Cara Pembenihan Ikan Kerapu Macan Yang Berhasil
Pembenihan Ikan Kerapu Pembenihan merupakan upaya untuk mendapatkan keturunan dalam jumlah banyak yang akhirnya nanti tenu di jual.
Untuk kerapu, segmen pembenihannya merupakan perjuangan yang menguntungkan alasannya selalu adanya peningkatan undangan dari tahun ke tahun, baik dari dalam dan luar negeri.
Selain itu, perjuangan ini bisa dilakukan pada skalarumah tangga maupun industri.
Berikut tahapan sebelum melaksanakan pembenihan ikan kerapu yang sesuai dengan pengalaman para petani ternak ikan.
Pemilihan lokasi sangat penting dalam pembenihan. Kesalahn dalam pembenihan lokasi akan menyebabkan kesulitan proses produksi.
Ada beberapa persyaratan lokasi untuk pembenihan ikan kerapu yang harus diperhatikan, baik teknis maupun nonteknis.
Baca juga:
Jenis ikan Kpau yang Umum di pelihara
Habitat Ikan Kerapu
Teknik Budidaya ikan kerapu cepat Besar
Ada beberapa faktor teknis yang harus dikondisikan sesuai dengan karakteristik kerapu.
Pertama, letak unit pembenihan yang akan di bangkit sebaiknya berada di tepi pantai untuk memudahkan perolehan sumber air laut.
Pantai dihentikan terlalu landai dan kondisi dasar maritim sebaiknya tidak berlumpur. Lokasi juga harus gampang di jangkau untuk memperlancar transportasi.
Lokasi pembenihan bisa saja agak jauh dari pantai, tetapi bisa menambah biaya produsi alasannya air harus pribadi diambil dari laut.
Kedua ialah sumber air. Sumber air yang dipakai harus memenuhi syarat standar pembenihan kerapu.
Selain sirkulasinya harus baik, kriteria lain menjadi syarat sumber air sebagai berikut.
- Air maritim harus bersih, tidak tercemar, salinitas 28-35 ppt, dan suhu 30-31 derajat c.
- Air maritim sanggup dipompa minimal 20 jam per hari.
- Tersedia sumber air tawar dengan salinitas maksimal 5 ppt.
- Air mempunyai ph 7,8-8,3 dan kandungan oksigen 5 ppm.
- Sumber air tidak terkotori materi kimia berbahaya. Kandungan nitrit 1 ppm, nitrit 150 ppm, dan amoniak 0,01 ppm.
Setelah itu, sebaiknya lokasi pembenihan kerapu harus bersahabat dengan lokasi untuk mendapatkan induknya.
Dengan demikian, kualitasnya akan lebih terjamin. Induk yang jauh lokasinya akan membutuhkan transportasi yang rumit dan biaya yang tidak sedikit.
Faktor non teknis merupakan komponen yang juga harus di perhatikan. Jika tidak dipenuhi, faktor non teknis juga menjadi kendala.
Sarana transportasi Pembenihan
Sarana transportasi sangat menunjang dalam perjuangan pembenihan, terutama yang letaknya jauh dari pemungkiman.
Sarana transportasi sanggup di gunakan untuk mengangkut barang, benih, dan pakan.
Sumber listrik Pembenihan
Sumber listrik sangat di butuhkan untuk keperluan pembenihan. Beberapa diantaranya untuk memompa air, blower oksigen, penghangat air, dan penerangan.
Bahkan, kultur pakan alami juga membutuhkan lampu untuk mendukung kehidupannya.Sumber listrik di butuhkan selama 24 jam.
Keamanan Pembenihan
Faktor keamanan harus diperhatikan alasannya biasanya benih kerapu bisa saja di ambil orang atau binatang liar. Untuk itu, pastikan lokasi pembenihan kondusif dari keduanya.
Sesuai peruntukan
Usaha pembenihan harus mempunyai izin usaha, apalagi yang sudah di buat permanen.
Perizinan lokasi sesuai dengan rencana umum tata ruang daerah/wilayah.
Dengan demikian, tidak ada persoalan yang berafiliasi dengan perizinan dikemudian hari.
Desain dan tata letak untuk pembenihan harus dilakukan sebaik mungkin. Mula dari fungsi desain, tata letak, skala produksi, hingga sarana dan prasarana harus di persiapkan dengan baik.
1. fungsi desain dan tata letak
Desain dan tata letak unit pembenihan ialah penataa ruangan dan lay out. Dengan demikian, acara dalam proses produksi sanggup berjalan lancardan untuk mencegah adanya kontaminasi silang.
Efisiensi waktu dan tenaga kerja serta efektivitas penggunaan sarana dan prasarana pembenihan harus menjadi pertimbangan dalam membangun sebuah hatchery pembenihan.
2. Skala produksi
Pembenihan kerapu dibedakan menjadi dua bagian, yaitu pembenihan skala lengkap dan skala rumah tangga. Perbedaan keduanya terletak pada kelengkapan akomodasi yang dimiliki.
Pembenihan kerapu skala lengkap harus terdapat akomodasi pemeliharaan larva, pakan alami, pemeliharaan induk dan laboratorium.
Sementara itu, pembenihan kerapu skala rumah tangga di awali dari penetasan telur tanpa adanya pemijahan induk.
Selain itu, kegiatan kultur pakan alami dilakukan pada skala massal tanpa adanya kultur murni dalam laboratorium maupun intermediet menyerupai halnya pada pembenihan skala lengkap.
3. Sarana dan prasarana
Pembenihan kerapu tidak terlepas dari ketersediaan sarana dan prasarana.
Kemudahan transportasi serta ketersediaan materi dan peralatan untuk kegiatan pembenihan harus mudah, murah, dan cepat didapat.
a. Fasilitas utama
Fasilitas utama pada pembenihan kerapu terdiri atas aneka macam wadah dan peralatan antara lain sebagai berikut.
- WADAH PEMELIHARAAN LARVA
Digunakan untuk memelihara larva sesudah telur kerapu menetas. Bentuk kolam pemeliharaan larva bisa bulat, segi empat, dan semi oval dengan daya tampung sekitar 10 m3.
Dengan volume sebesar itu, administrasi perawatan, aerasi, pencahayaan, dan pengelolaan air harus dilakukan dengan baik.
Untuk kolam segi empat, disarankan untuk setiap sudutnya di buat melengkung supaya benih tidak terkumpul pada sudut tersebut dan sirkulasi air sanggup berjalan dengan baik.
Bak larva sebaiknya ditempatkan didalam ruangan untuk menghindari fluktuasi suhu dan air terjun.
