Begini Cara Budidaya Ikan Patin Secara Intensif Di Bak Beton, Bak Terpal, Dan Bak Tanah
Budidaya Ikan Patin budidaya ikan patin di kolam terpal?
Baik di kolam beton maupun kolam terpal, bahwasanya cara ternak ikan patin tak jauh beda dari keduanya.
Asalkan cara merawat ikan patin sesuai dengan kebiasaannya di alam, dipastikan akan terjaga kesehatannya.
Yang terpenting yakni selalu menjaga kualitas air serta menyediakan pakan yang bergizi lengkap.
Sudah banyak yang menulis akan cara budidaya ikan patin ini, teman tinggal mempraktekannya sendiri di sekitar rumah.
Media yang paling baik dan banyak dipakai yakni kolam tanah, selain terciptanya pakan alami, juga lebih di analisa modal dari awal.
Pembesaran Ikan Patin Skala Besar
Teknik Pembenihan Ikan Patin
Hama dan Penyakit Ikan Patin serta Cara mengobatinya
1. Keringkan kolam yang di gunakan untuk pembesaran ikan patin selama 3 - 5 hari hingga tanah dasar kolam menjadi retak - retak.
Tujuan pengeringan yakni untuk membunuh bibit - bibit penyakit, memudahkan pemupukan, dan memperbaiki kolam
2. Ratakan potongan dasar kolam, kemudian perbaiki pematangan kolam yang bocor untuk menghindari lolosnya ikan patin yang dipelihara.
3. Perbaiki jalan masuk tengah dari jalan masuk pemasukan hingga ke pengeluaran, kemudian jaga jangan hingga kolam mengalami pendangkalan, pasalnya, pendangkalan kolam akan mengakibatkan panen sulit dilakukan.
4. Pasang saringan di potongan pintu pemasukan dan pengeluaran air. Fungsinya untuk mencegah masuknya ikan-ikan liar dan keluarnya ikan patin yang di pelihara.
5. Tebarkan pupuk kandangdidalam kolam. Fungsinya untuk menumbuhkan makanan alami berupa plankton yang di butuhkan ikan patin.
Jenis pupuk sangkar serta takaran yang di gunakan untuk kolam pembesaran patin sama dengan yang dipakai dikolam pendederan.
6. Isi air pada kolam secara bertahap. Pada hari pertama ketinggian air 20 cm, kemudian di tambah hingga mencapai ketinggian minimum 100 cm.
Hal tersebut di maksudkan untuk memberi kesempatan biar pupuk sanggup bereaksi dengan sempurna, sehingga plankton sanggup tumbuh sesuai dengan yang di harapkan.
Penebaran benih gres sanggup dilakukan sehabis persiapan kolam selesai dan plankton dipastikan telah tumbuh.
Agar benih yang di tebarkan tidak mengalami stres, penebaran benih dilakukan pada pagi atau sore hari ketika suhu masih rendah.
Penebaran benih dilakukan secara hati-hati dengan cara aklimatisasi suhu.
Jumlah benih yang di tebarkan sebanyak 5 ekor/m2 dengan ukuran 2 inci per ekor.
Makanan Ikan Patin - Cara Membuat Pakan Pelet Sendiri
Sebenarnya, pakan untuk ikan patin sanggup di buat sendiri dengan komposisi tepung ikan sebanyak 30%, tepung kedelai 25%, bungkil kelapa 25%, dan dedak halus 20%.
Komposisi tersebut diperkirakan mempunyai kandungan protein sekitar 20%.
Jumlah pakan yang diberikan berkisar 3 – 4% dari bobot total ikan patin yang dipelihara. Pemberiannya dilakukan secara bertahap, yakni pada pagi, siang, sore, dan malam hari.
Kegiatan lain yang dilakukan selama pemeliharaan yakni pengontrolan terhadap ikan yang dipelihara dari serangan penyakit, jalan masuk masuk dan keluar air, serta kebocoran-kebocoran dipematang kolam.
Pemanenan biasanya dilakukan sehabis pemeliharaan berlangsung selama lima bulan atau tergantung pada ajakan pasar.
Umumnya, mortalitas berkisar 15-20% dari total ikan patin yang dipelihara.
1. Tutup jalan masuk pemasukan air, kemudian buka jalan masuk pembuangan yang terletak didasar kolam.
Selanjutnya, pasang saringan di jalan masuk pembuangan tersebut. Lambat laun, air yang tersisa hanya ada di kamalir dan ikan patin akan berkumpul didalam jalan masuk tersebut.
