- Kelamin jantan menonjol, dan betina tidak menonjol
- Perut jantan ramping, dan betina buncit lembek
Pastikan usia induk memenuhi standar minimal serta tidak terjadi kesalahan dalam seleksi jenis kelamin.
Teknik Pemijahan Lele Sangkuriang
Ada beberapa cara yang sanggup dilakukan dalam acara pemijahan ikan lele sangkuriang.Saat ini dikenal dengan 3 cara pemijahan, yaitu secara alami, pemijahan semi alami, dan pemijahan buatan.
Pemijahan alami lele sangkuriang diartikan sebagai pemijahan yang dilakukan dengan cara induk tidak diberi rangsangan sehingga akan memijah secara alami.
Pemijahan semi alami ialah pemijahan dengan cara induk diberi rangsangan dari kelenjar hipofisa atau hormon ovaprim biar terangsang untuk segera memijah dan melaksanakan secara alami/memijah sendiri.
Adapun pemijahan buatan ialah induk diberi rangsangan atau suntikan kelenjar hipofisa atau hormon ovaprim, kemudian memijah secara buatan manusia.
Untuk diketahui, kelenjar hipofisa berada di kepala ikan bawah otak, sementara ovaprim merupakan hormon (campuran GnRh dan Domperidone).
Hormon ini sanggup dibeli di apotek, biasanya dikemas dengan botol 10 ml dan diimpor dari kanada.
Pemijahan Lele Sangkuriang Secara Alami
Di kalangan pelaku perjuangan pemijahan, pemijahan secara alami dikenal dengan sebutan natural spawning.
Sesuai namanya, induk dibiarkan memijah dengan sendirinya secara alami di kolam pemijahan yang berbeda dengan teknik pembenihan lele sangkuriang.
dalam hal ini, sama sekali tidak ada campur tangan manusia. Pemijahan ini sama menyerupai yang terjadi di alam.
Bedanya, dalam pemijahan alami di kolam pemijahan telah ditentukan dengan terang jumlah induk yang dipijahkan sesuai dengan kebutuhan.
Wadah khusus yang dipakai untuk pemijahan alami ini sanggup berupa kolam tembok/kolam tembok atau kolam tanah.
Induk yang telah siap dipijah, baik jantan maupun betina, dipilih dari kolam induk.
Selanjutnya, induk dimasukkan ke kolam pemijahan yang sudah dipersiapkan. Pemasukn ini dilakukan pada pagi atau sore hari, dikala suhu udara dan suhu air masih rendah biar induk tidak stress.
Adapun perbandingan jantan dan betina ialah 1:1 (satu ekor jantan dan 1 ekor betina).
Perawatan Induk Lele Sangkuriang Saat Pemijahan Berlangsung
Sebagai tempat menempelkan telur, pada wadah pemijahan dipasang kakaban yang terbuat dari ijuk.
Untuk setiap 1 kg induk betina, dibutuhkan sekitar 5-7 kakaban berukuran panjang 1 m dan lebar 25-50 cm.
Induk biasanya memijah pada malam hari menjelang pagi. pemijahan terjadi ketika induk betina mengeluarkan telur, yang kemudian dibuahi sperma jantan.
Telur yang dibuahi kemudian melekat pada ijuk kakaban.
Tanda-tanda proses pemijahan telah tamat ialah telur yelur yang melekat pada kakaban atau ijuk.
Keesokan harinya sesudah induk tamat memijah, telur dibiarkan berada di wadah pemijahan tadi untuk ditetaskan.
Induk lele sangkuriang yang sudah memijah, baik jantan maupun betina, ditangkap dan dikembalikan ke kolam pemeliharaan induk menyerupai semula.
Cara lain, telur hasil pemijahan yang melekat pada kakaban diangkat dan ditetaskan di tempat lain.
Kelemahan Pemijahan Lele Sangkuriang Secara Alami
Salah satu kekurangan pemijahan secara alami ini ialah tidak adanya kepastian induk yang tamat memijah di wadah pemijahan bisa segera memijah kembali.
hal ini dilihat dari kematangan pada dikala seleksi atau pemilihan induk. Bahkan menurut pengalaman pembudidaya,
Induk bisa berpijah pada malam kedua atau malahan tidak memijah sama sekali. Untuk itu, pemijahan secara alami harus diawasi dan diamati secara teliti.
Pemijahan Semi Alami Lele Sangkuriang
Setelah kita mengurai teknik pembenihan lele sangkuriang, kemudian kita akan mengulas sedikit pembenihan dan pemijahan juga.
Pemijahan secara semi alami biasa dikenal dengan inducet spawning.
Sesuai namanya, pemijahan semi alami ialah kombinasi antara pemijahan buatan dan pemijahan alami.
Cara ini dilakukan dengan jalan induk diberi rangsangan/suntikan kelenjar hipofisa atau horon ovaprim dan selanjutnya dibiarkan berpijah secara alami.
Untuk induk lele jantan, takaran yang dipakai ialah setengah dari takaran induk betina.
Penyuntikan dilakukan secara instamuskular (di bawah otot) pada kepingan punggung ikan.
Sesuai namanya, pemijahan semi alami terjadi sesudah induk yang disuntik hormon disimpan di wadah pemijahan.
Induk akan terangsang untuk memijah jawaban dorongan hormon dan selanjutnya mengeluarkan telur yang segera dibuahi oleh sperma induk jantan.
Pemijahan (ovulasi/pengeluaran telur ini) terjadi secara alami. Berdasarkan pengalaman,
Biasanya ovulasi atau pengeluaran telur terjadi sekitar 10-14 jam sesudah penyuntikan.
Bila induk telah tamat memijah, telur-telur yang akan melekat di kakaban diangkat dan diteteskan di tempat lain.
Selain itu, induk segera dikembalikan ke tempat pemeliharaan semula. Jika nanti sudah kembali matang gonad (siap memijah), induk itu sanggup segera dipijahkan kembali.
Panen Larva dan Pengangkutan Larva
Teknik pemebnihan lele sangkuriang bila sudah melalui tahap ini berarti teman berhasil.
Larva yang telah berumur kurang lebih 5 hari sanggup tetap dipelihara di tempat tersebut atau dipindahkan ke tempat lain atau pribadi dijual ke tempat lain.
Agar kondisi larva tetap bagus, pemanenan dilakukan pada pagi hari dikala suhu udara dan suhu air masih rendah.
Alat tangkap yang dipakai untuk memanen larva ialah scopnet. Larva yang berhasil dipanen secara hati-hati ditampung dalam baskom.
Selanjutnya, larva dihitung dengan metode volumetrik untuk mengetahui jumlahnya.
Bila larva dimaksudkan untuk dikirim ke tempat lain, sistem pengangkutan yang disarankan ialah dengan kantong plastik yang diberi oksigen.
Kantong plastik berukuran 40 X 60 cm sanggup memuat larva sebanyak 20.000 - 30.000 ekor dengan usang perjalanan 6-8 jam.
Nah, dirasa telah tamat teknik pembenihan lele sangkuriang pada pembahasan ini, semoga sanggup menawarkan jawaban bagi pemula yang ingin membuka perjuangan budidaya ikan.
Post a Comment for "Teknik Pembenihan Lele Sangkuriang"