Bak sanggup di tutup plastik untuk mempertahankan suhu supaya tetap ideal, terutama pada malam hari.
- WADAH KULTUR PAKAN ALAMI Ikan Kerapu
Merupakan tempat memperbanyak pakan alami. Pakan alami yang diharapkan antara lain rtifera, artemia, dan fitoplankton.
- KETERSEDIAAN AIR LAUT Ikan Kerapu
Harus dalam keadaan higienis sehingga mendukung pembenihan. Air maritim di pompa dengan menciptakan sumur pompa di dalam maritim atau dengan menanam pipa di dasar laut.
- AIR TAWAR
Digunakan untuk menjaga keseimbangan salinitas pada kolam dan kolam kultur pakan alami. Fluktuasi air maritim yang tidak niscaya menciptakan air tawar di butuhkan.
- SISTEM FITRASI DAN TANDON AIR
Diperlukan untuk menyaring air, terutama pada kolam tandon. Bak tandon akan diisi air yang berasal dari maritim sehingga perlu di filtrasi sebelum masuk ke dalam bak.
Dengan mempunyai kolam tandn, tenaga listrik bisa lebih hemat, terutama ketika mati listrik.
- SISTEM AERASI
Sebagai suplai oksigen untuk ikan. Salah satu sarana yang sering dipakai ialah blower. Benih atau larva kerapu membutuhkan kandungan oksigen yang baik.
Selain itu, dengan populasi yang banyak, tentu saja ikan membutuhkan oksigen yang juga lebih banyak.
- BAK PENAMPUNG TELUR
Letaknya bersebelahan dengan kolam induk, tepatnya pada kanal pembuangan air permukaan kolam induk. Bak penampungan telur akan mendapatkan limpasan air dari kolam induk.
Bila telur yang di buahi melayang, dengan adanya ajaran air terus menerus pada kolam induk, air limpasan yang membawa telur akan mengalir masuk ke kolam penampungan telur.
Fasilitas pendukung
Selain akomodasi utama, diharapkan akomodasi pendukung kerapu listrik, gudang, mess karyawan, dan rumah genset.
Fungsi akomodasi pendukung untuk memperlancar kegiatan pembenihan kerapu.
Induk kerapu harus di perlakukan dengan baik dan jangan hingga mengalami stres, contohnya alasannya terlalu padat atau gangguan dari luar induk yang stres akan kuat pada pemijahan dan hasilnya.
1. Sifat induk Ikan kerapu
Induk kerapu bersifat hermaprodit protogini, yaitu perpindahan dari jenis kelamin betina perlahan-lahan gonadnya menjelma jantan secara parsial.
Fekunditas kerapu macan sekitar 400.000 butir peer kg induk betina dengan laju penetasan atau HR 70%.
2. MEMBEDAKAN INDUK Ikan Kerapu
Untuk memilih jenis kelamin kerapu jantan dan betina menggunakan metode kanulasi yang bisa mengisap telur atau sperma atau dengan metode stripping.
Jadi, bila bab perut di urut, kerapu betina akan mengeluarkan telur, sedangkan jantan akan mengeluarkan sperma.
3. Asal induk Ikan Kerapu
Induk yang dipakai dalam pembenihan harus berkualitas, baik itu berasal dari tangkapan alam atau hasil budidaya. Induk yang berasal dari budidaya harus di buat induk pokok.
Induk ikan keturunan pertama dari induk dasar harus memenuhi standar mutu kelas induk pokok. Induk dasar merupakan induk keturunan pertama dari induk penjenis yang memenuhi standar mutu kelas induk dasar.
Induk penjenis ialah induk ikan yang dihasilkan di bawah pengawasan instalasi pemerintah.
4. Bak induk Ikan Kerapu
Bak induk kerapu biasanya mempunyai 2 fungsi, yaitu sebagai tempat pemeliharaan dan pemijahan.
Untuk kedua fungsi tersebut di gunakan dua sistem pembuangan air, yaitu pembuangan air melalui air permukaan biasanya di lakukan pada malam hari sekaligus kegiatan pengumpulan telur kerapu.
Hal itu alasannya pemijahan kerapu alami terjadi pada malam hari dan telurnya bersifat terapung pada permukaan air.
Sebelum digunakan, kolam induk harus disterilisasi dengan kaporit 100-150 ppm dan di biarkan selama 1-2 hari.
Bilas kolam tersebut dengan air tawar, kemudian dikeringkan. Selanjutnya, isi kolam dengan air maritim higienis pengisian air dilakukan sekitar setengah volume kolam induk.
5. Pakan Ikan Kerapu
Pakan untuk induk kerapu di berikan sekitar 3% dari berat tubuhnya sehari sekali, yaitu pada pagi hari sebelum pergantian air.
Pakan di berikan dalam bentuk segar berupa ikan rucah, menyerupai belanak, sardin, dan cumi-cumi.
Cumi-cumi di berikan dengan tujuan membantu proses pematangan gonad dan meningkatkan kualitas telur kerapu.
Vitamin perlu di berikan pada induk kerapu dengan tujuan menjaga kesehatan induk, mempercepat kematangan gonad, dan meningkatkan kualitas telur. Vitamin yang biasanya di berikan ialah vitamin B, C, E.
6. Pengaturan air Ikan Kerapu
Untuk menjaga kualitas air kolam pemeliharaan induk kerapu, dilakukan pergantian air hingga 200-300% perhari.
Pada pagi hari, air diturunkan dan dipertahankan ketinggiannya sekitar 50% dari volume kolam untuk tujuan manipulasi lingkungan.
Pada sore hari, air kembali di naikkan hingga penuh dan air permukaan disirkulasi sehingga mendukung proses pemijahan alami.
Induk yang sudah matang gonad biasanya memperlihatkan ciri-ciri yang menonjol, baik dari fisik maupun tingkah lakunya.
Induk betina matang gonad perutnya lebih buncit dan pada awal pemijahan biasanya mengalami penurunan nafsu makan. Pemijahan kerapu sanggup berlangsung secara alami maupun buatan.
Pemijahan alami terjadi bila induk betina mengeluarkan telur secara alami tanpa proteksi manusia. Pemijahan secara massal atau berkelompok lebih memperlihatkan hasil dari pada 1 jantan dengan 1 betina.
Untuk melaksanakan pemijahan dengan manipulasi lingkungan, air harus selalu di ganti sebanyak 100%.
Perbandingan jantan dan betina bisa 1:1 atau 1:2 dengan kepadatan induk tidak lebih 5 kg/m3.