2. Giring ikan yang sudah terkumpul dikamalir tersebut menuju kobakan yang terletak di pintu pembuangan, kemudian tangkap secara hati-hati memakai serok atau scopnet.
3. Tampung ikan patin ditempat khusus yang airnya mengalir atau eksklusif dijual ke pasar.
Pembesaran ikan patin dijaring apung bisa dipelihara bersamaan dengan ikan nila. Ikan nila yang dipakai bisa ikan nila biasa, nila merah, atau nila gift.
Namun, pemeliharaan patin dengan nila di jaring apung bukan dalam konteks polikultur, melainkan dalam dua wadah jaring yang di susun bertingkat.
Bagian atas merupakan wadah jaring apung untuk pemeliharaan ikan patin, sedangakan jaring bawahnya untuk pemeliharaan ikan nila.
Jaring apung yang dipakai untuk pembesaran patin merupakan jaring apung dengan konstuksi biasa. Sementara itu, jaring apung untuk pemeliharaan nila merupakan jaring apung jenis jaring kolor.
Untuk pembesaran patin dengan nila, satu unit jaring apung terdiri atas empat petak jaring apung, satu buah jaring kolor untuk nila, dan satu buah rumah jaga.
Pastikan jaring yang dipakai tidak ada yang sobek atau rusak. Selanjutnya, jaring bisa dipasang di rakit yang telah di siapkan.
Berikan pemberat berupa watu disetiap sudut potongan bawah jaring biar bentuk jaring menjadi sempurna.
1. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari ketika suhu rendah.
2. Sebelum ditebar, benih ikan patin yang berada didalam kantong plastik dibiarkan mengapung diatas air selama 5-10 menit.
3. Buka kantong plastik, kemudian tambahkan bertahap air dari jaring ke dalam kantong hingga kondisi suhu air di dalam kantong sama dengan kondisi air didalam jaring.
4. Biarkan ikan patin didalam kantong plastik keluar dengan sendirinya ke dalam jaring apung.
Untuk mempercepat pertumbuhan, selama pemeliharaan, setiap hari patin diberi makanan suplemen berupa pelet sebanyak 3 – 5% dari bobot total tubuhnya.
Pemberian pakan dilakukan sebanyak empat kali, yaitu pada pagi, siang, sore, dan ,malam hari.
Lakukan juga sampling setiap sepuluh hari dengan cara mengambil sampel beberapa ekor ikan.
Tujuannya untuk mengetahui bobot rata - rata ikan sehingga sanggup di ketahui bobot ikan total yang dipelihara. Dngan cara tersebut, sanggup diketahui jumlah pakan yang diberikan.
Kegiatan lain yang perlu dilakukan selama pemeliharaan yakni pengontrolan jaring, kualitas air, kesehatan ikan, dan keamanan lingkungan.
Jika ada potongan yang rusak atau putus, segera perbaiki. Jika tidak dilakukan, ikan yang dipelihara akan lolos dari jaring atau hanya pemangsa akan masuk kedalam jaring.
Pemanenan bisa dilakukan secara total dan selektif. Pemanenan selektif hanya memanen ikan patin yang berukuran besar.
Hal ini dilakukan lantaran pertumbuhan ikan tidak seragam. Sementara itu, pemanenan total mencakup seluruh ikan yang ada di dalam jaring.
Pemanenan dilakukan dengan mempersempit ruang gerak ikan patin, yaitu dengan mengangkat atau menggulung beberapa sudut jaring sehingga ikan patin akan terkumpul di salah satu sudut yang lain.
Ikan patin yang sudah terkumpul ditangkap memakai serok atau alat tangkap lainnya. Selanjutnya, ikan di tampung ditempat lain atau eksklusif dibawa ke pasar.
Saat panen, ikan patin jangan hingga ada yang terluka lantaran sanggup menurunkan mutu ikan yang pada balasannya sanggup menurunkan harga jual ikan tersebut.
Ada tiga jenis karamba yang bisa dipakai untuk pembesaran ikan patin, yakni karamba dasar yang dipasang didasar perairan, karamba di bawah permukaan air, dan karamba dipermukaan air.
Pertimbangannya tergantung pada bentuk dan kedalaman perairan.