Pada pemijahan alami, induk kerapu di masukkan ke dalam kolam induk kemudian, di dalam kolam di beri kejutan dengan teknik penjemuran dan mengalirkan air.
Metode penjemuran dilakukan dengan menurunkan permukaan air pada siang hingga sore hari hingga ketinggian air di kolam tersisa 40-50 cm.
Selanjutnya, air di alirkan sepanjang malam hingga memenuhi bak. Perlakuan menyerupai itu dilakukan setiap hari untuk memacu hormon pemijahan yang merangsang pematangan gonad.
Perubahan suhu 2-5 derajat c sangat kuat pada proses pemijahan.
Suhu yang di terima kulit ikan akan diteruskan ke otak, yaitu kelenjer hipotalamus dan condo spinalis yang akan menghasilkan hormon gnrh dan lhrh.
Selanjutnya, hormon tersebut akan merangsang kalenjer pituitarisebagai penghasil hormon hcg, kemudian hormon tersebut akan merangsang kelamin untuk berproduksi.
Pemijahan akan terjadi sesudah perubahan suhu dilakukan terus menerus. Waktu pemijahan biasanya terjadi antara pukul 20.00-05.00.
Setelah terjadi pemijahan, pemanenan telur dilakukan pada pagi hari dengan menggunakan egg cllector yang dipasang pada kanal pembuangan air permukaan kolam induk.
Pemijahan juga bisa dilakukan melalui metode rangsangan hormon. Namun sesudah di beri hormon, induk dibiarkan memijah secara alami.
Perangsangan hormon memang di butuhkan keterampilan yang lebih alasannya harus dilakukan dengan benar.
Ikan kerapu yang di berikan rangsangan hormon sanggup memudahkan persiapan dan memilih acara pemijahan.
Pemijahan buatan terjadi alasannya pertemuan antara maritim dan sperma dilakukan dengan proteksi manusia.
Langkah awal telur pemijahan ini ialah dengan menyeleksi induk jantan dan betina.
Untuk mempermudah induk sanggup di bius terlebih dahulu. Seleksi pada induk betina sanggup dilakukan dengan proteksi selang kanulasi atau kateter berdiameter 1 mm di masukkan ke dalam lubang genital sedalam 5-10 cm, selanjutnya telur di hisap.
Kemudian, selang kanulasi di cabut secara perlahan. Selanjutnya, seleksi induk jantan sanggup dilakukan dengan cara mengurut bab perutnya ke arah kelamin.
Telur yang telah di panen sanggup dipindahkan ke dalam kolam atau kolam fiber transparan yang telah diisi air maritim bersih.
Telur dipisahkan dari kotoran dengan menggunakan sering bermata jaring 1 mm sehingga kotoran akan tersaring pada saringan tersebut.
Di dalam media tersebut akan terdapat telur di permukaan, melayang, dan tenggelam.
Telur di permukaan ialah telur yang terbuahi sempurna, telur yang melayang ialah telur yang kurang tepat di buahi dan telur yang karam ialah telur yang tidak di buahi.
Sebaiknya, gunakan telur yang hanya ada di permukaan, yaitu yang terbuahi sempurna.
Telur yang melayang dan karam di buang. Selanjutnya, telur sanggup di hitung dengan metode volumetrik.
- telur yang dipanen dimasukkan ke dalam kolam liter
- ambil referensi sekitar 50-100 ml sebanyak 5 kali.
- hitung jumlah telur dari setiap pengambilan contoh
- jumlah kan telur dari semua referensi dan di bagi jumlah contoh.
- jumlah kepadatan rata-rata per ml diketahui.
- asumsi jumlah telur di hitung menurut kepadatan rata-rata dari contoh.
Sebelum dimasukkan ke dalam kolam pemeliharaan larva, telur sanggup di rendam dalam air maritim yang mengandung larutan iodin 20 ppm.
Larutan tersebut mempunyai kegunaan untuk membunuh bakteri. Selain itu, perendaman tersebut juga mempunyai kegunaan untuk seleksi telur alasannya sesudah di rendam telur yang lemah akan mati dan mengendap.
- gunakan tanki volume 20 liter, masukkan air maritim 10 liter berikut telur.
- siapkan larutan berupa adonan 10 liter air maritim dengan 60 ml larutan iodin.
- masukkan larutan ke dalam tanki dengan aerasi kuat.
- biarkan selama 15 menit dengan aerasi kuat.
- pindahkan telur ke dalam kolam inkubasi yang dilengkapi aerasi lemah dan air mengalir. Kepadatan telur dalam kolam inkubasi sebaiknya tidak lebih dari 10 butir/ml.
Pemeliharaan larva kerapu dilakukan sesudah pemanenan telur. Pada tahap pemeliharaan larva inilah biasanya banyak terjadi kerawanan alasannya banyak terjadi kematian.
Sebelumnya, wadahnya harus dipersiapkan terlebih dahulu.
Persiapan bak
Berikut tahap-tahap persiapan kolam untuk larva.
- kolam yang di gunakan biasanya terbuat dari beton dengan sudut kolam tumpul atau bisa juga menggunakan kolam fiber. Ukuran kolam ideal minimal 10-12,5 m3. sebelum digunakan, kolam disterilkan dengan kaporit 100 ppm, kemudian di biarkan selama 2 hari.
Setelah itu, kolam di basuh dengan detergen dan dibilas air tawar hingga busuk kaporit benar-benar hilang.
- pemasangan kerikil aerasi dilakukan dengan mengatur jarak antar aerasi 0,5-1m, sedangkan dari dasar kolam sekitar 10 cm.
- air maritim yang di gunakan untuk pemeliharaan harus di filter menggunakan saringan mekanik yang terdiri atas ijuk, pasir kuarsa, kerikil karang, dan batok kelapa.
- pengisian air ke kolam sebaiknya melalui tandon terlebih dahulu, kemudian di-treatment dengan desinfektan dan dinetralkan, kemudian didistribusikan ke setiap kolam pembenihan.
Pada masing-masing kolam pemasukan air maritim harus dipasang filter bag untuk menjaga supaya air maritim untuk pembenihan tetap jernih dan steril.
Telur yang sudah terseleksi di tebar dengan kepadatan 10-15 butir/liter. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, sebagai berikut.
- besarnya gelembung aerasi di atur dalam kondisi sedang.
- pada ketika telur ditebar terhitung DO.
- sesudah di tebar, kolam di tutup plastik untuk mempertahankan suhu air sekitar 32 derajat c.
- pengaturan cahay di ruang pembenihan sanggup di atasi dengan atap fiber yang di kombinasi dengan asbes.
Jadi, pada animo hujan area pembenihan tetap terasa hangat. Ketika animo kemarau, atapnya sanggup di pasang paranet/orchid net supaya cahay yang masuk tidak terlalu terik.
Penetasan telur Ikan kerapu
Keeskan harinya atau pada D1, larva akan menetas dan terlihat meyebar di bak. Pada ketika itu, dilakukan sampling perhitungan persentase besarnya telur yang menetas. Caranya sebagai berikut.
Sampling dengan pipa pvc diameter 1,5-2 inci panjang 1-1,5 m di masukkan ke dalam media.
Bagian atasnya di tutup plastik, kemudian air didalam pipa pvc di tampung menggunakan gelas ukur untuk mengetahui volume sampel. Selanjutnya, jumlah larva yang menetas di hitung.
Cara tersebut dilakukan pada lima tempat berbeda dan akhirnya di rata-rata.
Budi daya pakan alami pada pembenihan kerap terdiri atas kultur massal fitoplankton dan kultur rotifer.
1. Kultur pakan kerapu secara massal
Kultur massal fitoplankton dilakukan ditempat terbuka supaya terkena sinar matahari untuk proses fotosintesis.
Kultur dilakukan pada kolam beton dengan volume 4-30 ton. Bak di basuh dahulu dengan kaporit 100 ppm dan deterjen, kemudian di bilas air tawar.
Bak yang telah di basuh dikeringkan minimal 1 hari,lalu di isi air maritim menggunakan filter bag.
Sterlisasi maritim menggunakan kaporit 10 ppm, kemudian di aerasi kuat selama 24 jam, kemudian di netralkan dengan tiosulfat 5 ppm.
Bibit awal diberikan 20-30% dari volume total. Salinitas sekitar 30-33 ppt, suhu air 28-30% derajat c, ph 7-8, dan cahay 10.000 lux.
Pupuk yang di gunakan ialah urea 50-60 ppm, za 30-40 ppm, tsp/sp-36 20-25 ppm,fecl3 1-5 ppm, dan EDITA 1-5 ppm.
Hasil kultur nannochloropsis sp. Langsung di panen bersamaan media kulturnya alasannya ukurannya mikroskopis sehingga akan menyulitkan bila di saring.
Fitoplankton dipanen berumur 6-7 hari dan ketika di panen sisa pupuk yang ada di media kultur harus hilang alasannya sanggup membahayakan larva.
Panen dilakukan dengan pompa celup dan didistribusikan ke kolam pembenihan dan kolam rotifer.
Untuk pengangkutan jarak jauh, biasanya nannochloropsis sp. Di endapkan dahulu. Kultur nannochlopsis siap panen sebanyak 1 ton di beri naoh teknis sebanyak 75-100 ppm dan di aerasi kuat selama 2 jam.
Setelah itu, aerasi di matikan dan di tunggu 10-15 jam. Endapan di tandai dengan adanya larutan hijau alga di dasar wadah dan larutan bening di atasnya.
Larutan bening di buang dan akan didapatkan endapan nannochlopsis sekitar 25-30 liter.
Kultur massal rotifer sebagai Pakan Alami
Kultur massal rotifer dilakukan pada kolam volume 4-10 m3. kultur dilakukan di ruang terbuka yang cukup cahaya matahari.
Secara umum, dikenal dua metode kultur rotifer, yaitu metode panen harian dan metode transfer.
Metode panen harian lebih simpel dan mudah, sedangkan metode transfer memerlukan banyak kolam kultur. Namun, rotifer yang di hasilkan dari metode transfer lebih bersih.
A. Metode panen harian
Metode ini di awali dengan menumbuhkan fitoplankton pada kolam kultur brachionus hingga kepadatan 3-4 juta sel/ml.
Setelah fitoplankton siap, bibit rotifer ditebar dengan kepadatan 40-50 individu/ml yang diperleh dari kultur semi massal.
Pemanenan brachionus skala massal sanggup dilakukan sesudah kepadatannya 150-200 individu/ml atau di tandai dengan media kultur yang bening alasannya fitoplankton telah habis dimakan brachionus.
Saat panen, rotifer dalam kolam kultur tidak di habiskan, tetapi disisakan minimal 50% dari total volume sebagai bibit selanjutnya, sesudah panen, kolam kultur diisi kembali dengan fitoplankton hingga volume semula.
Pemanenan rotifer dilakukan dengan mengalirkan air pemeliharaan dengan proteksi selang spiral 1 inci dan ujung spiral diikatkan plankton net 200-400 pm.
Aliran air di tampung pada bejana yang telah di di lubangi dindingnya. Panen rtifer sanggup dilakukan setiap hari pada kolam kultur yang sama.
Pada umumnya, metode panen harian sanggup berlangsung hingga 3-4 minggu.
Hasil panen sanggup pribadi dimasukkan ke kolam pemeliharaan larva atau di perkaya terlebih dahulu untuk meningkatkan nilai nutrisinya.
B. Metode transfer
Kultur brachionus dengan metode transfer umumnya dilakukan dengan kolam berukuran maksimal 10 m3, tergantung kebutuhan harian larva. Persiapan kultur sama menyerupai metode panen harian.
Panen dilakukan sesudah brachionus mencapai kepadatan 150-200 individu/ml.
Agar panen sanggup dilakukan kontinu setiap hari, harus tersedia beberapa kolam kultur.
2. Artemia salina
Artemia merupakan pakan alami yang berada dalam bentuk kista sehingga perlu dilakukan penetasan dahulu sebelum digunakan.
Kista artemia menetas dalam waktu 24-36 jam dan menjadi naupli dalam salinitas 30-35 ppt.
Inkubasi artemia dalam air maritim sangat sederhana, tetapi saling memperhatikan beberapa faktor untuk sanggup menghasilkan efesiensi penetasan maksimal.
Suhu efektif untuk penetasan artemia antara 25-30% derajat c. bila di bawah 25 derajat c, kista akan lambat menetas, sedangkan bila suhunya di atas 33 derajat c, metabolisme kista bisa terhenti.
Lengkap sudah beberapa teknik pembenihan ikan kerapu secara rinci dan lengkap dari awal pemijahan hingga pemanenan larva. Semoga bermanfaat.
Untuk kerapu, segmen pembenihannya merupakan perjuangan yang menguntungkan alasannya selalu adanya peningkatan undangan dari tahun ke tahun, baik dari dalam dan luar negeri.
Selain itu, perjuangan ini bisa dilakukan pada skalarumah tangga maupun industri.
Berikut tahapan sebelum melaksanakan pembenihan ikan kerapu yang sesuai dengan pengalaman para petani ternak ikan.