1. Karamba dasar perairan umumnya dipakai diperairan yang sempit dan tidak terlalu dalam, ibarat sungai - sungai kecil atau jalan masuk yang lebarnya tidak lebih dari 2 meter dengan dasar perairan yang agak keras.
Dasar perairan agak keras ini sekaligus juga bisa dipakai sebagai alas, sehingga tidak perlu lagi dibentuk dasar karamba.
2. Karamba di bawah permukaan air pada umumnya dipakai diperairan yang agak dalam, ibarat situ atau waduk kecil.
Karamba jenis ini diletakkan 20 cm dibawah permukaan air. Untuk itu, dibutuhkan pemberat dan jangkar untuk mempertahankan posisinya.
3. Karamba dipermukaan air dipakai didanau atau waduk yang berukuran besar dan dalam.
Pada prinsipnya, karamba ini sepertiga potongan atasnya berada di atas permukaan air dan dua pertiga potongan lainnya terendam didalam air.
Untuk mempertahankan posisi pada kondisi yang paling aman, karamba ini juga memerlukan pemberat dan jangkar, sehingga potongan yang muncul ke permukaan tetap dipertahankan sekitar sepertiga potongan saja.
Perhatikan kondisi karamba sebagai wadah pemeliharaan ikan. Pastikan konstruksinya cukup kuat dan bisa menahan beban arus dan tekanan air.
Periksa setiap sisi karamba dari kemungkinan bolong untuk mencegahikan meloloskan diri. Jika karamba tersebut dari materi kayu atau lebih bilah bambu, pastikan tidak ada paku yang terlepas.
Benih patin yang akan ditebar didalam karamba yakni benih berukuran minimal 50 gram/ekor.
Padat tebar benih sebaiknya jangan terlalu tinggi. Pasalnya, ikan ini termasuk mempunyai pertumbuhan yang cepat.
Padat tebar yang terlalu tinggi sanggup menimbulkan kanibalisme terhadap ikan – ikan yang lebih lemah dan rentan terhadap serangan penyakit akhir luka yang disebabkan senggolan antar ikan atau dinding karamba.
Padat tebar benih di karamba cukup 5 kg/m2. benih sebanyak itu akan menghasilkan ikan patin siap panen dengan bobot 30 – 40 kg/m2.
Namun, ada juga yang menyebutkan bahwa di dalam karamba berukuran 2 x 1 x 1 m sanggup ditebarkan ikan patin sebanyak 25 ekor berukuran 160 g/ekor.
Secara alami, patin dalam karamba akan mendapat pakan dari fatwa sungai atau danau daerah karamba di pasang.
Namun, makanan tersebut belum mencukupi, sehingga pakan suplemen sangat di perlukan dalam pemeliharaan patin secara intensif.
Pakan suplemen yang di gunakan berupa pelet dengan kadar protein 25-35% yang bisa di dapatkan di pasaran dengan mudah.
Dosis pertolongan pasar berkisar antara 2-3% dari bobot total ikan per hari.
Untuk memilih takaran yang tepat, setiap dua ahad atau paling usang satu bulan sekali dilakukan sampling bobot ikan.
Dengan demikian, pakan yang di berikan tidak akan sia-sia dan sesuai dengan kebutuhan ikan.
Pemberian pakan dilakukan dengan membuka tutup karamba khusus untuk penebaran pakan, kemudian makanan berupa pelet tersebut diloloskan ke dalam karamba bertahap biar tidak banyak yang hanyut terbawa air.
Pemberian pakan dilakukan 3-5 kali sehari. Karena patin termasuk ikan yang lebih aktif pada malam hari, maka takaran pakan yang di berikan pada malam hari lebih banyak dari pada yang di berikan pada siang hari.
Pada umumnya pemanenan dilakukan dalam rentang waktu 6-12 bulan. Cara pemanenan untuk setiap jenis karamba berbeda – beda.
Berikut cara pemanenan ikan patin yang bisa di lakukan.
1. Pada karamba yang dipasang di dasar perairan, pemanenan sanggup eksklusif dilakukan ditempat pemeliharaan.
Artinya, karamba tersebut tidak di utak - atik lantaran tertanam didasar perairan. Pemanenan dilakukan dengan menangkap ikan patin memakai serok yang dimasukkan melalui pintu potongan atas karamba.
Selanjutnya, ikan yang tertangkap diangkat dan disimpan di wadah penampungan.
2. Pada karamba di bawah permukaan dan di permukaan air, pemanenan dilakukan menarik karamba kepinggir danau atau waduk.
Setelah itu, buka pintu karamba dan ambil ikan memakai serok dan masukkan ke wadah penampungan. Selanjutnya, ikan-ikan ini bisa didistribusikan kepada konsumen.
Pengangkutan ikan merupakan salah satu acara pascapanen yang sangat besar pengaruhnya terhadap harga ikan yang sekaligus besar lengan berkuasa pula terhadap pendapatan.
Kondisi ikan yang kurang baik, ibarat luka – luka atau busuk, sanggup mengakibatkan harga jual ikan menjadi murah. Untuk itu, perlakuan terhadap pengangkutan perlu di perhatikan.
Cara yang paling tepat untuk mempertahankan kesejukan ikan patin, khususnya sebelum dikonsumsi, yakni dengan membekukannya.
Jumlah es yang dibutuhkan sangat tergantung pada suhu udara luar, jumlah ikan yang akan di angkut, lamanya pengangkutan, dan jenis wadah yang digunakan.
Semakin tinggi suhu udara luar, semakin banyak ikan yang di angkut, dan semakin jauh jarak yang ditempuh, jumlah es yang di butuhkan pun semakin banyak.
Begitu juga sebaliknya. Pelaksanaan penggunaan es di bagi menjadi dua tahap, yaitu es untuk menurunkan suhu ikan mendekati 0 derajat c dan es untuk mempertahankan suhu ikan sesuai dengan suhu yang dikehendaki selama pengangkutan.
Nah, itulah beberapa cara budidaya ikan patin di kolam terpal dengan pakan organik alami cepat besar dengan analisa modal yang ekonomis cepat panen. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.
Baik di kolam beton maupun kolam terpal, bahwasanya cara ternak ikan patin tak jauh beda dari keduanya.
Asalkan cara merawat ikan patin sesuai dengan kebiasaannya di alam, dipastikan akan terjaga kesehatannya.
Yang terpenting yakni selalu menjaga kualitas air serta menyediakan pakan yang bergizi lengkap.
Sudah banyak yang menulis akan cara budidaya ikan patin ini, teman tinggal mempraktekannya sendiri di sekitar rumah.
Media yang paling baik dan banyak dipakai yakni kolam tanah, selain terciptanya pakan alami, juga lebih di analisa modal dari awal.
Budidaya Ikan Patin di Kolam
Persiapan cara menciptakan kolam Patin
Baca juga:Pembesaran Ikan Patin Skala Besar
Teknik Pembenihan Ikan Patin
Hama dan Penyakit Ikan Patin serta Cara mengobatinya
1. Keringkan kolam yang di gunakan untuk pembesaran ikan patin selama 3 - 5 hari hingga tanah dasar kolam menjadi retak - retak.
Tujuan pengeringan yakni untuk membunuh bibit - bibit penyakit, memudahkan pemupukan, dan memperbaiki kolam
2. Ratakan potongan dasar kolam, kemudian perbaiki pematangan kolam yang bocor untuk menghindari lolosnya ikan patin yang dipelihara.
3. Perbaiki jalan masuk tengah dari jalan masuk pemasukan hingga ke pengeluaran, kemudian jaga jangan hingga kolam mengalami pendangkalan, pasalnya, pendangkalan kolam akan mengakibatkan panen sulit dilakukan.
4. Pasang saringan di potongan pintu pemasukan dan pengeluaran air. Fungsinya untuk mencegah masuknya ikan-ikan liar dan keluarnya ikan patin yang di pelihara.
5. Tebarkan pupuk kandangdidalam kolam. Fungsinya untuk menumbuhkan makanan alami berupa plankton yang di butuhkan ikan patin.
Jenis pupuk sangkar serta takaran yang di gunakan untuk kolam pembesaran patin sama dengan yang dipakai dikolam pendederan.
6. Isi air pada kolam secara bertahap. Pada hari pertama ketinggian air 20 cm, kemudian di tambah hingga mencapai ketinggian minimum 100 cm.
Hal tersebut di maksudkan untuk memberi kesempatan biar pupuk sanggup bereaksi dengan sempurna, sehingga plankton sanggup tumbuh sesuai dengan yang di harapkan.
Budidaya Ikan Patin – Penebaran benih
Penebaran benih gres sanggup dilakukan sehabis persiapan kolam selesai dan plankton dipastikan telah tumbuh.