Pembeniahan Ikan Kerapu
Pembenihan Ikan Kerapu - MEMILIH LOKASI
Pemilihan lokasi sangat penting dalam pembenihan. Kesalahn dalam pembenihan lokasi akan menyebabkan kesulitan proses produksi.
Ada beberapa persyaratan lokasi untuk pembenihan ikan kerapu yang harus diperhatikan, baik teknis maupun nonteknis.
Baca juga:
Jenis ikan Kpau yang Umum di pelihara
Habitat Ikan Kerapu
Teknik Budidaya ikan kerapu cepat Besar
Pembenihan Ikan Kerapu - FAKTOR TEKNIS
Ada beberapa faktor teknis yang harus dikondisikan sesuai dengan karakteristik kerapu.
Pertama, letak unit pembenihan yang akan di bangkit sebaiknya berada di tepi pantai untuk memudahkan perolehan sumber air laut.
Pantai dihentikan terlalu landai dan kondisi dasar maritim sebaiknya tidak berlumpur. Lokasi juga harus gampang di jangkau untuk memperlancar transportasi.
Lokasi pembenihan bisa saja agak jauh dari pantai, tetapi bisa menambah biaya produsi alasannya air harus pribadi diambil dari laut.
Kedua ialah sumber air. Sumber air yang dipakai harus memenuhi syarat standar pembenihan kerapu.
Selain sirkulasinya harus baik, kriteria lain menjadi syarat sumber air sebagai berikut.
- Air maritim harus bersih, tidak tercemar, salinitas 28-35 ppt, dan suhu 30-31 derajat c.
- Air maritim sanggup dipompa minimal 20 jam per hari.
- Tersedia sumber air tawar dengan salinitas maksimal 5 ppt.
- Air mempunyai ph 7,8-8,3 dan kandungan oksigen 5 ppm.
- Sumber air tidak terkotori materi kimia berbahaya. Kandungan nitrit 1 ppm, nitrit 150 ppm, dan amoniak 0,01 ppm.
Setelah itu, sebaiknya lokasi pembenihan kerapu harus bersahabat dengan lokasi untuk mendapatkan induknya.
Dengan demikian, kualitasnya akan lebih terjamin. Induk yang jauh lokasinya akan membutuhkan transportasi yang rumit dan biaya yang tidak sedikit.
Pembenihan Ikan Kerapu - FAKTOR NON TEKNIS
Faktor non teknis merupakan komponen yang juga harus di perhatikan. Jika tidak dipenuhi, faktor non teknis juga menjadi kendala.
Sarana transportasi Pembenihan
Sarana transportasi sangat menunjang dalam perjuangan pembenihan, terutama yang letaknya jauh dari pemungkiman.
Sarana transportasi sanggup di gunakan untuk mengangkut barang, benih, dan pakan.
Sumber listrik Pembenihan
Sumber listrik sangat di butuhkan untuk keperluan pembenihan. Beberapa diantaranya untuk memompa air, blower oksigen, penghangat air, dan penerangan.
Bahkan, kultur pakan alami juga membutuhkan lampu untuk mendukung kehidupannya.Sumber listrik di butuhkan selama 24 jam.
Keamanan Pembenihan
Faktor keamanan harus diperhatikan alasannya biasanya benih kerapu bisa saja di ambil orang atau binatang liar. Untuk itu, pastikan lokasi pembenihan kondusif dari keduanya.
Sesuai peruntukan
Usaha pembenihan harus mempunyai izin usaha, apalagi yang sudah di buat permanen.
Perizinan lokasi sesuai dengan rencana umum tata ruang daerah/wilayah.
Dengan demikian, tidak ada persoalan yang berafiliasi dengan perizinan dikemudian hari.
Pembenihan Ikan Kerapu - DESAIN DAN TATA LETAK
Desain dan tata letak untuk pembenihan harus dilakukan sebaik mungkin. Mula dari fungsi desain, tata letak, skala produksi, hingga sarana dan prasarana harus di persiapkan dengan baik.
1. fungsi desain dan tata letak
Desain dan tata letak unit pembenihan ialah penataa ruangan dan lay out. Dengan demikian, acara dalam proses produksi sanggup berjalan lancardan untuk mencegah adanya kontaminasi silang.
Efisiensi waktu dan tenaga kerja serta efektivitas penggunaan sarana dan prasarana pembenihan harus menjadi pertimbangan dalam membangun sebuah hatchery pembenihan.
2. Skala produksi
Pembenihan kerapu dibedakan menjadi dua bagian, yaitu pembenihan skala lengkap dan skala rumah tangga. Perbedaan keduanya terletak pada kelengkapan akomodasi yang dimiliki.
Pembenihan kerapu skala lengkap harus terdapat akomodasi pemeliharaan larva, pakan alami, pemeliharaan induk dan laboratorium.
Sementara itu, pembenihan kerapu skala rumah tangga di awali dari penetasan telur tanpa adanya pemijahan induk.
Selain itu, kegiatan kultur pakan alami dilakukan pada skala massal tanpa adanya kultur murni dalam laboratorium maupun intermediet menyerupai halnya pada pembenihan skala lengkap.
3. Sarana dan prasarana
Pembenihan kerapu tidak terlepas dari ketersediaan sarana dan prasarana.
Kemudahan transportasi serta ketersediaan materi dan peralatan untuk kegiatan pembenihan harus mudah, murah, dan cepat didapat.
a. Fasilitas utama
Fasilitas utama pada pembenihan kerapu terdiri atas aneka macam wadah dan peralatan antara lain sebagai berikut.
- WADAH PEMELIHARAAN LARVA
Digunakan untuk memelihara larva sesudah telur kerapu menetas. Bentuk kolam pemeliharaan larva bisa bulat, segi empat, dan semi oval dengan daya tampung sekitar 10 m3.
Dengan volume sebesar itu, administrasi perawatan, aerasi, pencahayaan, dan pengelolaan air harus dilakukan dengan baik.
Untuk kolam segi empat, disarankan untuk setiap sudutnya di buat melengkung supaya benih tidak terkumpul pada sudut tersebut dan sirkulasi air sanggup berjalan dengan baik.
Bak larva sebaiknya ditempatkan didalam ruangan untuk menghindari fluktuasi suhu dan air terjun.
Bak sanggup di tutup plastik untuk mempertahankan suhu supaya tetap ideal, terutama pada malam hari.
- WADAH KULTUR PAKAN ALAMI Ikan Kerapu
Merupakan tempat memperbanyak pakan alami. Pakan alami yang diharapkan antara lain rtifera, artemia, dan fitoplankton.
- KETERSEDIAAN AIR LAUT Ikan Kerapu
Harus dalam keadaan higienis sehingga mendukung pembenihan. Air maritim di pompa dengan menciptakan sumur pompa di dalam maritim atau dengan menanam pipa di dasar laut.
- AIR TAWAR
Digunakan untuk menjaga keseimbangan salinitas pada kolam dan kolam kultur pakan alami. Fluktuasi air maritim yang tidak niscaya menciptakan air tawar di butuhkan.
- SISTEM FITRASI DAN TANDON AIR
Diperlukan untuk menyaring air, terutama pada kolam tandon. Bak tandon akan diisi air yang berasal dari maritim sehingga perlu di filtrasi sebelum masuk ke dalam bak.
Dengan mempunyai kolam tandn, tenaga listrik bisa lebih hemat, terutama ketika mati listrik.
- SISTEM AERASI
Sebagai suplai oksigen untuk ikan. Salah satu sarana yang sering dipakai ialah blower. Benih atau larva kerapu membutuhkan kandungan oksigen yang baik.
Selain itu, dengan populasi yang banyak, tentu saja ikan membutuhkan oksigen yang juga lebih banyak.
- BAK PENAMPUNG TELUR
Letaknya bersebelahan dengan kolam induk, tepatnya pada kanal pembuangan air permukaan kolam induk. Bak penampungan telur akan mendapatkan limpasan air dari kolam induk.
Bila telur yang di buahi melayang, dengan adanya ajaran air terus menerus pada kolam induk, air limpasan yang membawa telur akan mengalir masuk ke kolam penampungan telur.
Fasilitas pendukung
Selain akomodasi utama, diharapkan akomodasi pendukung kerapu listrik, gudang, mess karyawan, dan rumah genset.
Fungsi akomodasi pendukung untuk memperlancar kegiatan pembenihan kerapu.
Pembenihan Ikan Kerapu - PENGELOLAAN INDUK
Induk kerapu harus di perlakukan dengan baik dan jangan hingga mengalami stres, contohnya alasannya terlalu padat atau gangguan dari luar induk yang stres akan kuat pada pemijahan dan hasilnya.
1. Sifat induk Ikan kerapu
Induk kerapu bersifat hermaprodit protogini, yaitu perpindahan dari jenis kelamin betina perlahan-lahan gonadnya menjelma jantan secara parsial.
Fekunditas kerapu macan sekitar 400.000 butir peer kg induk betina dengan laju penetasan atau HR 70%.
2. MEMBEDAKAN INDUK Ikan Kerapu
Untuk memilih jenis kelamin kerapu jantan dan betina menggunakan metode kanulasi yang bisa mengisap telur atau sperma atau dengan metode stripping.
Jadi, bila bab perut di urut, kerapu betina akan mengeluarkan telur, sedangkan jantan akan mengeluarkan sperma.
3. Asal induk Ikan Kerapu
Induk yang dipakai dalam pembenihan harus berkualitas, baik itu berasal dari tangkapan alam atau hasil budidaya. Induk yang berasal dari budidaya harus di buat induk pokok.
Induk ikan keturunan pertama dari induk dasar harus memenuhi standar mutu kelas induk pokok. Induk dasar merupakan induk keturunan pertama dari induk penjenis yang memenuhi standar mutu kelas induk dasar.
Induk penjenis ialah induk ikan yang dihasilkan di bawah pengawasan instalasi pemerintah.
4. Bak induk Ikan Kerapu
Bak induk kerapu biasanya mempunyai 2 fungsi, yaitu sebagai tempat pemeliharaan dan pemijahan.
Untuk kedua fungsi tersebut di gunakan dua sistem pembuangan air, yaitu pembuangan air melalui air permukaan biasanya di lakukan pada malam hari sekaligus kegiatan pengumpulan telur kerapu.
Hal itu alasannya pemijahan kerapu alami terjadi pada malam hari dan telurnya bersifat terapung pada permukaan air.
Sebelum digunakan, kolam induk harus disterilisasi dengan kaporit 100-150 ppm dan di biarkan selama 1-2 hari.
Bilas kolam tersebut dengan air tawar, kemudian dikeringkan. Selanjutnya, isi kolam dengan air maritim higienis pengisian air dilakukan sekitar setengah volume kolam induk.
5. Pakan Ikan Kerapu
Pakan untuk induk kerapu di berikan sekitar 3% dari berat tubuhnya sehari sekali, yaitu pada pagi hari sebelum pergantian air.
Pakan di berikan dalam bentuk segar berupa ikan rucah, menyerupai belanak, sardin, dan cumi-cumi.
Cumi-cumi di berikan dengan tujuan membantu proses pematangan gonad dan meningkatkan kualitas telur kerapu.
Vitamin perlu di berikan pada induk kerapu dengan tujuan menjaga kesehatan induk, mempercepat kematangan gonad, dan meningkatkan kualitas telur. Vitamin yang biasanya di berikan ialah vitamin B, C, E.
6. Pengaturan air Ikan Kerapu
Untuk menjaga kualitas air kolam pemeliharaan induk kerapu, dilakukan pergantian air hingga 200-300% perhari.
Pada pagi hari, air diturunkan dan dipertahankan ketinggiannya sekitar 50% dari volume kolam untuk tujuan manipulasi lingkungan.
Pada sore hari, air kembali di naikkan hingga penuh dan air permukaan disirkulasi sehingga mendukung proses pemijahan alami.
Pembenihan Ikan Kerapu - TEKNIK PEMIJAHAN Ikan Kerapu
Induk yang sudah matang gonad biasanya memperlihatkan ciri-ciri yang menonjol, baik dari fisik maupun tingkah lakunya.
Induk betina matang gonad perutnya lebih buncit dan pada awal pemijahan biasanya mengalami penurunan nafsu makan. Pemijahan kerapu sanggup berlangsung secara alami maupun buatan.
Pembenihan Ikan Kerapu - Pemijahan alami
Pemijahan alami terjadi bila induk betina mengeluarkan telur secara alami tanpa proteksi manusia. Pemijahan secara massal atau berkelompok lebih memperlihatkan hasil dari pada 1 jantan dengan 1 betina.
Untuk melaksanakan pemijahan dengan manipulasi lingkungan, air harus selalu di ganti sebanyak 100%.
Perbandingan jantan dan betina bisa 1:1 atau 1:2 dengan kepadatan induk tidak lebih 5 kg/m3.
Pada pemijahan alami, induk kerapu di masukkan ke dalam kolam induk kemudian, di dalam kolam di beri kejutan dengan teknik penjemuran dan mengalirkan air.