Agar benih yang di tebarkan tidak mengalami stres, penebaran benih dilakukan pada pagi atau sore hari ketika suhu masih rendah.
Penebaran benih dilakukan secara hati-hati dengan cara aklimatisasi suhu.
Jumlah benih yang di tebarkan sebanyak 5 ekor/m2 dengan ukuran 2 inci per ekor.
Budidaya Ikan Patin – Pemeliharaan
Sebenarnya, pakan untuk ikan patin sanggup di buat sendiri dengan komposisi tepung ikan sebanyak 30%, tepung kedelai 25%, bungkil kelapa 25%, dan dedak halus 20%.
Komposisi tersebut diperkirakan mempunyai kandungan protein sekitar 20%.
Jumlah pakan yang diberikan berkisar 3 – 4% dari bobot total ikan patin yang dipelihara. Pemberiannya dilakukan secara bertahap, yakni pada pagi, siang, sore, dan malam hari.
Kegiatan lain yang dilakukan selama pemeliharaan yakni pengontrolan terhadap ikan yang dipelihara dari serangan penyakit, jalan masuk masuk dan keluar air, serta kebocoran-kebocoran dipematang kolam.
Budidaya Ikan Patin – Cara Panen Ikan Patin
Pemanenan biasanya dilakukan sehabis pemeliharaan berlangsung selama lima bulan atau tergantung pada ajakan pasar.
Umumnya, mortalitas berkisar 15-20% dari total ikan patin yang dipelihara.
1. Tutup jalan masuk pemasukan air, kemudian buka jalan masuk pembuangan yang terletak didasar kolam.
Selanjutnya, pasang saringan di jalan masuk pembuangan tersebut. Lambat laun, air yang tersisa hanya ada di kamalir dan ikan patin akan berkumpul didalam jalan masuk tersebut.
2. Giring ikan yang sudah terkumpul dikamalir tersebut menuju kobakan yang terletak di pintu pembuangan, kemudian tangkap secara hati-hati memakai serok atau scopnet.
3. Tampung ikan patin ditempat khusus yang airnya mengalir atau eksklusif dijual ke pasar.
Budidaya Ikan Patin – Pembesaran di jaring apung
Pembesaran ikan patin dijaring apung bisa dipelihara bersamaan dengan ikan nila. Ikan nila yang dipakai bisa ikan nila biasa, nila merah, atau nila gift.
Namun, pemeliharaan patin dengan nila di jaring apung bukan dalam konteks polikultur, melainkan dalam dua wadah jaring yang di susun bertingkat.
Bagian atas merupakan wadah jaring apung untuk pemeliharaan ikan patin, sedangakan jaring bawahnya untuk pemeliharaan ikan nila.
Jaring apung yang dipakai untuk pembesaran patin merupakan jaring apung dengan konstuksi biasa. Sementara itu, jaring apung untuk pemeliharaan nila merupakan jaring apung jenis jaring kolor.
Untuk pembesaran patin dengan nila, satu unit jaring apung terdiri atas empat petak jaring apung, satu buah jaring kolor untuk nila, dan satu buah rumah jaga.
Budidaya Ikan Patin – Persiapan jaring
Pastikan jaring yang dipakai tidak ada yang sobek atau rusak. Selanjutnya, jaring bisa dipasang di rakit yang telah di siapkan.
Berikan pemberat berupa watu disetiap sudut potongan bawah jaring biar bentuk jaring menjadi sempurna.
Budidaya Ikan Patin - Cara Penebaran benih ikan di jaring apung
1. Penebaran benih sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari ketika suhu rendah.
2. Sebelum ditebar, benih ikan patin yang berada didalam kantong plastik dibiarkan mengapung diatas air selama 5-10 menit.
3. Buka kantong plastik, kemudian tambahkan bertahap air dari jaring ke dalam kantong hingga kondisi suhu air di dalam kantong sama dengan kondisi air didalam jaring.
4. Biarkan ikan patin didalam kantong plastik keluar dengan sendirinya ke dalam jaring apung.
Budidaya Ikan Patin – Pemeliharaan
Untuk mempercepat pertumbuhan, selama pemeliharaan, setiap hari patin diberi makanan suplemen berupa pelet sebanyak 3 – 5% dari bobot total tubuhnya.
Pemberian pakan dilakukan sebanyak empat kali, yaitu pada pagi, siang, sore, dan ,malam hari.
Lakukan juga sampling setiap sepuluh hari dengan cara mengambil sampel beberapa ekor ikan.
Tujuannya untuk mengetahui bobot rata - rata ikan sehingga sanggup di ketahui bobot ikan total yang dipelihara. Dngan cara tersebut, sanggup diketahui jumlah pakan yang diberikan.
Kegiatan lain yang perlu dilakukan selama pemeliharaan yakni pengontrolan jaring, kualitas air, kesehatan ikan, dan keamanan lingkungan.
Jika ada potongan yang rusak atau putus, segera perbaiki. Jika tidak dilakukan, ikan yang dipelihara akan lolos dari jaring atau hanya pemangsa akan masuk kedalam jaring.
Budidaya Ikan Patin – Pemanenan Ikan Patin
Pemanenan bisa dilakukan secara total dan selektif. Pemanenan selektif hanya memanen ikan patin yang berukuran besar.
Hal ini dilakukan lantaran pertumbuhan ikan tidak seragam. Sementara itu, pemanenan total mencakup seluruh ikan yang ada di dalam jaring.
Pemanenan dilakukan dengan mempersempit ruang gerak ikan patin, yaitu dengan mengangkat atau menggulung beberapa sudut jaring sehingga ikan patin akan terkumpul di salah satu sudut yang lain.
Ikan patin yang sudah terkumpul ditangkap memakai serok atau alat tangkap lainnya. Selanjutnya, ikan di tampung ditempat lain atau eksklusif dibawa ke pasar.
Saat panen, ikan patin jangan hingga ada yang terluka lantaran sanggup menurunkan mutu ikan yang pada balasannya sanggup menurunkan harga jual ikan tersebut.
Budidaya Ikan Patin - PEMBESARAN Ikan Patin di KARAMBA
Ada tiga jenis karamba yang bisa dipakai untuk pembesaran ikan patin, yakni karamba dasar yang dipasang didasar perairan, karamba di bawah permukaan air, dan karamba dipermukaan air.
Pertimbangannya tergantung pada bentuk dan kedalaman perairan.
1. Karamba dasar perairan umumnya dipakai diperairan yang sempit dan tidak terlalu dalam, ibarat sungai - sungai kecil atau jalan masuk yang lebarnya tidak lebih dari 2 meter dengan dasar perairan yang agak keras.
Dasar perairan agak keras ini sekaligus juga bisa dipakai sebagai alas, sehingga tidak perlu lagi dibentuk dasar karamba.
2. Karamba di bawah permukaan air pada umumnya dipakai diperairan yang agak dalam, ibarat situ atau waduk kecil.
Karamba jenis ini diletakkan 20 cm dibawah permukaan air. Untuk itu, dibutuhkan pemberat dan jangkar untuk mempertahankan posisinya.
3. Karamba dipermukaan air dipakai didanau atau waduk yang berukuran besar dan dalam.
Pada prinsipnya, karamba ini sepertiga potongan atasnya berada di atas permukaan air dan dua pertiga potongan lainnya terendam didalam air.
Untuk mempertahankan posisi pada kondisi yang paling aman, karamba ini juga memerlukan pemberat dan jangkar, sehingga potongan yang muncul ke permukaan tetap dipertahankan sekitar sepertiga potongan saja.
Budidaya Ikan Patin – Persiapan karamba
Perhatikan kondisi karamba sebagai wadah pemeliharaan ikan. Pastikan konstruksinya cukup kuat dan bisa menahan beban arus dan tekanan air.
Periksa setiap sisi karamba dari kemungkinan bolong untuk mencegahikan meloloskan diri. Jika karamba tersebut dari materi kayu atau lebih bilah bambu, pastikan tidak ada paku yang terlepas.
Budidaya Ikan Patin – Penebaran benih
Benih patin yang akan ditebar didalam karamba yakni benih berukuran minimal 50 gram/ekor.
Padat tebar benih sebaiknya jangan terlalu tinggi. Pasalnya, ikan ini termasuk mempunyai pertumbuhan yang cepat.
Padat tebar yang terlalu tinggi sanggup menimbulkan kanibalisme terhadap ikan – ikan yang lebih lemah dan rentan terhadap serangan penyakit akhir luka yang disebabkan senggolan antar ikan atau dinding karamba.