Metode penjemuran dilakukan dengan menurunkan permukaan air pada siang hingga sore hari hingga ketinggian air di kolam tersisa 40-50 cm.
Selanjutnya, air di alirkan sepanjang malam hingga memenuhi bak. Perlakuan menyerupai itu dilakukan setiap hari untuk memacu hormon pemijahan yang merangsang pematangan gonad.
Perubahan suhu 2-5 derajat c sangat kuat pada proses pemijahan.
Suhu yang di terima kulit ikan akan diteruskan ke otak, yaitu kelenjer hipotalamus dan condo spinalis yang akan menghasilkan hormon gnrh dan lhrh.
Selanjutnya, hormon tersebut akan merangsang kalenjer pituitarisebagai penghasil hormon hcg, kemudian hormon tersebut akan merangsang kelamin untuk berproduksi.
Pemijahan akan terjadi sesudah perubahan suhu dilakukan terus menerus. Waktu pemijahan biasanya terjadi antara pukul 20.00-05.00.
Setelah terjadi pemijahan, pemanenan telur dilakukan pada pagi hari dengan menggunakan egg cllector yang dipasang pada kanal pembuangan air permukaan kolam induk.
Pembenihan Ikan Kerapu - Pemijahan rangsangan hormon
Pemijahan juga bisa dilakukan melalui metode rangsangan hormon. Namun sesudah di beri hormon, induk dibiarkan memijah secara alami.
Perangsangan hormon memang di butuhkan keterampilan yang lebih alasannya harus dilakukan dengan benar.
Ikan kerapu yang di berikan rangsangan hormon sanggup memudahkan persiapan dan memilih acara pemijahan.
Pembenihan Ikan Kerapu - Pemijahan buatan
Pemijahan buatan terjadi alasannya pertemuan antara maritim dan sperma dilakukan dengan proteksi manusia.
Langkah awal telur pemijahan ini ialah dengan menyeleksi induk jantan dan betina.
Untuk mempermudah induk sanggup di bius terlebih dahulu. Seleksi pada induk betina sanggup dilakukan dengan proteksi selang kanulasi atau kateter berdiameter 1 mm di masukkan ke dalam lubang genital sedalam 5-10 cm, selanjutnya telur di hisap.
Kemudian, selang kanulasi di cabut secara perlahan. Selanjutnya, seleksi induk jantan sanggup dilakukan dengan cara mengurut bab perutnya ke arah kelamin.
Pembenihan Ikan Kerapu - SELEKSI TELUR
Telur yang telah di panen sanggup dipindahkan ke dalam kolam atau kolam fiber transparan yang telah diisi air maritim bersih.
Telur dipisahkan dari kotoran dengan menggunakan sering bermata jaring 1 mm sehingga kotoran akan tersaring pada saringan tersebut.
Di dalam media tersebut akan terdapat telur di permukaan, melayang, dan tenggelam.
Telur di permukaan ialah telur yang terbuahi sempurna, telur yang melayang ialah telur yang kurang tepat di buahi dan telur yang karam ialah telur yang tidak di buahi.
Sebaiknya, gunakan telur yang hanya ada di permukaan, yaitu yang terbuahi sempurna.
Telur yang melayang dan karam di buang. Selanjutnya, telur sanggup di hitung dengan metode volumetrik.
- telur yang dipanen dimasukkan ke dalam kolam liter
- ambil referensi sekitar 50-100 ml sebanyak 5 kali.
- hitung jumlah telur dari setiap pengambilan contoh
- jumlah kan telur dari semua referensi dan di bagi jumlah contoh.
- jumlah kepadatan rata-rata per ml diketahui.
- asumsi jumlah telur di hitung menurut kepadatan rata-rata dari contoh.
Sebelum dimasukkan ke dalam kolam pemeliharaan larva, telur sanggup di rendam dalam air maritim yang mengandung larutan iodin 20 ppm.
Larutan tersebut mempunyai kegunaan untuk membunuh bakteri. Selain itu, perendaman tersebut juga mempunyai kegunaan untuk seleksi telur alasannya sesudah di rendam telur yang lemah akan mati dan mengendap.
- gunakan tanki volume 20 liter, masukkan air maritim 10 liter berikut telur.
- siapkan larutan berupa adonan 10 liter air maritim dengan 60 ml larutan iodin.
- masukkan larutan ke dalam tanki dengan aerasi kuat.
- biarkan selama 15 menit dengan aerasi kuat.
- pindahkan telur ke dalam kolam inkubasi yang dilengkapi aerasi lemah dan air mengalir. Kepadatan telur dalam kolam inkubasi sebaiknya tidak lebih dari 10 butir/ml.
Pembenihan Ikan Kerapu - PEMELIHARAAN LARVA
Pemeliharaan larva kerapu dilakukan sesudah pemanenan telur. Pada tahap pemeliharaan larva inilah biasanya banyak terjadi kerawanan alasannya banyak terjadi kematian.
Sebelumnya, wadahnya harus dipersiapkan terlebih dahulu.
Persiapan bak
Berikut tahap-tahap persiapan kolam untuk larva.
- kolam yang di gunakan biasanya terbuat dari beton dengan sudut kolam tumpul atau bisa juga menggunakan kolam fiber. Ukuran kolam ideal minimal 10-12,5 m3. sebelum digunakan, kolam disterilkan dengan kaporit 100 ppm, kemudian di biarkan selama 2 hari.
Setelah itu, kolam di basuh dengan detergen dan dibilas air tawar hingga busuk kaporit benar-benar hilang.
- pemasangan kerikil aerasi dilakukan dengan mengatur jarak antar aerasi 0,5-1m, sedangkan dari dasar kolam sekitar 10 cm.
- air maritim yang di gunakan untuk pemeliharaan harus di filter menggunakan saringan mekanik yang terdiri atas ijuk, pasir kuarsa, kerikil karang, dan batok kelapa.
- pengisian air ke kolam sebaiknya melalui tandon terlebih dahulu, kemudian di-treatment dengan desinfektan dan dinetralkan, kemudian didistribusikan ke setiap kolam pembenihan.
Pada masing-masing kolam pemasukan air maritim harus dipasang filter bag untuk menjaga supaya air maritim untuk pembenihan tetap jernih dan steril.
Pembenihan Ikan Kerapu - Penebaran telur
Telur yang sudah terseleksi di tebar dengan kepadatan 10-15 butir/liter. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, sebagai berikut.
- besarnya gelembung aerasi di atur dalam kondisi sedang.
- pada ketika telur ditebar terhitung DO.