Padat tebar benih di karamba cukup 5 kg/m2. benih sebanyak itu akan menghasilkan ikan patin siap panen dengan bobot 30 – 40 kg/m2.
Namun, ada juga yang menyebutkan bahwa di dalam karamba berukuran 2 x 1 x 1 m sanggup ditebarkan ikan patin sebanyak 25 ekor berukuran 160 g/ekor.
Budidaya Ikan Patin – Pemeliharaan
Secara alami, patin dalam karamba akan mendapat pakan dari fatwa sungai atau danau daerah karamba di pasang.
Namun, makanan tersebut belum mencukupi, sehingga pakan suplemen sangat di perlukan dalam pemeliharaan patin secara intensif.
Budidaya Ikan Patin – Makanan Ikan Patin Cepat Besar
Pakan suplemen yang di gunakan berupa pelet dengan kadar protein 25-35% yang bisa di dapatkan di pasaran dengan mudah.
Dosis pertolongan pasar berkisar antara 2-3% dari bobot total ikan per hari.
Untuk memilih takaran yang tepat, setiap dua ahad atau paling usang satu bulan sekali dilakukan sampling bobot ikan.
Dengan demikian, pakan yang di berikan tidak akan sia-sia dan sesuai dengan kebutuhan ikan.
Pemberian pakan dilakukan dengan membuka tutup karamba khusus untuk penebaran pakan, kemudian makanan berupa pelet tersebut diloloskan ke dalam karamba bertahap biar tidak banyak yang hanyut terbawa air.
Pemberian pakan dilakukan 3-5 kali sehari. Karena patin termasuk ikan yang lebih aktif pada malam hari, maka takaran pakan yang di berikan pada malam hari lebih banyak dari pada yang di berikan pada siang hari.
Budidaya Ikan Patin – Pemanena hasil
Pada umumnya pemanenan dilakukan dalam rentang waktu 6-12 bulan. Cara pemanenan untuk setiap jenis karamba berbeda – beda.
Berikut cara pemanenan ikan patin yang bisa di lakukan.
1. Pada karamba yang dipasang di dasar perairan, pemanenan sanggup eksklusif dilakukan ditempat pemeliharaan.
Artinya, karamba tersebut tidak di utak - atik lantaran tertanam didasar perairan. Pemanenan dilakukan dengan menangkap ikan patin memakai serok yang dimasukkan melalui pintu potongan atas karamba.
Selanjutnya, ikan yang tertangkap diangkat dan disimpan di wadah penampungan.
2. Pada karamba di bawah permukaan dan di permukaan air, pemanenan dilakukan menarik karamba kepinggir danau atau waduk.
Setelah itu, buka pintu karamba dan ambil ikan memakai serok dan masukkan ke wadah penampungan. Selanjutnya, ikan-ikan ini bisa didistribusikan kepada konsumen.
Budidaya Ikan Patin – Pengangkutan
Pengangkutan ikan merupakan salah satu acara pascapanen yang sangat besar pengaruhnya terhadap harga ikan yang sekaligus besar lengan berkuasa pula terhadap pendapatan.
Kondisi ikan yang kurang baik, ibarat luka – luka atau busuk, sanggup mengakibatkan harga jual ikan menjadi murah. Untuk itu, perlakuan terhadap pengangkutan perlu di perhatikan.
Cara yang paling tepat untuk mempertahankan kesejukan ikan patin, khususnya sebelum dikonsumsi, yakni dengan membekukannya.
Jumlah es yang dibutuhkan sangat tergantung pada suhu udara luar, jumlah ikan yang akan di angkut, lamanya pengangkutan, dan jenis wadah yang digunakan.
Semakin tinggi suhu udara luar, semakin banyak ikan yang di angkut, dan semakin jauh jarak yang ditempuh, jumlah es yang di butuhkan pun semakin banyak.
Begitu juga sebaliknya. Pelaksanaan penggunaan es di bagi menjadi dua tahap, yaitu es untuk menurunkan suhu ikan mendekati 0 derajat c dan es untuk mempertahankan suhu ikan sesuai dengan suhu yang dikehendaki selama pengangkutan.
Nah, itulah beberapa cara budidaya ikan patin di kolam terpal dengan pakan organik alami cepat besar dengan analisa modal yang ekonomis cepat panen. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba.
Post a Comment for "Begini Cara Budidaya Ikan Patin Secara Intensif Di Bak Beton, Bak Terpal, Dan Bak Tanah"