- sesudah di tebar, kolam di tutup plastik untuk mempertahankan suhu air sekitar 32 derajat c.
- pengaturan cahay di ruang pembenihan sanggup di atasi dengan atap fiber yang di kombinasi dengan asbes.
Jadi, pada animo hujan area pembenihan tetap terasa hangat. Ketika animo kemarau, atapnya sanggup di pasang paranet/orchid net supaya cahay yang masuk tidak terlalu terik.
Penetasan telur Ikan kerapu
Keeskan harinya atau pada D1, larva akan menetas dan terlihat meyebar di bak. Pada ketika itu, dilakukan sampling perhitungan persentase besarnya telur yang menetas. Caranya sebagai berikut.
Sampling dengan pipa pvc diameter 1,5-2 inci panjang 1-1,5 m di masukkan ke dalam media.
Bagian atasnya di tutup plastik, kemudian air didalam pipa pvc di tampung menggunakan gelas ukur untuk mengetahui volume sampel. Selanjutnya, jumlah larva yang menetas di hitung.
Cara tersebut dilakukan pada lima tempat berbeda dan akhirnya di rata-rata.
Pembenihan Ikan Kerapu - KULTUR PAKAN ALAMI
Budi daya pakan alami pada pembenihan kerap terdiri atas kultur massal fitoplankton dan kultur rotifer.
1. Kultur pakan kerapu secara massal
Kultur massal fitoplankton dilakukan ditempat terbuka supaya terkena sinar matahari untuk proses fotosintesis.
Kultur dilakukan pada kolam beton dengan volume 4-30 ton. Bak di basuh dahulu dengan kaporit 100 ppm dan deterjen, kemudian di bilas air tawar.
Bak yang telah di basuh dikeringkan minimal 1 hari,lalu di isi air maritim menggunakan filter bag.
Sterlisasi maritim menggunakan kaporit 10 ppm, kemudian di aerasi kuat selama 24 jam, kemudian di netralkan dengan tiosulfat 5 ppm.
Bibit awal diberikan 20-30% dari volume total. Salinitas sekitar 30-33 ppt, suhu air 28-30% derajat c, ph 7-8, dan cahay 10.000 lux.
Pupuk yang di gunakan ialah urea 50-60 ppm, za 30-40 ppm, tsp/sp-36 20-25 ppm,fecl3 1-5 ppm, dan EDITA 1-5 ppm.
Hasil kultur nannochloropsis sp. Langsung di panen bersamaan media kulturnya alasannya ukurannya mikroskopis sehingga akan menyulitkan bila di saring.
Fitoplankton dipanen berumur 6-7 hari dan ketika di panen sisa pupuk yang ada di media kultur harus hilang alasannya sanggup membahayakan larva.
Panen dilakukan dengan pompa celup dan didistribusikan ke kolam pembenihan dan kolam rotifer.
Untuk pengangkutan jarak jauh, biasanya nannochloropsis sp. Di endapkan dahulu. Kultur nannochlopsis siap panen sebanyak 1 ton di beri naoh teknis sebanyak 75-100 ppm dan di aerasi kuat selama 2 jam.
Setelah itu, aerasi di matikan dan di tunggu 10-15 jam. Endapan di tandai dengan adanya larutan hijau alga di dasar wadah dan larutan bening di atasnya.
Larutan bening di buang dan akan didapatkan endapan nannochlopsis sekitar 25-30 liter.
Kultur massal rotifer sebagai Pakan Alami
Kultur massal rotifer dilakukan pada kolam volume 4-10 m3. kultur dilakukan di ruang terbuka yang cukup cahaya matahari.
Secara umum, dikenal dua metode kultur rotifer, yaitu metode panen harian dan metode transfer.
Metode panen harian lebih simpel dan mudah, sedangkan metode transfer memerlukan banyak kolam kultur. Namun, rotifer yang di hasilkan dari metode transfer lebih bersih.
A. Metode panen harian
Metode ini di awali dengan menumbuhkan fitoplankton pada kolam kultur brachionus hingga kepadatan 3-4 juta sel/ml.
Setelah fitoplankton siap, bibit rotifer ditebar dengan kepadatan 40-50 individu/ml yang diperleh dari kultur semi massal.
Pemanenan brachionus skala massal sanggup dilakukan sesudah kepadatannya 150-200 individu/ml atau di tandai dengan media kultur yang bening alasannya fitoplankton telah habis dimakan brachionus.
Saat panen, rotifer dalam kolam kultur tidak di habiskan, tetapi disisakan minimal 50% dari total volume sebagai bibit selanjutnya, sesudah panen, kolam kultur diisi kembali dengan fitoplankton hingga volume semula.
Pemanenan rotifer dilakukan dengan mengalirkan air pemeliharaan dengan proteksi selang spiral 1 inci dan ujung spiral diikatkan plankton net 200-400 pm.
Aliran air di tampung pada bejana yang telah di di lubangi dindingnya. Panen rtifer sanggup dilakukan setiap hari pada kolam kultur yang sama.
Pada umumnya, metode panen harian sanggup berlangsung hingga 3-4 minggu.
Hasil panen sanggup pribadi dimasukkan ke kolam pemeliharaan larva atau di perkaya terlebih dahulu untuk meningkatkan nilai nutrisinya.
B. Metode transfer
Kultur brachionus dengan metode transfer umumnya dilakukan dengan kolam berukuran maksimal 10 m3, tergantung kebutuhan harian larva. Persiapan kultur sama menyerupai metode panen harian.
Panen dilakukan sesudah brachionus mencapai kepadatan 150-200 individu/ml.
Agar panen sanggup dilakukan kontinu setiap hari, harus tersedia beberapa kolam kultur.
2. Artemia salina
Artemia merupakan pakan alami yang berada dalam bentuk kista sehingga perlu dilakukan penetasan dahulu sebelum digunakan.
Kista artemia menetas dalam waktu 24-36 jam dan menjadi naupli dalam salinitas 30-35 ppt.
Inkubasi artemia dalam air maritim sangat sederhana, tetapi saling memperhatikan beberapa faktor untuk sanggup menghasilkan efesiensi penetasan maksimal.
Suhu efektif untuk penetasan artemia antara 25-30% derajat c. bila di bawah 25 derajat c, kista akan lambat menetas, sedangkan bila suhunya di atas 33 derajat c, metabolisme kista bisa terhenti.
Lengkap sudah beberapa teknik pembenihan ikan kerapu secara rinci dan lengkap dari awal pemijahan hingga pemanenan larva. Semoga bermanfaat.
Post a Comment for "Cara Pembenihan Ikan Kerapu Macan Yang Berhasil"